dine-in | 10

417 50 16
                                    

awww~ maksih banyak gais-!

emg gw suka rada stress gitu lah hehehe,

hehehe,lov yu ges!


.

.

.

.

"jadi?"

ujar Armin memecahkan kesunyian makan malam yang ia masak- tentu saja bukan ramen yang Levi makan melainkan sedikit Lebih berat yaitu Kentang tumbuk dengan daging sapi asap disampingnya,agak tidak adil ya untung saja mikasa yang menjaganya.

"kita akan pindah. ke oldhouse " ujar mikasa disamping armin yang mengunyah salad- mereka berdua memang bisa memasak namun mikasa lebih memilih menguasai masakan asia dibanding eropa seperti armin (itu kenapa Levi makan ricebowl terus),Levi menatap makanan keduanya itu.

sangat-sangat menggoda selera.

"apa kalian berdua...seperti unggul dibanyak bidang?" ujar Levi pelan masih lemas setelah hampir seharian ia tidak makan- "tentu,kita juga berkerja keras untuk itu" ujar mikasa serius dengan croptop yang dilapisi oleh cardigan itu menunjukan betapa bagusnya bodinya.

"kau sempat sekali membuat ini,terima kasih" ujar mikasa menepuk pundak armin yang ia anggap seperti adik sendiri semenjak mereka sama-sama hidup bersama- begitu juga armin yang sangat menyayangi mikasa sebagai kakaknya sendiri yang sudah berjuang demi mereka berdua.

Levi menyaksikan mereka berdua nampak cukup serasi dan seperti pasangan namun ekspressi mereka menggambarkan bahwa masih ada formalitas diantara keduanya,hanya roommate.

Levi tidak berminat untuk membuka kedua bibir yang masih mengunyah daging asap itu- perpaduan yang sempurna dengan kentang tumbuk itu,apa mereka pernah mengikuti suatu kompetisi memasak?

mikasa menatap Levi datar- masih merasakan pusing setelah perjuangannya dari sungai sampai ke forestbump yang ia 'miliki' secara diam-diam,armin masih mencuci piring sementara mereka berdua masih makan.

"apa kau baik-baik saja?" ujar mikasa memastikan ia tidak memiliki kecacatan apapun disana- menatap lengannya yang mulai ia gerakan,"apa kau masih kesakitan?" ujar mikasa lagi menunggu jawaban.

"aku. baik-baik saja" ujar Levi tak berminat menatap mikasa karena rasa yang bercampur aduk kesal,kecewa,dan kasihan bagaimana ia melihat mikasa yang bertabur jahitan dibeberapa tempat dan semua perban yang menyelimuti.

ia tidak pernah melihat seseorang seperti itu,terlebih lagi dia perempuan.

"selamat datang nona mika! apa kau baik-baik saja?" seru furro dengan mullo yang berada disampingnya khawatir melihat mikasa yang memiliki banyak tempelan plester ditubuhnya itu- "ya aku baik-baik saja furro,kau bisa bermain bersama mullo" ujar mikasa tersenyum pada hologram itu.

"umh- ok,baiklah- selamat beristirahat nona mika" ujar furro diikuti anggukan mullo yang tersenyum penuh makna- mirip seperti mikasa,hologram itu berhenti menyisakan hening dianatara mereka.

-

"aku harap kau tidak kesal atau apapun" ujar gadis yang mengancingi semua kancing cardigannya juga memegang syal bersih warna gelap- malam itu memang cukup dingin terlebih lagi hujan semakin lebat juga petir,menurunkan suhu disana.

tidak ada jawaban- Levi sedikit kesal bagaimana ia ditinggalkan kelaparan mengingat semua masa lalunya itu,"ya- bisa kau matikan lampunya?" ujar Levi menaiki ranjang queensize itu diikuti anggukan mikasa yang mematikan saklar lampu disamping pintu kamar mandi.

Wedding Contrac [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang