13. Bid a deal

695 80 23
                                    

Aku sudah terbangun sejak tadi namun aku memilih untuk tidak membuka mataku. Aku bernafas dengan lepas, mendengar setiap suara sekecil apapun disekitarku. Kicauan kecil diluar sana menandakan pagi itu adalah pagi yang cerah. Tidak perlu melihatnya, aku telah mendengar mereka. Tidak perlu pula membuka mata untuk mengetahui apa aku berada diposisi yang nyaman, aku sudah merasakannya. Kemudian dengan cepat terlintas dikepalaku, mengapa aku menutup mataku? Mengapa aku memilih menutupnya ketika aku bisa membukanya sejak tadi?

Aku membuka mataku, mendapati pria itu tertidur terlungkup dengan wajah menghadapku. Kemudian aku sadar, alasan aku memilih tidak membuka mata adalah karena bau tubuh pria itu. Bau yang melekat padanya kini seakan memenuhi ruanganku, membuatnya nyaman tanpa alasan, seakan berbisik disepanjang tidurku bahwa aku tidak sendirian sejak terlelap.

Kemudian aku kembali terpikir mengapa aku tidak bergerutu kesal seperti biasanya ketika terbangun bersama pria ini? Mengapa aku tidak kaget dan bernajak pergi dari tempat tidur ini? Mengapa aku merasa aku butuh berada disini, bersama pria ini? Perasaan apa ini? Apa mungkin karena aku telah terbiasa dengan rumah ini? Atau aku terbiasa dengan semerbak wangi tubuhnya itu? Atau aku telah terbiasa dengan piyamanya yang kini kukenakan? Apa aku telah terbiasa dengan kenyamanan ini? Atau malah aku terbiasa dengannya?

Aku memandangi wajah yang terlelap tenang itu terus menerus. Sedekat ini, aku bisa melihat sisi lembut dirinya. Kemudian mulai terbayang olehku bagaimana bila pria itu bangun dan segera memelukku lembut seakan aku bukan bonekannya, tapi sesuatu yang ia hargai dengan sepenuh jiwanya. Aku sempat tersenyum membayangkan bagaimana dia akan mengeratkan pelukannya ketika mendapatiku memandanginya seperti ini. Aku juga tidak mengerti, tapi hari ini pria ini berhasil membuatku jantungku berdebar cepat dengan tenang.

Sehun tiba-tiba melenguh, dan dengan segera aku bangkit dari posisiku untuk berlari kekamar mandi. Seharusnya aku sudah dikamar mandi sejak tadi bila saja ia tidak terlihat begitu tentram dalam lelapnya.

Kuputuskan membersihkan diri untuk bersiap-siap pergi ke kantor. Membasuh setiap senti tubuhku seakan aku benar-benar ingin terlihat baik didepannya hari ini. Seakan aku membutuhkan pujian kecil darinya meski hanya menatapku dengan sorot mata dinginnya. Aku ingin dia memperhatikanku, hari ini.

"Sudah bangun?" Aku berbasa-basi ketika melangkah keluar kamar mandi dengan kimono satin milikku. Kugosok lembut rambutku sembari memandangi Sehun yang tengah duduk diatas tempat tidur memandangiku.

Tidak mendengar balasan darinya aku seketika terpaku dan berhenti menggosok rambutku. Kupandangi ia yang tengah memandangi manik mataku pula. Kami terdiam seperti itu untuk beberapa saat sampai ia mulai menekuk kecil sudut bibirnya dan berakhir tersenyum tipis kearahku.

Jantungku berdegup dengan cepat, manik mataku terpaku padanya dan senyumnya itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jantungku berdegup dengan cepat, manik mataku terpaku padanya dan senyumnya itu... menggemaskan.

Aku menjadi malu seketika, tubuhku menjadi tegang dan jantungku tidak dapat diajak berdamai. Pipiku rasanya terbakar, seakan-akan ingin meledak.

Right PuppetWhere stories live. Discover now