monotone |3

690 66 5
                                    

judulnya salah? hoh,sengaja beb

vote en komen bunda,biar rame :D

gatau mau ngasi racun playlist apa

.

.

.

langit malam kali ini tidak ditaburi kemilau bintang yang terbakar- menghabiskan sisa-sisa energi mereka diluar sana yang menghasilkan kemilau di langit-langit bumi, menghiasi malam hampa dari seorang pria yang tengah duduk dikursi meja kerjanya yang tidak jauh dari tempat tidurnya sementara TV berbunyi tanpa perhatian sang pria yang beru saja menyeselaikan perkerjaannya sedari tadi. 

monoton- kehidupan sang pria yang mendekati umur 30-an itu setelah bertahun-tahun berkerja keras lewat banyak aspek kehidupan walau ia terlahir di keluarga kaya dimasa kini,namun menduduki posisi yang ia jalani sekarang tidaklah mudah. butuh keringat dan darah juga didalamnya membuat posisi itu sebuah 'misi' yang harus ia tuntaskan sebagai baktinya pada sang ibunda yang kian menua, gedung-gedung memancarkan cahaya dari jendelanya serta pemandangan dari bawah sana yang memukau.

memangnya siapa sih yang tidak ingin memiliki seorang levi ackerman? jutaan perempuan berusaha untuk merebut hatinya namun jarang-bahkan tidak ada yang bisa menembus bentengnya,terlalu kaku,dingin dan gelap. kehidupan pria-pria kaya sepertinya biasanya berlatarkan wanita,alkohol juga bisnis haram seperti narkoba, hal-hal yang membuat levi muak.

levi punya segalanya- bahkan jika kau bertanya apa dia punya taman bermain-pun dia dengan mudah bisa memilikinya,terkadang kebahagian bisa dibeli dengan uang namun ada beberapa yang tidak- cinta yang tulus. perasaan yang tidak pernah levi temukan- hanya saja karir itu lebih penting bukan? bahkan kenny sendiri bilang begitu. sangat naive.

TV itu terus memancarkan suara juga sinarnya- tanpa nafsu, levi hanya sekedar menyalakannya walau ia sendiri tau untuk tidak boros energi hanya saja mengisi kehampaan dikamar tidur ini.

tidak ada yang indah,namun malam ini sepertinya akan menunjukan keajaibannya.

bulan terang benderang- dewi tengah memunculkannya.

.

.

.

mikasa masih belum beranjak dari tempatnya.

rembulan bersinar terang benderang setelah awan kelabu menutupinya sedari tadi,misi hari ini selesai- rasanya seperti kilas balik ke masa newton menemukan apel yang terjatuh kala itu. buku tua yang sudah di coba ditutup setelah bertahun-tahun lamanya belum menyudahi error kelamnya, kenangan buruk yang tertulis tentang sang pria bermata emerlard itu kembali di bayang-bayang ia juga sang partner sendiri.

"aku membencimu! pergi saja kau!"

kalimat yang tak berhenti tengiang-ngiang ketika mengingat semua di masa lalu waktu itu, angin malam menerbangkan rambut mikasa yang masih berdiri diam di rooftop sementara bulan bersinar sangat terang- memantulkan cahaya mataharinya disamping mikasa. tanpa ingin kembali mengingat semua masa lalu itu- mini jet yang dimodifikasi sedemikian rupa itu menembakan energinya ke rooftop apartment yang ia tinggali (beda gedung dengan armin), dan menyudahi hari itu.

-

"hei mika~~~ wassup gurllll?!!" seru sasha mendobrak masuk diikuti para manusia bergender perempuan ke apartment mikasa yang tengah memasang ekspresi datar terhadap kehadiran manusia-manusia yang suka numpang hidup,makan,mandi,nonton film,dan lain-lain di tempatnya- marah? tidak juga jika mereka absent rasanya sepi dan hambar seperti kehidupan asmaranya.

terdapat annie,sasha,historia,mina di sofa tengah memilah-milah film di akun netflix milik mikasa yang sering digunakan oleh mereka ketika berkunjung ke apartment mikasa- sementara mikasa yang mendapati beberapa persediaan ringannya seperti teh juga kopi serta bahan-bahan lainnya menipis dan ia memutuskan untuk membelinya di toko terdekat.

"mikasa,mau kemana?" ujar historia yang menyadari sang pemilik apartment tampak bersiap-siap keluar dengan syal merahnya juga coat nya,"aku akan ke toko sebentar,santai saja" ujar mikasa tersenyum tipis meninggalkan flatnya yang tengah diisi manusia-manusia yang disebut teman yang membajak akun netflix miliknya.

~

berjalan sendirian diantara keramaian malam hari bukanlah tantangan yang besar buat gadis pembunuh bayaran itu- angin malam masih berhembus membuat hawanya semakin terasa dingin sementara gadis itu mencapai toko terdekat sembari menikmati bau-bau pepohonan dan temaram lampu jalan menyinari selain lampu mobil juga motor yang berlalu lalang, udara dingin cukup menusuk membuat gadis itu meringkuk dibalik coatnya serta syalnya.

beruntungnya pasar swalayan yang sepertinya baru buka didaerah disana sebagai tujuan kedua mendapati toko bahan bakunya kini tutup lebih cepat dari biasanya membuat mikasa harus banting setir menuju pasar swalayan yang kini sudah ia injak- beruntungnya suhu sedikit menurun didalam sana sementara mikasa fokus mengambil keranjang dan.. 

"Bruk!" 

bunyi yang dihasilkan dari 2 manusia yang berlawanan arah saling menabrak karena kehilangan fokus- menyisakan mikasa yang terciprat kopi panas milik seorang pria berwajah dingin yang tenggelam dalam pikirannya juga, "ah maaf-" ujar pria itu dengan naa tak bersalah dengan jawaban geraman mikasa menahan emosinya yang melonjak, "urgh- lupakan" ujar mikasa kesal dan meninggalkan sang pria tanpa ba bi bu.

si pria hanya bisa terdiam sesaat dan kembali dalam urusannya,hanya saja dia menyeringai.

"cheese in trap..?" gumannya sembari berjalan menuju mobilnya.

-TBC

review: 
chapter nya gaje banget ga sih?

ya,gitulah- gw punya beberapa project buat di terbitin,jadi harus... 'balance'

stay disini aja,jangan kemana-mana

vote and komen :3

Wedding Contrac [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang