Jalan keluar

255 18 1
                                    

Hai sobat Chikal. Selamat tahun baru ehh udah Februari Deng hahaha. Gapapa lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali kan?

Eh btw ini udah mau hari Valentine. Udah pada punya doi belum?? Kalo belum sama Author juga hahaha. Yauda lah mending kita seru-seruan bareng Chika sama Aldebara dan kawan2 yah.

HAPPY READING TEMAN🥰🥰🥰

"Aldebara!!! Fadil!!! Azam!!!" Teriak Bu Ipeh dari meja guru yang berada di depan dekat dengan papan tulis. Mereka bertiga yang sedang mengobrol sontak menoleh secara bersamaan.

"Kenapa atuh bu? Kita salah apa lagi" tanya Fadil dari tempat duduknya.

"Pakai nanya lagi. Ini kalian kenapa bisa dapet seratus hah? Ngaku kalian nyontek sama siapa?"

"La si Ibu. Kita remedial salah, Kita dapet seratus salah. Jadi yang bener gimana bukk???" ujar Azam ikut nimpal.

"Maju kalian bertiga ke sini. CEPAT!!!!" Teriak Bu Ipeh nyaring. Dengan menghembuskan napas panjang Al berdiri di ikuti Fadil dan Azam. Seisi kelas hanya menggeleng melihat tingkah laku mereka bertiga.

"Aldebara, lebih baik kamu ngaku. Siapa yang memberi kalian contekan? Atau jangan-jangan kalian open book?" Tanya Bu Ipeh penuh selidik menatap wajah datar Aldebara.

"Dulu waktu saya kecil, guru ngaji saya pernah bilang kalo Fitnah lebih kejam dari pembunuhan" jawab Aldebara santai dengan sebelah tangan di saku.

"APA KAMU BILANG AL???" Tanya Bu Ipeh berteriak. Ia selalu saja naik darah jika sedang berhadapan dengan ketiga murid ini.

"Ibu mulai budek ya? Al bilang kalo Fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Dan ibu udah Fitnah Al. Kan Al emang ngerjain sendiri. Yang nyontek itu saya sama Azam Bu" ujar Fadil seenaknya hingga membuat Azam melotot ke arahnya.

"Kenapa lo bawa-bawa nama gue bego" bisik Azam kepada Fadil.

"Ya kan emang gitu Zam. Daripada Al yang di fitnah kan kasihan" sahut Fadil. Azam hanya memutar bola matanya malas. Ya Fadil memang benar tapi setidaknya jangan membawa namanya juga untuk mengaku.

"BENAR ITU ALDEBARA? KAMU NGERJAIN INI SENDIRI?"

Al mengusap telinganya. Ia sangat jengah mendengar Bu Ipeh yang teriak-teriak dari tadi "Bu jangan teriak-teriak juga. Budek nih lama-lama" ujar Al.

"DIAM KAMU!! Sekarang kalo bener Kamu mengerjakan soal ini sendiri tanpa adanya kecurangan coba kamu kerjakan soal yang ini" suruh Bu Ipeh. Ia menyodorkan selembar kertas yang berisi lima soal matematika yang berbeda.

Dengan santai Al menyambutnya "Oke" jawabnya lalu kebelakang untuk mengambil bangku dan menaruhnya di hadapan meja guru. Ia duduk di depan Bu Ipeh dan mulai mengerjakan soal matematika di hadapannya dengan santai.

"DAN KALIAN BERDUA SAYA HUKUM. SEKARANG BERSIHIN TOILET DI UJUNG KORIDOR"

"Tapi buk...."

"CEPAT ATAU MAU SAYA TAMBAH?"

Azam dan Fadil menghembuskan napas pasrah "Iya buk" jawab mereka secara bersamaan.

****

"Chik lo gak papa kan? Semalem gue denger dari Azam lo di sekap sama Haikal?"

Chika mengangguk "Lo liat sekarang. Gue baik-baik aja kan?"

"Iya sih. Tapi Haikal gak ngapa-ngapain lo kan?"

"Enggak tuh. Dia cuma ngiket tangan gue. Pas gue haus dia kasih minum. Terus dia juga kasih gue makan. Ya tapi namanya juga cewek kalo takut kan pasti nangis. Tapi Haikal bener-bener gak nyentuh gue, aneh juga sih"

CHIKAL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang