2. Unik? ✔

17.8K 1.5K 312
                                    

Jangan lupa vote dan komen!
Happy Reading!

●●●

2. Unik?

Sepertinya, semesta tak ingin bersahabat kepada Alana untuk pagi ini. Karena, ia harus merasakan hukuman akibat keterlambatannya.

2 menit adalah waktu yang sebentar, tapi bisa membuat semua berubah bukan? Sekarang gadis itu harus membersihkan perpustakaan besar seorang diri. Meski sebenarnya ia sangat malas untuk membersihkan seluruh sudut perpustakaan ia tidak bisa membantah, akhirnya dengan berat hati Alana melakukannya.

Saat dirinya tengah menyusun satu persatu buku di dalam rak, ada seorang lelaki yang memasuki perpustakaan. Tubuh yang tinggi, dengan tatapan yang cukup tajam membuat siapa saja takut saat menatap manik matanya.

Tetapi berbeda dengan Alana, gadis itu malah menatap lelaki yang baru masuk ke dalam perpustakaan dengan tatapan penasaran.

"Buku kelas 12 sebelah mana?" tanya lelaki itu tiba tiba.

Dahi Alana berkerut. "Lo nanya ke gue?"

"Bukan, gue nanya ke rak buku yang ada di depan lo. Ya jelas gue nanya sama lo lah," balasnya dengan tajam.

"Galak bener, tuh sebelah sana!"

Tanpa berterima kasih lelaki itu berjalan pergi ke arah yang Alana tunjuk, mata Alana menatap kepergian lelaki tadi dengan tatapan musuh. Alana baru mengingat sesuatu tentang lelaki tadi, sahabatnya Nina yang pernah memberi taunya.

Lelaki yang selalu di incar oleh para kaum hawa di sekolahnya. Bagaimana tidak? Dengan paras tampan, sekaligus terkenal banyak orang sebagai kapten basket terdingin, bisa membuat siapa saja ketar ketir.

Sambil menyusun buku, Alana diam diam memperhatikan lelaki itu. Tampak tenang dengan buku yang ada di genggamannya.

"Cakep dari mananya? Kaku gitu mirip kanebo," gumam Alana.

Alana melihat lelaki itu bangkit dari duduknya, gadis itu kembali bersikap tegak sambil menyusun buku. Lelaki tadi berjalan ke arah Alana. Alana yang merasa risih menjauh sedikit demi sedikit, tapi lelaki itu terus berjalan ke arahnya.

"Lu ngapain sih?!"

"Kenapa? Gue cuma mau ngambil buku fisika, geer banget jadi cewek, " katanya.

Mata Alana berkedip beberapa kali karena gugup, setelah ia pergi baru Alana bisa mengatur napasnya. Alana meruntuki dirinya sendiri, seharusnya ia jangan begitu. Memalukan saja!

Setengah jam berlalu, akhirnya Alana selesai mengerjakan hukumannya. Ia mengambil ranselnya lalu hendak pergi dari sana.

Mata berwarna coklatnya menatap lelaki tadi yang masih berada di tempatnya, Alana mengangkat bahunya acuh lalu melenggang pergi.

Alana menyusuri koridor yang lumayan sepi, ia berjalan menuju kelasnya yang berada di lantai 3. Sampai di kelas, Alana langsung berpapasan dengan Nina sahabatnya. Terkenal dengan ratu cempreng dan centil karena berani mengejar kakak kelas yang terkenal pintar.

Pertama kenal gadis itu karena awal MOS. Dia adalah satu satunya murid yang berani menggoda guru.

"ALANA!!!" Lengkingan Nina hampir membuat gendang telinga Alana ingin pecah.

"Berisik!"

"Tumben telat."

"Iya, cuma dua menit gue disuruh bersihin perpus dong," ucap Alana seakan curhat.

Story Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang