26- Cerewet!

Mulai dari awal
                                    

Kenapa jadi terbalik?!

"Perlu kamu tahu, kalau mereka udah enggak ganggu aku kok." Giliran gadis itu melangkah selangkah sembari memberikan benda sebesar kepala itu.

Ia tersenyum kecil. "Maaf udah rebutin. Kamu boleh pulang kok, aku juga mau pulang ke rumah."

Setelah cowok itu menerima, ia hanya mendengus napas melihat Scarlett mulai melewati dirinya untuk pergi. Jujur saja, dia bingung kenapa gadis itu bisa berada disini.

Apa ada hubungannya dengan masalah ini?

Dia berharap jawabannya tidak.

"Oh, iya. Satu lagi!" Scarlett berhenti mendadak dan menoleh. "Kita bicara begini pas di luar sekolah aja, jadi kalau ketemu di sekolah kayak orang gak kenal aja, ya?"

"Kenapa? Karena kita, kan, bukan teman," ucap Scarlett.

"Dan satu lagi alasannya ya yang tadi itu--"

"Cerewet. Udah sana pulang," usir Atlaric kini langsung memakai helm nya yang membuat hanya kedua mata saja kelihatan di malam hari ini.

"Aku salah ngomong, ya?" Scarlett bertanya.

"Lo memang bukan teman gue. Jadi dimana letak salahnya?" Seraya terdengar mesin motor menyala di telinga mereka saat itu.

Scarlett membulatkan mulut setengah lalu mengangguk paham. "Oke! Deal?"

"Janji dulu!" histerisnya lagi.

Lelaki itu berdecak diam-diam. "Gak usah berlebihan. Buat apa kalau gue ngingkarin ujung-ujungnya?"

Motor besar itu mulai melewati remaja tersebut, dan Scarlett hanya menatap jengkel dari jauh. "Nyebelin tapi..."

"Kenapa harus ada tapi?" gumam Scarlett. Baru tersadar.

°°°

"Kamu kenapa belum mau tidur?"

Orang yang ditanya hanya tersenyum tipis. "Habis belajar, Pap."

Helaan napas terdengar di sebrang sana. "Kamu belajar sampai jam satu subuh setiap hari? Gak capek?"

"Di kamus Scarlett yang dulu pasti gak ada yang capek kan, Pap? Hahaha."

Ia mendorong punggung ke kursi belajarnya dengan lesu. Dia mengucek kedua matanya, tak sangka bahwa sudah mau pagi saja. "Gak setiap hari, kok, Pap. Kebetulan aja hari ini agak telat belajarnya."

Habis pulang dari kejadian tadi soalnya.

"Papah gimana di sana? Baik-baik aja, kan?" tanya gadis itu perduli.

"Scarlett..."

"Ternyata begini rasanya ditanya kabar sama kamu," sambung pria itu terdengar lelah.

Scarlett hanya tersenyum miris. Sejauh itu kah hubungan dia antar kedua orang tuanya? Dia jadi dilema bila ingin menjawab.

"Papah..."

Genan yang dikabarkan untuk bekerja di luar kota, mau tak mau mereka harus berpisah sementara terlebih dahulu. Scarlett harus bersyukur memiliki ayah seperti beliau, tidak ada alasan untuk mencintai orang tua sendiri kan?

"Kamu itu selalu cuek ke Papah, Scar. Punya anak berasa gak punya," tambah pria itu.

"Papah gak bilang kalau papah bersyukur kamu amnesia sekarang. Lebih baik gak di anggap ayah sama kamu daripada lupa sama ayah sendiri."

SCARLETT(A) [❗ON GOING❗]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang