❄️❄️❄️

"Jangan bersikap lemah, Alana! Harusnya kamu lawan!" ungkap Gavin dengan raut wajah sebal, "Jangan bodoh! kamu gak pantes di bully kayak gini."

Napasnya tersendat-sendat, bahkan seragam yang ia pakai pun sedikit basah karena air mata yang berjatuhan. Wajahnya memerah menahan rasa sesak di dalam dada.

"Kalau kamu tau gak pantas, kenapa kamu gak bela aku? apa karena aku jelek jadi kamu malu? hah?" Gadis itu mendorong bahu Gavin dengan telunjuknya.

Mereka berdua tengah berada di gudang sekolah di lantai tiga, ketika bel istirahat berbunyi Sekar buru-buru menghampiri Gavin di sana.

"Gak usah dateng ke kantin! kamu tau kan apa yang mau mereka lakuin?" volume suara Gavin memelan, ia mengusap bahu gadis di depannya dan memeluknya.

Sekar geleng, "Mereka bakal ngelakuin hal lebih kalau aku gak dateng. Kalau kamu gak bisa bantu aku, seenggaknya gak usah ada di sana."

Ia mengambil tisu di saku seragamnya untuk menghapus air mata yang tersisa, "Aku pergi dulu."

Dengan perasaan takut, cemas, dan malu gadis itu melangkahkan kakinya ke kantin sekolah. Ia tahu apa yang akan terjadi pada dirinya nanti di sana, seharusnya Sekar gak usah nurutin kakak kelasnya itu.

Tinggal lima langkah lagi ia akan memasuki kantin, helaan napasnya terdengar berat.

"Eh, itu tuh orangnya!"

"Akhirnya datang juga."

"Eh minggir ada yang mau lewat!"

BYURRR!!!

Tumpahan kuah soto membasahi seragam Sekar, ia memejamkan matanya agar kuah itu tidak masuk ke mata. Seragam yang tadinya bersih dan wangi parfume sekarang tergantikan dengan kebasahan, bau soto juga noda kuning.

Ia tahu pasti itu sengaja. Harga dirinya benar-benar jatuh, bahkan tubuhnya saja tidak mampu berbalik badan pergi dari tempat itu. Di tonton banyak adik kelas, teman seangkatan juga kakak kelas.

Gavin benar, harusnya ia memberontak, membalas perilaku tidak pantas kakak kelasnya itu. Tapi Sekar terlalu banyak pikir, ia terlalu takut akan hal yang terjadi nanti jika dia memberontak.

"Sana pulang!" usir Melati yang tadi sengaja menumpahkan jusnya.

Sekar geleng, "Gak mau!" badannya menggigil.

Melati maju semakin dekat dan mendorong tubuh Sekar, "Kenapa? hah? bau tau gak?!"

Sekar mengumpulkan sisa keberaniannya, "Kak Melati harus tanggung jawab!"

"Aduh! Lo itu gak sadar ya? udah jelek, gak ada cakep-cakepnya. Dan harusnya lo gak usah sekolah disini. Di sini itu tempatnya orang pintar juga cakep-cakep."

"Aku gak jelek!" bantah Sekar.

"Hahahaha." ia di tertawakan orang-orang satu kantin.

AMOURWhere stories live. Discover now