Kabar Buruk

10 4 1
                                    

Tiga tahun menjadi waktu yang begitu menyiksa untuk Nuha. Sudah tiga tahun setelah kejadian penolakan Ghalib, kini Nuha menjalani hari-harinya dengan berusaha menepis Ghalib dalam pikirannya. Bila sedang sendiri, Nuha akan teringat kepada Ghalib. Maka tiga tahun ini dia habiskan untuk mengajar, les privat dan juga mengikuti kajian-kajian mingguan. Karena segala kesibukannya mampu mengalihkan pikirannya dari bayangan masa lalu yang menyesakkannya.

Pesan terakhir yang bercentang biru tidak pernah dibalas, hanya dibaca saja dan ini sudah membuat Nuha mundur untuk berhenti menghubunginya agar tidak semakin memupuk kebencian Ghalib pada dirinya. Bukan hanya itu, dirinya sudah mengetahui hukum wanita dan pria berkomunikasi yang jelas-jelas bukan mahram dan tanpa urgensi yang jelas maka itu jatuhnya khalwat, maka diharamkan.

Tiga tahun ini Nuha benar-benar berubah, tidak ada lagi gadis manja yang selalu merengek dalam diri Nuha. Bukan hanya sikap yang berubah, penampilan pun berubah. Kajian rutin mingguan dengan Mae membawanya pada perubahan yang drastis.

Nuha menjalani aktivitas sehari-harinya dengan mengajar. Dengan mengajar hatinya tidak melulu memikirkan pujaan hati yang sudah jauh di pandangan mata. Benar yang dikatakan Mae, sahabatnya, mengajar ternyata membuat dirinya ceria dan selalu tertawa dengan tingkah murid-muridnya. Banyak pelajaran yang Nuha ambil selama menjadi guru terutama belajar menyelami hidup untuk menjadi orang yang lebih kuat. Hijab syar'i yang senantiasa digunakan menjadi penyejuk hati dan jiwanya bahkan menjaga dirinya dari rasa malu.

Setelah mengetahui bahwa Ghalib menyukai Arini, maka pada saat itu Nuha mulai berpikir untuk merubah dirinya seperti Arini. Rabut yang selalu digerai itu kini ditutupi oleh kerudung panjang. Ya, Nuha kini berhijab syar'i. Gamis dan kerudung panjang menjadi penampilan terbaru dari seorang Nuha. Jadi bukan karena sekolah yang mewajibkan berhijab tapi memang ada misi menggaet pujaan hati.

Di tahun pertama berhijab semua dilakukan agar Ghalib tertarik dengan dirinya. Dasarnya manusia senantiasa serakah akan hawa nafsu, banyak berharap kepada manusia hingga lupa bahwa ada Tuhan tempat berharap yang paling tinggi. Nuha kecewa setelah berhijab tetapi Ghalib malah tidak melirik dirinya sama sekali, inilah buah dari berharap kepada manusia. Hingga tahun selanjutnya, Nuha melakukan semua atas kesadaran dirinya sebagai seorang hamba, yaitu taat.

Nuha bertemu dengan Ghalib setiap hari raya Idul Fitri di masjid kompleks. Jadi hanya tiga kali Nuha bertemu dengan Ghalib selama tiga tahun setelah peristiwa penolakan. Hubungan pertemanan keduanya benar-benar terputus, tidak ada komunikasi sama sekali bahkan tegur sapa pun tidak.

Ghalib memutuskan untuk tinggal di Jakarta karena bisnis yang tekuninya. Ghalib sudah lulus dari S2 nya beberapa bulan yang lalu, itulah yang Nuha dengar. Ghalib bersama teman-temannya membangun sebuah aplikasi membaca. Aplikasi tersebut disediakan untuk mempermudah masyarakat yang memiliki hobi membaca dan menulis ketika tidak mampu membeli novel cetak. Baik tidak mampu dalam segi keuangan ataupun dalam segi waktu.

Seperti biasa sepulang dari mengajar, Nuha akan menemui ibunya untuk membantu pekerjaan rumah sebagai bentuk dirinya belajar untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

"Teh...," panggil Fatimah pada anak gadisnya yang sedang memotong sayuran yang akan dimasak sore ini.

"Iya kenapa, Ma?" jawab Nuha mengalihkan perhatiannya dari pisau yang dipegangnya dalam memotong sayuran.

"Mama boleh tahu tidak alasan Teteh menolak setiap pria yang datang melamar?"

"Teteh belum siap, Ma."

Tiga tahun ini ada beberapa pria yang dengan terang-terangan datang kepada kedua orang tua Nuha dengan tujaun melamar. Kesemua pria itu ditolak oleh Nuha dengan alasan selalu mengatakan belum siap.

Penantian CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang