Prolog

33 2 0
                                    

Seorang gadis kecil tengah jalan mengendap-endap berjalan di dari ruang satu dengan yang lain dalam kegelapan.

Perlahan tapi pasti dia berusaha untuk tak menimbulkan suara di bawah 20 hertz. Tapi, langkahnya berhenti di depan pintu sebuah ruangan.

Tanpa sepatah kata dia membuka sedikit pintu itu. Melihat kearah kedua orang tuanya yang sedang tidur.

"Bagus, ayah dan ibu sudah tidur. Aku bisa keluar rumah deh!"

Gadis itu kembali menutup pintu sekeras hembusan angin dan kembali melanjutkan perjalanannya.

Sampailah dia di sebuah pintu yang terkunci. Kemudian dia merogoh saku baju dan menemukan apa yang dia cari. Ya, sebuah kunci.

Gadis itu membuka pintu dan langsung di suguhi pemandangan langit malam yang sangat indah.

"Wahhh! Indahnya! Aku berharap bisa menggapai bintang-bintang itu dan menjadi salah satunya!"

Si Gadis kecil sangat bersemangat memandangi langit malam. Ia berseru dan bersukacita tak sadar kalau sedari tadi seseorang sudah memperhatikannya dari belakang.

"Nia, kamu belum tidur ya? Kamu selalu seperti ini setiap malam." Ibu Nia, mendatangi putri semata wayangnya lalu memeluknya.

"Ibu lihatlah langit malam ini. Indah bukan? Aku juga ingin menjadi salah satu dari bintang itu, agar aku bisa melihat seisi alam!"

Mendengar pernyataan putrinya itu sang ibu hanya tersenyum. Tiba-tiba sang putri dengan polos berkata, "Ibu aku pernah dengar kalau rasi bintang Gemini itu memiliki dua bintang kembar Castor dan Pollux. Jika aku menjadi Castor, siapa yang akan menjadi Pollux???"

Mendengar pertanyaan putrinya membuat sang ibu tertegun. Tapi dia segera menutupinya dengan berkata, "Entahlah? Mungkin seseorang di luar sana...."

Sang ibu menggendong putrinya masuk ke dalam rumah. Diam-diam Nia menoleh kearah langit malam. Menuju rasi bintang Gemini.

Dia merasakan sesuatu yang lain saat menatap langit malam. Seperti langit itu sedang merahasiakan sesuatu dari dirinya.
.
.
.
.
.
Di sisi lain belahan dunia. Seorang anak laki-laki tengah membaca sebuah buku. Kemudian ibunya memasuki kamar dan berkata dengan lembut, "Dodi, ayo tidur. Sudah malam lho.... Nanti di sambung lagi besok baca bukunya."

Mendengar hal itu Dodi segara menutup buku dan beranjak ke tempat tidur. Menyelimuti diri dengan selimut.

"Selamat tidur anakku. Semoga sehat selalu dan bermimpi indah," ujar sang ibu mengecup kening putra tercintanya.

Begitu sang ibu telah mematikan lampu dan menutup pintu. Dodi pun perlahan bangkit melirik kesana-kemari.

Setelah di rasa aman dia pun berjalan menuju jendela dan membukanya. Dia melihat pemandangan langit yang indah nan luas tanpa batas.

"Lihat! Ada rasi bintang Gemini sedang bersinar di langit malam. Kedua bintang kembar, Castor dan Pollux masih setia berdampingan diantara sekian banyak bintang."

Tiba-tiba Dodi merasa sesuatu. Seperti sebuah benang yang mengarah ke suatu tempat.

Dia menoleh ke segala arah melihat ada sesuatu di sana. Tapi tak ada apa-apa selain kamar yang gelap di temani cahaya rembulan.

Terbesit sebuah pikiran spontan dari anak ini. Sebuah kalimat yang kebetulan serupa dengan seseorang di luar sana.

"Jika aku menjadi Pollux, siapa yang akan menjadi Castor???" ujar Dodi sambil menatap dan mencoba menggapai langit.
.
.
.
Tak akan pernah ada yang tahu takdir apa yang sedang menunggu mereka. Kapan langit memberitahukan rahasia kecilnya kepada salah seorang yang beruntung.

"Apakah anak laki-laki itu, si gadis kecil, atau...."

"Mereka berdua???"

.......................................

The Lost Twin (First Version)Where stories live. Discover now