Krekk!! Pintu terbuka, Jiyeon membukakan pintu rumahnya dan mempersilahkan masuk mereka berempat. Jiyeon masuk diikuti dengan mereka berempat. Ada Kangmin yang sedang mempersiapkan makanan.
"Oh, ibu! Kau kembali!" Kangmin memeluk ibunya.
"Dan aku membawa teman - temanmu," tambah Jiyeon Kim.
"Hyung, Nuna!" Kangmin memeluk mereka berempat. "Apa yang kalian inginkan saat kita berada di Assembled?" tanyanya.
"E-e.. Pertama, aku minta maaf dan yang kedua, Aeter Num Juyeon adalah Pedang Schaeya milik leluhur kalian."
"Jadi, kalian ingin menghancurkan pedang milik leluhur kami?" tanya Jiyeon.
"Maaf," jawab Dongju.
"Pedang itu sangat dilindungi dengan aman sampai sekarang. Tapi, dia membuatnya menjadi gelap." Tubuh Jiyeon tiba - tiba lemas.
"Ibu, demi keselamatan kita bersama, mau tak mau kita harus menghancurkannya," ucap Kangmin. Jiyeon terdiam, ia berpikir.
"Baiklah, aku akan mengizinkan kalian untuk menghancurkannya, aku akan mengambil pedang itu besok dan kalian bisa tidur disini." Jiyeon berjalan masuk ke kamarnya dengan tubuh yang lemas.
"Semoga kalian berhasil menghancurkannya, kami tidak keberatan atas itu."
"Terima kasih, Kangmin," ucap Dongju.
-----
Dok! Dok! Suara ketukan pintu yang diketuk sangat keras, Dongju yang berada di ruang depan terbangun. Dok! Dok! Suara itu terdengar lagi, Dongju kemudian mengintip ke jendela, ia terkejut, The Mortality Hyojung, Sangyeon, dan Soobin berada di depan rumah Kangmin. Dongju segera berlari membangunkan Yuki, Hwanwoong, dan Eunseong.
"Yuki! Hwanwoong! Eunseong! Bangun!! The Mortality ada disini!"
"Apa Dongju?!" gerang Hwanwoong.
"The Mortality ada di depan! Cepat! Kita kebelakang!"
"Hey! Sepertinya ada yang mengetuk, kalian tidak membukakannya?" tanya Kangmin yang tiba - tiba muncul dihadapan mereka.
"Jangan, Kangmin! Itu The Mortality."
Sementara di luar, The Mortality masih mengetuk pintu.
"Kemana keluarga ini? Soobin, kau cek jendelanya!" perintah Hyojung.
"Tunggu." Soobin mengintip ke jendela. "Mereka disini!"
"Aishhh, dobrak saja! Kelamaan! Sangyeon!"
"Baik." Sangyeon mendobrak pintu itu, mereka masuk ke dalam, tetapi Dongju dan teman - temannya sudah tidak ada.
"Katanya ada? Dimana mereka?"
"Mereka ada disini tadi, kita cek seluruh rumah ini."
Di dalam, Dongju dan ketiga temannya beserta Kangmin dan Jiyeon bersembunyi di balik kamar Kangmin.
"Bagaimana ini?" tanya Eunseong.
"Kalian pergilah, kami akan disini," ucap Jiyeon.
"Tidak! Kita semua harus pergi dari sini," ucap Dongju.
"Tapi, ini rumah kita, Dongju. Kita tak bisa meninggalkannya."
"Apa anda tidak ingin ditangkap oleh mereka?"
"Mereka mencari dirimu bukan diriku, aku akan membujuk mereka untuk tidak mencarimu, kau dan teman - temanmu bisa pergi."
"Ibu! Ayolah, kita pergi, jika mereka benar - benar menangkapmu bagaimana? Bawa barang - barang kita yang penting saja, bu!" perintah Kangmin.
"Nak, pergilah, tak apa."
"Ibu! Dengarkan aku! Tolong dengarkan aku kali ini saja! Ibu selalu tak mendengarkanku, tolong! Ikutlah dengan kita semua," bentak Kangmin. Karena suara Kangmin terdengar sampai depan, The Mortality tak segan - segan mendobrak pintu kamar Kangmin.
"Semuanya pegang tanganku!!" perintah Yuki! Dongju, Hwanwoong, Eunseong, dan Kangmin, memegang tangan Yuki. Jiyeon dengan segera mengambil Pedang Schaeya dan memegang tangan Yuki.
"Itu dia!!! Dia membawa pedang itu!!!" teriak Hyojung.
"Nekrosoul!!" Sangyeon menyerang ke arah mereka, bersamaan dengan itu, Yuki mengeluarkan mantranya. "Telepation!" Detik - detik saat berteleportasi, sihir Sangyeon masuk ke dalam sihir Yuki, membuat salah satu dari mereka akan meninggal.
ВЫ ЧИТАЕТЕ
Dongju Son 5 : Aeter Num [END]
Фэнтези[Coming Soon for Revision] Setelah apa yang terjadi kepada teman kuliah Dongju, Dongju dan teman temannya kembali berpetualang untuk mencari rahasia dari Aeter Num milik Juyeon Lee agar dapat memusnahkannya dengan mudah. Akankah mereka berhasil mene...
![Dongju Son 5 : Aeter Num [END]](https://img.wattpad.com/cover/248545860-64-k888822.jpg)