Skit 3 - GOrGeOus

677 68 17
                                    

Sebaiknya tidak perlu dijabarkan lagi kalau sudah masuk weekend seperti ini, karena kebiasaan 3 orang laki-laki itu tentu saja belum berubah. Masih dengan acara minum-minum setiap minggu. Membuka berbotol-botol minuman, cemilan, dan masih dengan usaha mereka menggoda wanita, atau siapa saja yang terlihat sendirian.

Namun ada yang aneh malam ini. Tentang Bobby. Laki-laki itu sedang sangat gusar, terlihat dari raut wajahnya yang berlipat-lipat. Ada banyak yang membuatnya kembali gundah.

Ya, banyak.

Pertama, June.

Kedua, errr— June lagi.

Ketiga—

Bobby menjambak-jambak kecil rambutnya sendiri. Ya Tuhan, ada wanita lain yang jelas harus lebih ia pikirkan keberadaannya.

Bobby seakan tidak diberi kesempatan untuk berpaling lama-lama. Namun kembali lagi, apakah sebenarnya ini memang kemauannya dari relung hatinya yang paling dalam, atau bagaimana sebenarnya?

"Kayak daleman gue yang kejemur ampe kering banget tau enggak lo, don?"

"Sejak kapan, setan, gue ngurusin celana dalem lo??" Doni bersungut-sungut mendengar kalimat Hanan barusan, usahanya mendapatkan wanita malam ini bisa buyar kalau salah satu dari mendengar lalu menelan bulat-bulat omongan sahabatnya itu.

"Atau, kayak kanebo motor gue, kalau enggak direndem air jadi gimana, dah, bob?? Nah muka lo tuh, enggak jauh dari begitu bentukannya."

"Sumpah, han, bisa enggak diem bentar aja? Minum yang banyak sana, gue yang bayar. Atau tuh liat tuh, cewek banyak banget, deketin, gih!"

Hanan mendecih, "gue mending sama adek aja, gemesin, kayak bayi, wangi banget lagi."

"Hajar, bob!" Doni memanas-manasi.

"Anak setan! Tau-tauan Adek wangi dari mana lo???"

Tapi sebenarnya bukan itu yang membuatnya gusar beberapa hari ini, tapi karena June yang suka sekali menghilang.

Sejujurnya ia ingin bertanya kepada Sheila saja rasanya, namun rasanya tidak enak. Karena bagaimanapun ia sedang berada dalam hubungan bersama gadis itu, sebisa mungkin jangan membuatnya curiga.

Lagipula June hanya sedang sibuk berduaan dengan Dio. Jadi seharusnya ia tidak perlu terlalu khawatir.

Yang harus ia pikirkan sebenarnya adalah perasaannya sendiri. Jangan sampai pengorbanannya menahan semuanya selama ini terhadap June kembali tidak menghasilkan apapun.

"Jangan gangguin adek lagi, han," katanya kemudian, ia sedang tidak dalam mood-nya membalas ledekan Hanan malam ini.

"Cemburu ciyeeee."

Halah.

"Bukan, tapi adek lagi pedekate sama Dio, jangan diganggu, lah."

Yakin, Bob, bukan karena cemburu?

Hanan dan Doni saling melempar pandangan tidak mengerti, "Dio?" tanya mereka berbarengan.

Bobby menjawab, "iya. Lo berdua tau Dio, kan? Yang pernah ikut kumpul dirumah adek."

"Lho, tapi kan—"

Doni membekap mulut Hanan yang ingin mulai berkoar lagi, sedangkan Bobby mengeluarkan raut wajah curiga, "kenapa?"

"Enggak, bob," Doni berusaha berpikir keras hendak menjawab apa, matanya kemudian disadarkan oleh 2 orang yang hadir disana, "panjang umur," katanya membuat Bobby mengikuti arah tunjuk dagu milik Doni.

Dio?

Dan, June?

Dua orang yang barusan menjadi topik pembicaraan mereka.

Lucky Man - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]Where stories live. Discover now