01 - Kedatangan

109 59 16
                                    

Pelabuhan ramai oleh para wisatawan yang baru turun dari kapal, pun lalu lalang pedagang dan pengunjung pulau yang ingin naik kapal untuk pulang.

Disekitar tempat Lyra berdiri, ruko semi permanen menjajakan dagangannya. Aksesoris, pakaian, kain, makanan dan minuman bertumpah ruah mengelilingi kesibukan arus orang-orang yang berjalan.

"Lyra!"

Gadis yang dipanggil Lyra menoleh, bertepatan dengan sepupunya, Selina, telah berjalan mendekat. Selina langsung memeluknya begitu dihadapannya.

"Aku senang sekali kau mau mengunjungiku kesini," ucap Selina setelah memisahkan diri.

Lyra tersenyum masam. "Niatku kesini untuk liburan, Sel,"

Selina tertawa pelan. "Yasudah kalau begitu, kau bisa menginap dirumahku,"

"Terimakasih Selina, aku jadi akan menikmati liburanku di pulau Douglass dengan tenang dan tidak memikirkan biaya hotel,"

"Hey, kau menginap dirumahku juga tidak gratis ya!"

"Tidak apa-apa, yang penting tidak mahal kan?"

Selina menganggukkan kepalanya cepat, ia hendak meraih koper yang Lyra bawa, namun gadis itu cepat-cepat menolak.

"Biar aku saja, ini terlalu berat untuk mu," kata Lyra sembari menyeret kopernya mengikuti Selina yang sudah menenteng ransel bawaannya dan bersiap melangkah untuk keluar dari pelabuhan.

Selagi mengikuti ritme langkah Selina yang cepat, Lyra juga menghindari orang yang melaluinya.

Setiap Lyra mengalihkan wajah, senyum dan sapaan ramah menghiasi wajah para pedagang. Tidak ketinggalan juga para penduduk biasa dan pelancong yang memancarkan energi positif yang hangat.

Melalui tiupan angin sepoi-sepoi tawa riang menyusup ke Indra pendengarannya.

Setiba di area parkiran, Selina menuju mobil besar bercat putih bersih yang menunggu di tengah area parkir.

Lagi-lagi Selina merebut koper Lyra san tanpa banyak bicara langsung ia masukkan kedalam bagasi mobil. Setelahnya ia melirik Lyra sembari memutari mobil dan masuk kedalamnya, diikuti oleh Lyra juga.

"Ransel kau pegang saja, ya? di bagasi sudah tidak muat,"

Lyra mengangguk. Ia mendudukkan tubuhnya disamping kursi kemudi yang diduduki oleh Selina. Memangku tas ranselnya, tidak lama mobil yang dikendarai Selina mulai melesat pergi meninggalkan pelabuhan.

Pada pintu keluar parkir, Lyra sempat bersitatap dengan petugas parkir. Petugas parkir itu melemparkan senyum cerah padanya, yang tanpa sungkan Lyra balas menggunakan senyum lebarnya.

"Bagaimana? Kau menyukai keramahan penduduk pulau douglass bukan?"

Ujung bibir Lyra masih tertarik. "Meski baru di pelabuhan, rasanya sungguh membuatku nyaman. Betapa cerah suasana dan orang di sekeliling, aku menyukainya,"

Mobil telah memasuki daerah perumahan yang bernama parahana muda, kecepatan laju mobilnya diturunkan dan kaca mobil sebelah Selina terbuka sempurna. Membiarkan angin berhembus masuk kedalam.

Lyra tidak mengerti mengapa Selina melakukannya. Padahal suhu didalam mobil tidak terlalu panas, lagipula ac yang sedari tadi hidup juga cukup untuk mendinginkan.

Sampai saat mobil mereka berpapasan dengan sekumpulan warga remaja yang berkumpul di sebuah pos barulah Lyra mengetahuinya.

"Selamat siang," sapa Selina ramah.

Para remaja yang sedang berkumpul di sebuah pos kecil pinggir jalan sontak semua langsung menoleh dan membalas sapaan. Mengangguk kecil, matanya seolah menjawab 'ya'. Tidak lupa juga senyum merona mereka.

Lyra And The Fairy | HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang