16. Dare to expect

1.1K 90 28
                                    

"Juno?!" Sehun segera berjalan cepat menghampiri Juno yang bersandar disamping daun pintu kamar So Eun. Ia mengenggam kedua lengan atas putranya kemudian melirik pintu kamar yang tertutup itu sebelum kembali menatap manik mata putranya. "Kan appa suruh tunggu, kenapa malah pergi, hum?"

"Juno cuma mau bilang sama mamah kalau Juno mau pulang."

"Udah bilang?" Mendengar pertanyaan Sehun, Juno menggeleng pelan. "Kenapa belum?"

"Juno tadi udah jinjit buat megang knop pintunya tapi gak bisa. Trus ada paman yang buka pintunya trus masuk trus Juno ditahan dadanya, kata paman itu jangan masuk." Sehun tersenyum, ia sudah tahu pasti siapa paman yang dimaksud Juno. Semenjak So Eun dipindahkan keruangan lain pasca operasi, ia bahkan tidak dibiarkan Chanyeol menjenguk, wajar saja ia juga tidak membiarkan Juno. Ia mungkin takut Juno akan menjadi alasan bagi So Eun untuk bertahan dengannya.

Sehun kemudian mengacak rambut putranya sebelum mengecup pipi putranya itu. "Mamah kan masih sakit, kata dokter mungkin tiga hari lagi mamah bisa pulang. Kita tunggu mamah dirumah aja ya?"

"Appa!"

"Kenapa?"

"Tangan, sini!" Juno meminta tangan Sehun kemudian pria itu menjulurkan tangannya. Juno kemudian menggambar sesuatu disana dengan pena yang selalu Juno bawa kemana-mana. "Kembarkan?" Ucap Juno menunjukkan telapak tangannya pula, memperlihatkan gambar hati yang tidak sempurna bentuknya itu. "Juno akan gambar ditangan eomma juga kalau eomma pulang."

Sehun memandangi telapak tangannya cukup lama, ia ingat betul bahwa mendiang istrinya juga pernah menggariskan pena ditelapak tangannya

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Sehun memandangi telapak tangannya cukup lama, ia ingat betul bahwa mendiang istrinya juga pernah menggariskan pena ditelapak tangannya.

"Juno?"

"Hem?" Juno memandang Sehun yang masih setia memandangi telapak tangannya itu.

"Eomma, harus pergi lagi."

"Kenapa?"

"Eomma hanya datang sebentar untuk melihat Juno dan berpamitan. Juno kan sudah besar, jadi eomma tahu Juno bisa makan sendiri, tidur sendiri, dan itu membuat eomma benar-benar bangga. Karena Juno sudah bisa melakukan segalanya sendiri, eomma bisa pergi dengan bahagia."

"Bagaimana dengan Juno dan appa? Juno tidak akan bahagia kalau eomma pergi, appa juga begitu, kan? Apa eomma akan tetap pergi dan bahagia sendiri, tanpa kita?"

"Bukan begitu Juno." Sehun mendekatkan dirinya pada Juno kemudian menatap manik mata kecil itu dengan lekat. "Karena eomma akan pergi, kita harus bahagia. Kalau kita tidak bahagia, eomma tidak bisa pergi dengan bahagia. Karena eomma memang harus pergi, dia harus kembali ketempatnya."

"Tapi kenapa harus kembali? Apa tinggal dengan kita tidak membuat eomma bahagia?"

Sehun mengalihkan pandangannya, ia tidak bisa menjawab pertanyaan putranya. Tidak mungkin baginya memberi tahu Juno bahwa wanita yang ia lihat bukanlah ibunya dan wanita yang ia anggap sebagai ibu itu harus kembali pada kehidupan aslinya. Tidak mungkin pula ia mengatakan bahwa ibunya sudah tiada dan tidak akan kembali.

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Feb 01, 2021 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

Right PuppetHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin