16• Pemandangan Menyakitkan ☪︎

Start from the beginning
                                    

"Lun? Lo denger gue cerita nggak?" Tanya Naura sedikit nge gas. Bagaimana tidak, Luna sedari tadi melamun memandang kosong lantai UKS tanpa mendengarkan ceritanya.

"Eh i-iya gue denger" sahut Luna berbohong.

"Bohong lo!" Ketus Naura menatap tajam Luna.

"Dih! Tuh mata minta di colok neng?"

"Enak aja! Btw tadi lo mikirin apa? Doi yaaa ...." tuduh Naura tersenyum yang menurut Luna menyebalkan.

"Sembarangan! Gue tadi mikirin gimana cara santet sahabat sendiri!"

"Emang siapa yang mau lo santet?"

"Atas nama Naura Zelineー"

Plak!

"Gak ada akhlak lo mah! Eh Dhea mana?"

"Heh! Enak banget ya Lo, ngobrol gak ngajak-ngajak!" Sahut Dhea yang baru datang dan bersedekap dada.

"Ya salah lo, siapa suruh lo ngerjain PR"

"WHAT!? DEMI APA!? INI JAM BERAPA!?" Naura menoleh kearah jam dinding dengan perasaan campur aduk.

"GILA! KITA TELAT!"

"Guru-guru pada rapat elah" ucap Dhea dan Luna bersamaan. Sontak mereka saling menatap tajam memberi aura permusuhan diantara mereka.

"CIIEE KOMPAK! JODOH YAA!" setelah itu Naura langsung berlari menghindari amukan dari Dhea dan Luna.

───── ◦´𖥸'◦ ─────

Naura bersenandung pelan menelusuri jalan penuh duri nestapa, ups! Bukan-bukan. Maksudnya menelusuri trotoar untuknya sampai ketempat tujuan. Dirinya bahagia mendapat kabar bahwa Cafe yang menjadi tempat kerjanya mulai kembali dibuka setelah renovasi kecil.

"Amanda!" Pekik Naura girang. Ia berhambur memeluk tubuh gadis yang sedang berkutik di dapur

"Oy Na!" Sapanya lalu membalas pelukan Naura.

"Aaakkhh kangeen"

"Kek gak ketemu satu tahun aja" cibir Amanda.

"Aih! Sekitar 3 hari kalo ga salah kita gak ketemu"

"Berasa gak ketemu tiga bulan yhak?" Kekeh Amanda.

Naura mengangguk menyetujui. Ia melangkah menuju loker dan mengganti pakaiannya.

"Na, anter ini ke meja nomor empat ya" Ana menyerahkan piring berisi macaroon itu pada Naura.

"Oke kak!" Sahutnya bersemangat.

Naura mengantarkan pesanannya pada meja yang ia tuju. Mengulas senyum manis pada kedua pasangan yang tampak serasi itu. "Silahkan dinikmati"

"Ish! Gak usah genit deh mbak! Muka mbak gak sebanding dengan muka saya! Jangan goda pacar saya dong! Percuma!" Pungkas perempuan itu menatap tajam Naura. Sedangkan pacarnya menegur perempuan itu agar tenang.

Naura menundukkan badannya tanpa mengulas senyum tipis.

"Dih! Jutek amat!" Cibir perempuan itu sekali lagi.

'ASTAGFIRULLAH! PACARNYA RIBET AMAT ANJIR! SENYUM SALAH! GAK SENYUM SALAH! ANJIM BANGET DAH!' Umpat Naura dalam hati dan berlalu begitu saja mengabaikan umpatan perempuan itu.

"Lo kenapa dah? Wajah lo kek abis di tolak cowok aja" goda Amanda merasa geli melihat raut muka Naura yang berubah 180° dari yang tadi.

"Sebel banget tau nggak! Pelanggannya minta di depak emang!" Jelasnya yang masih dengan raut muka masam. Tangannya asik bergelut seakan ingin mengulek perempuan tadi.

About NauraWhere stories live. Discover now