06 - Keputusan

43 32 6
                                    

Halooo, senin kemarin ga update :) aku lagi di mode pura-pura sibuk hehehe trus sekalian ngebikin draft buat cerita ini dan lapak sebelah, yappp kisahnya katrina & liam.

Happy reading ya !

*ੈ✩‧₊˚*ੈ✩‧₊˚*ੈ✩‧₊˚

"Namun, mengapa kalian tidak seperti didalam legenda?" tanya Lyra kala bertemu kembali ditempat mereka bertemu sebelumnya.

Awalnya Lyra sedang berjalan santai di pinggir jalan sore itu, lalu ia menemukan pendaran cahaya yang membimbingnya masuk kedalam hutan dan berhenti di tempat pertama kali Lyra bertemu dengan Victor, Leo dan Damian.

Cahaya itu ternyata undangan untuknya dari ketiga pemuda tadi untuk berkumpul.

"Apa jangan-jangan kalian sudah hidup ratusan tahun lalu?" tebaknya asal.

Victor terkekeh pelan, laki-laki itu mendekati Lyra yang sedang kebingungan. "Tidak, tidak. Kami masih berumur delapan belas tahun. Memangnya apa yang kamu pikirkan tentang penjaga pulau itu?" tanyanya.

Lyra bergumam sebentar. "Semacam dewa yang bertelanjang dada mengenakan sedikit kain untuk menutupi bagian atas tubuhnya dan celana berkain emas,"

Ketiga pemuda itu sontak tertawa renyah, tidak menyangka kalimat itu keluar dari bibir Lyra. Suara tawa yang merayap meramaikan sekeliling mereka membuat suasana berubah seketika, tentu kearah yang lebih positif pastinya.

"Ah, sepertinya kita harus lanjut kepermasalahan yang utama," Leo menyudahi tawanya, disusul oleh Victor dan Damian.

Damian mengangguk. Sebetulnya, salah satu dari tiga pemuda yang paling penasaran dengan keahlian supranatural yang dimiliki Lyra adalah Damian. Laki-laki itu menatap Lyra serius. "Bisa kau jelaskan, kemampuan supranatural mu itu?"

"Aku tidak memiliki kemampuan seperti yang kau katakan, Damian," jawab Lyra santai.

"Barusan kau bisa melihat sesuatu yang tidak bisa kami lihat, jadi harusnya ada kelebihan yang kau miliki," timpal Victor.

Lyra kembali teringat tentang asap yang menyeruak dari seorang laki-laki tadi. Ketiganya beranggapan bahwa dia hanya mengalami gangguan jiwa biasa, tapi Lyra merasa bukan begitu. Ada sesuatu yang aneh dan janggal dalam aura yang dipancarkan.

"Aku tidak pernah yakin bila ini disebut kemampuan supranatural. Sebelumnya aku selalu mampu merasakan aura dari energi-energi di sekitarku. Hanya sebatas merasakan, namun setelah kejadian kemarin aku bisa melihat dengan jelas,"

Lyra menjeda ucapannya sebentar. Ia kembali menatap Damian. "Cara kerjanya mirip seperti aku yang menerka kekuatan, Damian. Hanya sebatas perasaan abstrak,"

Leo mengangguk paham, membuat mereka semua beralih memperhatikan pemuda berambut pirang itu.

"Mungkin karena itu kau bisa melihat energi-energi," gumam Leo yakin.

"Jadi, itu berkaitan dengan yang terjadi pada ku sekarang?"

Victor menghela napas. "Tentu saja, Lyra. Sebelumnya kau susah bisa merasakan, dan itu semakin kuat ketika kamu tidak sengaja terkena energi kami di ritual kemarin,"

"Dan... apakah itu akan buruk?"

Victor agak ragu untuk mengatakannya, namun langkah itu ia patahkan dengan menjawabnya jujur.

"Tergantung penilaian mu, apakah diikuti energi negatif di pulau ini cukup buruk untukmu?"

Leo ikut masuk kedalam percakapan. "Bukan hanya diikuti, tapi juga diincar sebagai mangsa,"

Lyra tersentak dan mematung seketika.  Leo dan Damian langsung melayang kan tatapan intens kepada Victor, namun pemuda itu segera menunduk.

Lyra teringat makhluk yang mencekiknya kemarin, bahkan sampai saat ini ia masih merasa lehernya di rangkup dalam cengkraman kuat itu. Sekarang Lyra semakin yakin bahwa makhluk itu tidak hanya menyelenyapkannya tanpa alasan, makhluk gelap itu berniat menghisap energi jiwanya sampai kering.

Leo berdeham, lagi-lagi membuat seluruh pasang mata beralih kepadanya. "Kemampuan mu bisa dibilang lebih akurat dari pada kita. Asap ungu yang Lyra lihat tadi, kami tidak bisa melihat maupun merasakannya,"

Dengan cepat Lyra dapat menguasai diri sendiri, pikirannya sudah menjadi-jadi sehingga yang ia bisa lalukan adalah mengikuti mereka.

"Kupikir asal ungu itu bukan sesuatu yang bagus. Energinya tidak menyenangkan,"

Victor lantas berkata pelan. "Pergerakan kekuatan gelap di pulau ini juga mulai berubah, seolah-olah akan ada arah yang baru,"

Ketiga pemuda tadi yang saling tatap akhirnya beralih pada Lyra. Gadis itu agak kaget saat ditatap bersamaan.

"Lyra, sejak bertemu mu di insiden kemarin. Lalu mendengarkan fakta bahwa kau bisa melihat sesuatu yang tidak bisa kami lihat, kami berniat ingin memintamu untuk menjadi bagian dari tim kami," ucap Leo penuh pertimbangan.

Alis Lyra terangkat bingung. "Hah? Tim apa maksud kalian?"

Damian mendongakkan kepalanya ke langit. "Yah, pertemuan kita memang diluar perkiraan, dan sejujurnya meminta mu untuk menjadi bagian dari kami terlalu terburu-buru, kita bisa saja berteman lebih dulu untuk mengenali kekuatan masing-masing, itupun kalau kau mau, Lyra,"

Mendengar penjelasan panjang dari Damian membuat Lyra mengangguk kuat-kuat. Toh, jika memang menjadi bagian dari 'tim' yang Leo maksud demi melindungi pulau Douglass dari energi-energi jahat, Lyra bersedia untuk itu.

Namun bagaimana jika nanti hasilnya gagal? Lyra hanya punya kekuatan melihat energi-energi jahat yang menggangu manusia, tidak lebih dari kekuatan yang dipunya ketiga pemuda itu.

"Baiklah, aku bergabung dengan kalian. Tetapi aku akan tetap melakukan hal-hal yang ku bisa saja, lainnya biar kalian yang urus,"

Meski Victor, Damian dan Leo telah mengharapkan gadis itu setuju, saat Lyra mengucapkannya tanpa ragu, mereka malah tersentak kecil dan membulatkan mata.

"Kau yakin?" tanya Victor.

Yakin? tentu saja tidak. Karena bagaimana pun mereka baru saja bertemu dengannya beberapa hari yang lalu. Lagi pula ini kali pertamanya Lyra terbuka kepada orang lain tentang kemampuannya yang ia punya sejak kecil.

Gadis itu tahu bahwa liburannya akan berbelok arah setelah ini, ke arah baru yang belum pernah terpikirkan olehnya. Ada suatu perasaan antusias meledak dalam diri, dan rasa penasaran itu semakin mendorongnya untuk yakin.

Untuk kesekian kalinya, Lyra berharap keputusan ini tidak akan membuatnya menyesal di kemudian hari, atau paling tidak, keputusan ini tidak akan membahayakannya.

*ੈ✩‧₊˚*ੈ✩‧₊˚*ੈ✩‧₊˚

- Bersambung -

Thank you for reading !

Jangan lupa beri vote dan komen ya ♡

ketemu senin depan ─insyallah hehehheh

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 15, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Lyra And The Fairy | HiatusWhere stories live. Discover now