7

388 88 10
                                    

Hari semakin malam Jake dan sunoo sudah tertidur lelap, berbeda dengan sunghoon dan Nara yang sama sama masih terjaga.

"Nghhh....eom...mmaa"

Nara yang kebetulan masih terjaga kaget dengan suara itu, ia yakin suara itu berasal dari Jake dan sunoo berada. Nara pun memutuskan untuk menghampiri mereka dan betul saja sunoo tengah mengigau.

Sunoo terus menerus meracau di tambah badannya dipenuhi keringat. Nara khawatir dan memeriksa suhu tubuh sunoo dan benar saja badan sunoo demam.

"Hoon sunoo demam" kata Nara ketika melihat sunghoon sedang menghampiri Nara yang tengah memeriksa sunoo.

"Beneran? Terus gimana?" Tanya sunghoon yang sebenarnya dia juga bingung, bingung karena Nara khawatir pada musuhnya sendiri.

"Bisa ambilin tas gw gak? Maaf ya" titah Nara kepada sunghoon yang langsung di turuti oleh sunghoon.

Sebelum sunghoon datang Nara lalu merobek seragam yang ia pakai memang sih tidak terlalu besar setidaknya cukup untuk kompres di dahi sunoo.

Sunghoon lalu memberikan tas itu kepada Nara, lalu Nara mengeluarkan kembali selimut dalam tasnya dan memakaikannya kepada sunoo.

"Jadi ini alasan tas Lo gede banget" kekeh sunghoon ketika mengetahui apa saja isi tas Nara. Mendengar itu Nara hanya tertawa pelan sambil memandang sunghoon.Nara rindu senyuman manis itu, ahhh rasanya sudah lama Nara tidak melihatnya.

Mencegah dirinya terlalu larut dalam pikirannya sendiri, Nara lantas mengambil sebuah botol minuman lalu menumpahkan air itu untuk membasahi kain yang akan di pakai untuk mengompres sunoo.

"Kok Lo tolong dia? Padahal Lo hampir di bunuh sama dia" Nara tercekat saat mendengar pertanyaan sunghoon.

Andai lu tau Hoon ceritanya - batin Nara.

"Lu tidur aja sana besok kita harus cari kak heeseung sama yang lain, gw mau jaga sunoo" titah Nara kepada sunghoon, karena bagaimanapun Nara khawatir kepada sunghoon keadaannya lebih buruk daripada dirinya.

"Yaudah tapi Lo juga tidur ya, udah 2 malem Lo gak tidur, jangan anggap gw gak tau" ucap sunghoon yang berhasil membuat Nara terdiam untung sunghoon sudah pergi, kini pipinya sudah memerah ah tidak tapi sangat merah.

Anjir apaan tadi? Gw dimana? Gw siapa? Pliss Nar jangan lagi Nar cukup Nar lu kan udah janji buat gak suka dia lagi -batin Nara kesal.

[Terrible Destiny]

"Bang....mereka gak apa apa kan?" Tanya Niki kepada heeseung yang sedari tadi terdiam, yang kini hanya memandang api unggun dengan tatapan kosong.

"Eh? Belum tidur? Gw yakin mereka gapapa kok." Setidaknya perkataan heeseung dapat menepis ke khawatiran Niki, tapi bahkan dirinya tidak yakin dengan perkataan nya sendiri.

"Bang kita bakal ketemu mereka lagi kan?" kini Jay yang angkat suara, ya sedari tadi mereka tidak bisa tidur karena memikirkan sunghoon dan Nara.

"Semoga....."

Jay melihat raut khawatir dari muka heeseung, Jay tau heeseung takut ia takut kedua temannya itu dalam bahaya terutama Nara adalah wanita.

Heeseung menyesal, ia menyesal karena pergi meninggalkan kedua adiknya tanpa petunjuk apapun tapi disisi lain ia tak bisa melakukan apa-apa karena posisi mereka yang tiba tiba di serang hingga mengharuskan heeseung membunuh salah satu pemain.

Suasana berubah menjadi sunyi kini hanya deru nafas mereka saja yang terdengar hingga tiba tiba Niki menghancurkan perapian hingga padam yang sontak membuat kedua hyungnya  itu kaget.

"Nik Lo apa apaan?" Tanya Jay tak terima.

"Ssttttt..... Jangan berisik ada yang datang" jelas Niki dengan suara yang cukup pelan namun dapat di dengar kedua kakanya itu. Mendengar penjelasan Niki lantas heeseung menajamkan pendengarannya dan benar saja seperti ada orang yang mendekat.

"SINI LO GEONU PERCUMA LARI JUGA TEMEN TEMEN LO GAKAN BANTU" teriakan itu berasal dari luar tempat persembunyian Niki, heeseung, dan Jay.

Mendengar perseteruan di luar sana heeseung, Niki dan Jay hanya bisa berdoa orang di luar sana tidak mendatangi mereka, kini mereka hanya sedikit mengintip untuk melihat yang terjadi.

"Sialan!! Gw gakan biarin dia sama lo semudah itu apalagi dengan bunuh gw, Lo tuh malah bikin dia benci sama Lo asal Lo tau" Teriak geonu kepada lawan bicaranya yang kini sudah tertawa puas. Keadaan geonu cukup memprihatinkan kaki dan tangan nya tertembak hingga dirinya kesusahan untuk berjalan.

"Pfftt yakin? Gw rasa Lo bakal mati di tangan gw detik ini juga" remeh peserta itu yang kini sudah menodongkan senjata kepada geonu yang sudah terpojok.

"Gakan pernah!!"

"Bacot!! Lo tuh cuman habisin waktu gw aja tau gak? Sekarang aja ya? Gw takut jungwon sama jaeho bangun bangun nyariin gw. Lagian kalo lu mati temen temen lu gakan nyariin kan?" Ejek pria itu lagi kepada geonu dan pada detik itu juga pria itu melepas tembakan nya kepada geonu.

Geonu its out

"Pfftt Lo tuh pantes mati duluan karena Lo itu udah rebut dia dari gw" ucap pria itu lalu pergi meninggalkan tubuh geonu yang sudah kaku dan bersimbah darah.

Sementara di sisi lain Niki, heeseung dan Jay tak kalah terkejutnya dengan ke brutalan pria tadi saat membunuh orang, melihat mukanya saja mereka rasanya ingin kabur. Heeseung pikir pria itu adalah lawan yang sulit di banding dirinya yang bukan apa apa.

"Gila...lu kenal orang tadi gak? Sadis banget anjir gw jadi takut mati di tangan dia" ucap Jay yang tengah bergidik ngeri.

Heeseung hanya menggeleng pasrah, ia tak tau siapa orang tersebut tapi ucapan Jay itu benar pria itu sangat sadis dan cukup handal dalam membunuh orang. Kini ke khawatiran heeseung pada sunghoon dan Nara bertambah setelah melihat kejadian tadi.

"Gw tau, dia itu....."

See ya~

Terrible Destiny: Survival Game {ENHYPEN &ILAND} (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang