Bagian 11 : Sebuah Paksaan

Start from the beginning
                                    

Setelah mengucapkan itu, Alvaro memegang pergelangan tangan Ara untuk memastikan bahwa gadis itu tak berusaha lari darinya. Kemudian Alvaro menggeser tombol hijau di layar ponselnya dan segera menempelkan ponsel di telinganya.

"Iya, hallo, kenapa, Ma?" tanya Alvaro saat panggilan telah tersambung.

"Alva, kamu nggak lupa kan kalo besok malam ada acara dengan rekan bisnis Papa?"

"Iya nggak lupa, Ma. Kenapa emangnya?"

"Mama besok mau datangin seseorang yang spesial. Dijamin kamu pasti suka!"

Alvaro terdiam sebentar, kemudian ia melirik Ara, tetapi gadis itu malah melihat ke arah lain. "Siapa, Ma? Cewek?" tanya Alvaro.

"Iya cewek dong."

"Tapi Alvaro udah punya cewek tuh, Ma!" kata Alvaro sembari melirik ke arah Ara.

Tanpa sadar, pipi Ara memerah mendengar perkataan Alvaro. Ara tau jika Alvaro sedang telfon dengan mamanya. Namun bukannya mereka pacaran hanya pura-pura? Mengapa Alvaro mengakuinya di sepan mamanya?

"Kamu udah punya pacar? Serius? Coba deh besok bawa ke acaranya ya. Mama mau kenalan sama pacar kamu!"

"Hah? Eh. Tapi Ma--"

"Gak pake tapi-tapian. Mama mau kenalan pokoknya. Dah, Alva!"

Panggilan pun dimatikan sepihak oleh mamanya. Alvaro sedikit kesal dengan mamanya. Padahal ia hanya tak ingin jika mamanya terus-terusan mencarikan seorang wanita untuknya. Alvaro bisa memilih sendiri, mengapa harus mamanya yang ikut campur. Namun ternyata keputusannya untuk berkata pada mamanya jika ia sudah punya pacar salah besar. Mamanya malah meminta untuk mengenalkan pacarnya itu. Padahal Alvaro tidak pernah berniat mengenalkan Ara pada keluarga besarnya.

"Ra," panggil Alvaro.

"Apa?!" balas Ara ngegas yang membuat Alvaro terlonjak kaget.

"Biasa aja dong!" protes Alvaro.

Ara menahan tawanya melihat eskpresi Alvaro yang sungguh lucu baginya. "Ada apa sih?" tanya Ara.

"Nanti pulang sekolah ikut gue!"

"Kemana?" tanya Ara lagi. "Eh tapi gue nanti ada esktrakurikuler musik, kak!"

"Gak usah masuk. Ini lebih penting."

"Ta--tapi kak--"

"Gue samperin ke kelas lo nanti."

*****

Bel pulang sekolah telah dibunyikan. Ara bergegas merapikan alat tulisnya yang masih berserakan diatas meja. Ara harus cepat membereskan dan segera bersembunyi agar tak tertangkap oleh Alvaro. Lebih baik ia latihan musik daripada harus berjumpa dengan Alvaro.

"Ra, lo kenapa sih? Buru-buru banget gitu!" ujar Feli sedikit heran.

"Iya gue harus cepet balik nih!" balas Ara tanpa menoleh ke arah Feli dan memasukkan buku-bukunya asal tanpa menatanya.

"Kenapa sih, Ra? Ada apa? Apa ada masalah sama keluarga lo?" tanya Mauren yang ikut menyahuti karena sempat mendengarkan percakapan Feli dengan Ara.

"Nggak ada kok, Ren. Nanti aja ya gue cerita!" ujar Ara, lalu ia segera mencangklong tasnya dan bangkit dari duduknya. Ara menatap ke arah Feli dan Mauren secara bergantian. "Guys, gue balik duluan ya!!!" Ara langsung berlari keluar kelas. Sementara Mauren dan Feli hanya menatap Ara dengan tatapan penuh tanya.

Namun, saat Ara baru saja akan keluar dari kelas, tiba-tiba ia terkejut. Kemudian langkah Ara mundur karena jidatnya yang didorong pelan oleh Alvaro. Sial. Ara kecolongan! Alvaro lebih dulu sampai di kelasnya sebelum ia melarikan diri.

Alvaro mendorong jidat Ara menggunakan jari telunjuknya hingga tubuh gadis itu menabrak ke tembok kelasnya, tentunya hal ini membuat Ara terkunci dan tak bisa kabur kemana-mana lagi. Ara sempat melirik ke arah teman-teman yang masih ada di kelasnya. Sungguh, Ara sangat malu sekali saat ini. Pastinya ini menjadi pusat perhatian teman-teman di kelasnya.

"Mau kemana, hmm?" tanya Alvaro.

"Ngg--engg--anu kak, a--aku..." Ara sangat gugup sekarang. Tatapan Alvaro begitu mengintimidasinya.

"Mau kabur?" tebak Alvaro tepat sasaran.

"Engg--enggak kok," jawab Ara gugup.

"Kalo nggak, kenapa tadi buru-buru gitu?"

Skakmat! Ara tak bisa berkata apa-apa lagi. Kali ini nasib Ara memang buruk. Ini benar-benar diluar dugaannya. Padahal bel baru saja dibunyikan, tetapi ternyata Alvaro sudah stand by di depan kelasnya.

Alvaro menggamit pergelangan tangan Ara dan menggenggamnya erat. "Ayo berangkat sekarang! Kalo nanti kemaleman gue bisa diomelin sama ibu lo!" ujar Alvaro.

Ara berusaha melepaskan genggaman tangan Alvaro. Namun ia gagal karena ternyata genggaman Alvaro begitu kuat ditambah lagi tenaganya yang begitu kuat.

Alvaro segera menarik Ara agar mengikuti langkahnya. Ara hanya bisa menghela napas kasar karena lagi-lagi ia kalah dalam melawan Alvaro.

Saat ini, Ara sudah berada di dalam mobil bersama Alvaro.

"Kak, ini mau kemana sih?!" tanya Ara yang mulai tak sabar. Sedari tadi Alvaro tidak mengeluarkan suaranya yang membuat Ara bingung sendiri.

"Nanti juga tau!" balas Alvaro.

Kemudian Ara pun tak berminat untuk mengeluarkan suaranya lagi.

Tak lama kemudian, Alvaro menghentikan mobilnya di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat. Sebelumnya, Ara memang tau tentang tempat ini. Namun Ara belum pernah masuk ke tempat ini. Saat itu, Feli dan Mauren pernah mengajak Ara untuk pergi kesana, namun Ara menolak. Ara beralasan pada teman-temannya jika adiknya memerlukan bantuannya sehingga ia tak bisa ikut gabung dengan teman-temannya.

Ara mengikuti Alvaro yang turun dari mobil. Dari awal Alvaro masuk ke area parkir mall ini, Ara sudah terkagum-kagum melihat tempat ini. Bangunan yang tinggi menjulang nan megah ini begitu menghipnotis matanya.

Alvaro berjalan terlebih dahulu setelah ia mengunci mobilnya. Namun, ia baru sadar jika Ara belum mengikuti langkahnya. Alvaro menoleh ke belakang dan menatap Ara yang masih bingung di tempat.

"Kenapa lo? Ayo masuk!" kata Alvaro.

"Ngapain kesini?" tanya Ara ketus.

Alvaro berdecak, "Tinggal ikut aja susah banget!" ujarnya.

"Kalo gue gak mau gimana?"

"Gue gendong sekarang."

Ara membelalakkan matanya, "Gila lo, kak!"

Alvaro mengangkat kedua bahunya, "Gue gak peduli! Ayo masuk sekarang!"

Ara mendengus kesal, akhirnya ia pun harus mengikuti Alvaro untuk masuk ke dalam mall tersebut.

*****

TERIMA KASIH YANG SUDAH MEMBACA CERITA INI❤❤

JANGAN LUPA VOTE KOMENNYA YA

SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA👋👋❤❤

(ALMOST) PERFECT [Completed]Where stories live. Discover now