UMPATAN KASAR

12K 1.6K 203
                                    

Happy Reading

.

.

💍💍💍

Maura kini tengah berada di salah satu Café terkenal di London. Duduk di sofa merah samping kaca besar yang mengarah ke jalanan kota London. Manik matanya menyorot layar ponselnya yang sedari tadi ia genggam, memperlihatkan postingan-postingan milik teman-temannya yang ada di Jakarta.

Seulas senyuman terbit di wajahnya kala melihat postingan Della yang memperlihatkan fotonya tengah mengenakan gaun pink selutut memegang bucket bunga mawar sembari menunjukkan jemari tangannya yang tersematkan cincin polos berwarna perak.

Kemarin malam adalah acara pertunangan Kevin dan Della. Setelah sekian lama pasangan yang gemar bertengkar itu berpacaran, Kevin pun akhirnya melamar Della.

Sayang sekali Maura dan Arkan tidak bisa datang di acara pertunangan mereka karena suaminya itu tengah disibukkan oleh pekerjaan dan kuliahnya. Dan kabar pernikahan mereka akan di laksanakan dua bulan lagi, semoga saja ia dan Arkan bisa menghadiri acaranya sesuai permintaan Della.

Maura tertegun ketika music instrumental yang sedari tadi di putar di Café itu tiba-tiba berganti ke lagu favortinya dan Arkan, We The Kings - Sad Song. Tidak menyangka jika Maura akan mendengar lagu favorit mereka disini.

Suara dentingan pun berbunyi saat pintu Café terbuka menandakan seseorang memasuki Café. Maura tersenyum cerah melihat sosok Arkan berdiri menelusuri tempat mencari keberadaannya, ia lalu melambai saat mata tajam favoritnya itu menemukannya.

Arkan tersenyum menghampiri Maura, membungkukkan badannya mengecup pipi Maura lembut.

"Maaf lama, ada masalah di kantor" ujar Arkan seraya menarik kursi dan duduk di hadapan Maura.

"Gapapa kok, Boo, emang masalah apa?"

Arkan terlihat menghela napasnya. "Liana buat kesalahan sampe client dateng ke kantor ngajuin protes"

"Ya ampun, tapi masalahnya udah selesai kan?"

Arkan mengangguk. "Kamu belum pesen makan?"

"Belum"

Arkan lalu memanggil pelayan dan memesankan makanan mereka. Sedangkan Maura hanya diam memperhatikan Arkan, terlihat jelas sekali jika lelaki itu kelelahan. Akhir-akhir ini suaminya itu sering begadang karena mengurus masalah kantor, belum lagi tugas kuliahnya yang menumpuk.

Arkan kesulitan membagi waktu, entah untuk sekedar beristirahat atau menghabiskan waktu berdua dengan Maura. Waktu mereka semakin tersita karena kerjaan dan tugas yang menumpuk.

Maura bangkit lalu menggeser kursinya ke samping Arkan, duduk di sana dengan tangannya yang menjulur membelai rahang kokoh suaminya itu.

"Kamu butuh istirahat, Sayang. Jangan kerja terlalu keras" ujar Maura prihatin. Bibirnya mengerucut melihat wajah lelah Arkan, tidak tega jika kelelahan suaminya itu terus berlanjut-entah sampai kapan.

Arkan tersenyum, mata tajamnya menyorot Maura teduh. Arkan tahu Maura mengkhawatirkannya, dan Arkan merasa bersalah soal itu. Bersalah karena terus meninggalkan Maura di rumah, tidak bisa meluangkan waktu sebanyak mungkin untuk menemani dan mengajaknya jalan-jalan. Maura pasti merasa kebosanan di rumah.

Arkan meraih tangan Maura dan mengecupnya. "Aku gapapa, Sayang"

"Gapapa gimana ,,, kamu keliatan capek gitu bilang gapapa"

Arkan tersenyum. "Capeknya langsung ilang pas liat kamu" katanya berusaha menunjukkan raut mukanya sebaik mungkin untuk meredakan kecemasan Maura.

"Aku takut kamu sakit, Boo" cicit Maura.

AFTER MARRIED || (T A M A T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang