mission |2

936 77 2
                                    

im comebeck ehe, ada soundtrack nya gan

ehe buat racun playlist kalian boleh bund :3

.

Mikasa POV

gedung-gedung dari atas sini memang indah apalagi ketika aku berayun di langit malam ketika aku senggang atau tengah dalam perjalanan melarikan diri seperti sekarang.

flashback/

at le noir restaurant, 20.23 pm

nampak beberapa ruangan mewah yang sepertinya cukup luas yang di-isi oleh para petinggi perusahaan (mungkin) yang sedang berbincang atau orang-orang kaya lain yang mungkin sedang mengadakan acara kecil-kecilan seperti perkumpulan mereka dan acara kecil lain versi orang kaya,entahlah- sejak kapan mika sepeduli itu dengan urusan orang lain terlebih lagi bisa jadi salah satu mangsanya bisa jadi disana.

pekerjaan membunuh itu tidak mudah butuh strategi dan rencana cadangan atau biaya yang cukup banyak juga kehandalan dalam membunuh. namun dikasus mikasa... sebut saja ia punya kru untuk menangani sedikit masalah atau kekacauan yang mungkin muncul tiba-tiba atau prediksi sedikit meleset sayangnya jarang terjadi, perubahan drastis mantan sidekick yang di khianati- Mikasa Ackerman.

terkadang kucing- meninggalkan jejak, maka jadilah rubah

hal itu terngiang-ngiang dikepala pembunuh bayaran yang berwatak dingin yang tengah duduk dihadapan seorang calon petinggi dari suatu organisasi yang kini dijaga bodyguardnya juga beberapa jalang disampingnya tampak menjijikan untuk memasang wajah dalam diskusi mereka ini,"tolong keluarkan para jalang itu dari sini" ujar mikasa dingin kepada sang klien yang pernah menyewanya beberapa kali.

sang pria tua itu nampak terkekeh menatap mikasa dan mengisyaratkan kepada para jalan itu untuk keluar-- mereka mulai berjalan keluar kecuali salah satu dari mereka hingga mikasa mengacungkan pistol kearah jalang itu dan pada akhirnya ia bergidik dan keluar dari ruangan tersembunyi itu, menyisakan para bodyguardnya yang berdiri di pojokan.

"senang bertemu lagi nona mika,apa kau kini lebih sibuk?" ujar mr. Mclein berbasa-basi pada pembunuh bayaran 'langganan'nya, "belum berubah kau ternyata nona, dan ngomong-ngomong apa kau membaca koran akhir-akhir ini?" ujarnya lagi meminum wine nya dan tersenyum. "tidak juga."ujar mikasa menatapnya dan nada bicaranya berubah total dengan pandangan psikopatnya, "singkirkan elle megan, sekertaris dari perusahaan Jaeger" ujar pria tua itu.

mikasa mengangguk tenang dan menatap pria itu dingin sembari mengisyaratkan bayaran-- "5 juta dollar A.S, aku sedang berbaik hati memberikanmu bonus" ujar pria itu lagi, tersenyum ramah. "tch,sejak kapan itu dibilang bonus." gumam mikasa bangkit dari duduk dari sofa itu, mikasa refleks menendang wajah seorang bodyguard yang hampir menyentuhnya dengan pukulan dari tangan besarnya.

diikuti oleh serangan lain secara mendadak dari bodyguard lain yang secara membabi buta menyerangnya secara tiba-tiba,pertarungan gesit melawan bodyguard bersetelan jas yang berwajah angkuh itu berjalan cukup lama setelah mikasa melumpuhkan mereka yang meringis dilantai juga berdarah dibeberapa bagian "pemanasan itu bagus untuk meningkatkan mood" ujar mr. Mclein menyesap kopinya yang sempat ada dimeja.

mikasa terkekeh "huh,yah begitulah- kerja bagus kecuali kau--" ujar mikasa menatap salah satu bodyguard yang terkapar dengan di sudut ruangan "kau payah- berlatihlah lebih keras" ujar mikasa meninggalkan mereka juga ruangan itu, "tch, wanita sombong" guman bodyguard bernama jean itu dan mengingat wajah memesona itu dibalik topeng yang ia kenakan-- seketika ia ngeblush.

.

.

"Elle megan, sepertinya merupakan orang yang cukup penting" ujar seorang pria bersweater pada seorang gadis berkemeja hitam yang tampak memilah persenjataan nya yang berada di lemari-lemari tersembunyi dan mengeluarkan nya beberapa untuk dibawa, "sepertinya- memang siapa sih yang mau membunuh gadis bodoh tanpa keterangan apapun juga menyewa pembunuh mahal" ujar mikasa datar, seperti biasa.

Armin terkekeh dan mengalihkan pandangan  sejenak untuk memperhatikan rekan kerjanya yang tampak bersiap-siap,"sepertinya sekarang para orang kaya lebih memperhatikan bumi-- membunuh hampir setengah lusin dari populasi disini untuk kepentingan pribadi" ujar armin melanjutkan persiapan nya.

Mikasa hanya mengangguk dalam diam- memperhatikan pemandangan malam hari dari atas gedung apartemen yang ia berikan pada orang kesayangannya saat ini dan sepertinya mikasa tidak ingin armin pergi dari hidupnya untuk kesekian kali pada orang-orang yang ia sayangi dulu,sudah cukup mikasa kehilangan- setidaknya.

Armin dan mikasa lebih mirip kakak beradik yang tak terpisahkan (untuk saat ini) apalagi ketika mereka menjalankan misi seperti ini- kombinasi unik seorang armin yang jenius dan cukup licik dengn mikasa pembunuh berdarah dingin. "Sebentar lagi ia datang- sekitar 30 menit lagi, semua sepertinya sudah dipersiapkan dengan baik-- termasuk mullo jadi sepertinya sudah cukup" ujar armin.

Mikasa mengangguk lagi dan tersenyum kecil pada armin juga mengambil beberapa barang yang tersisa dimeja, "jangan mati ya armin" ujar mikasa sebelum menjatuhkan diri dari atas gedung tinggi apartment nya dan terbang melintasi gedung tinggi juga hiruk pikuk kota malam hari.

[duh gw stress teori eremika, buyar fokus gw]
[ semoga hajime ga PHP plisss (diusahakan ya bang) udh cukup doi aja PHP, jangan ini dong :(( ]

-lanjut

mikasa pada akhirnya berdiri disalah satu rooftop yang berjarak sedikit jauh dari 'arena tembak' nya juga spot yang sepi juga secara tidak langsung orang-orang tidak sadari, "fokus- jangan berbalik ke masa itu" ujar mikasa menyemangati dirinya untuk menjaga fokus dalam pembunuhan kali ini karena melibatkan oknum masa lalu nya.

musik klassik yang diputar armin cukup kencang untuk terdengar mikasa dalam operatornya dan sedikit membantu mikasa melepaskan stress nya sementara armin tengah sibuk melakukan pengamatan terhadap mangsa mereka kali ini,"hitung mundur- 5... 4.... 3.... 2.... 1!" guman armin disertai desingan peluru yang menembus kaca gedung dan mengenai kepala bersanggul itu dan sentuhan terakhir yaitu darah yang mengucur deras.

mikasa sepertinya diam sedikit lama yang menyebabkan ia tidak sengaja berkontak mata dengan salah satu penghuni gedung yang tengah ribut itu,"sial- armin, rencana A2!" ujar mikasa langsung berlari menjauh dan mengaktifkan 'jet mini' nya ketika baku tembak menuju nya berutung mikasa dapat meloloskan diri dan menghilang dibalik awan-awan malam.

.

"sepertinya dia masih disana ya?" ujar armin lemas ketika menyadari kenapa mikasa terlihat sedikit lesu sekarang dengan rambutnya yang berterbangan ditiup angin malam yang dingin, mikasa diam seperti biasa namun auranya sepertinya tidak baik juga binar matanya yang memudar walau ia dalam mood yang biasa.

"sepertinya sudah cukup larut- tidak apa-apa,misinya berjalan cukup lancar untuk hari ini... sebaiknya kau kembali" ujar armin berusaha teguh karena ia sebenarnya bisa merasakan apa yang mikasa rasakan ketika melihat sosok itu,mikasa masih diam dengan dada bergetar diatas rooftop gedung random yang ada disana.

"selamat malam armin." ujar mikasa memutus kontak dengan armin tanpa harus mendengar suara armin lagi, menyesakkan.

.

.

"hei?"
"kenapa? apa kau menemukannya?"
"sepertinya."

sosok itu menyeringai dibalik wajah bersedihnya, dan ia kini berdiri tepat menghadap rebulan terang benderang yang menyilaukan mata.

-tbc

author note: yezz selesai dalam 2 hari (emg ya kek nya?)
ya ini rada telat si tp gapapalah, semangat!

btw jangan lupa vote and komen nya ges~!
biar authornya bisa R.I.P

(2.27pm)


Wedding Contrac [On Going]Where stories live. Discover now