Skit 3 - LiAr

573 69 2
                                    

"Jujur? Soal apa?"

"Soal malam itu, waktu kamu ngumpul sama Dio, sama Hanan juga Doni. Malam itu," Bobby berdehem sebentar, "aku rasa kamu juga akan kecewa banget sama aku setelah tau semuanya."

June memperhatikan wajah Bobby dengan seksama dan menunggu kelanjutan dari kalimat laki-laki itu dengan tidak sabaran. Ia tidak akan marah, tentu. Apalagi setelah tadi malam, perbuataannya yang tidak pantas terhadap laki-laki itu. Diluar pernyataan Bobby tentang perasaannya yang tidak terduga terhadap dirinya, bukan berarti ia dapat membenarkan perbuatannya yang tidak senonoh.

Jangan sampai mas Bobby tau...

Kring!

Ah, ada saja yang mengganggu mereka, padahal masih sepagi ini.

Bobby melirik ponselnya.

Sheila...

"Angkat dulu, dari tadi dia pengen ngomong sama Mas itu."

Mau tak mau Bobby meraih ponselnya, menyapa sekedarnya, lalu menyetujui permintaan gadis itu untuk bertemu.

Baiklah, mungkin bukan hari ini.

"Aku harus ketemu Sheila. Kalau udah selesai dan belum terlalu malam, kita lanjutin ini lagi, ya?" Bobby lalu beranjak dari situ, setelah menyempatkan dirinya untuk mengusak sayang kepala June. Meninggalkan June dengan perasaan yang penuh rasa penasaran, juga masih tidak bisa melupakan apa yang telah terjadi di antara mereka.

Ia menggelengkan kepalanya kuat-kuat. 

Bukan saatnya memikirkan hal itu, terlebih karena laki-laki itu sudah memiliki pasangan, dan juga ini akan malah membuatnya bersikap canggung dan tidak biasa.

💀

💀

💀

Bobby kembali menginjakkan kakinya di sebuah unit apartemen milik Sheila, yang mulai terasa familiar untuknya. Namun ada juga yang tiba-tiba terasa asing. Bukan Sheila, tapi suasana yang dihadirkan dari ruangan itu.

"Temen-temenmu baru dari sini?" tanyanya tiba-tiba.

Sheila yang sedang menyuguhkannya minuman ringan kemasan membulatkan matanya, "ha? ah, oh, enggak," Sheila menjawab dengan tergagap.

Mata Bobby memicing curiga, "Sheila?"

"Ya, Bob?"

"Is there something you hide from me?"

"What do you mean?"

"There's someone else, right?" tanya Bobby to the point.

Sheila terdiam. Suasana disekitar mereka menjadi lebih pengap dari pada sebelumnya.

"Rokok."

Kepala Sheila terangkat, matanya memandang wajah Bobby tidak mengerti, "bau rokok, dan tentu saja bukan rokokku. Makanya tadi kutanya, teman-temanmu baru dari sini?"

Oke, gelagat Sheila sama sekali tidak beres kali ini. Sekarang ia malah melihat Sheila sedang menangkupkan kedua belah tangannya yang saling meremat. Bobby menarik napasnya berat. 

Sejujurnya, Bobby sudah memiliki firasat dari awal, dimana gadis ini meminta ditemani kemana pun, tapi anehnya tidak memintanya untuk mampir, seperti saat hubungan mereka di awa-awal. Tidak lagi agresif, seperti menahan diri, namun berusaha untuk menjadi pasangan yang baik, walau selalu tidak bisa menahannya dirinya untuk komplen kepada Bobby.

Sheila mulai komplen ini-itu. Apapun yang Bobby perbuat selalu salah. Tidak hanya sampai disitu, bahkan ia berusaha mengubah cara berpakaian Bobby yang menurutnya terkadang tidak sesuai dengan seleranya, atau ocassion yang mereka hadiri.

Lucky Man - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]Where stories live. Discover now