Calon Mertua

23 14 8
                                    

Alloo! Mana nii yang baru mau lulus SMP kaya aku? Lagi ribet-ribetnya banget ni sekarang. Absen dulu yuks!

Semangat terus yaaa! sedih sih gabisa rasain jadi senior selama setahun ini:(

Menurut aku sih paling seru itu kelas 8, gatau kenapa suka aja gitu mungkin karena ada dia kali yaa😂kalo kalian gimana nih?ceritain dong kita saling curhat disini.

Happy Reading!❤️

Kring kring kring.

"Yeayy. Ayo kita pulang!" seru Ica seraya membereskan alat tulisnya.

"Kenapa lo semangat banget sih Ca?" Lea heran dengan kelakuan sahabatnya ini.

"Oh iya, Ica belum kasih tau Palepale. Palepale tau nggak Ica ka-"

"Nggak." Lea memotong ucapan Ica.

"Palepaleee. Ica kan belum selesai ngomongnyaaaa!" rengek Ica sambil menghentakkan kakinya.

Lea tertawa. "Iya-iya kenapa?"

"Sekarang Ica bisa ma-" ucapan Ica kembali terpotong karena deheman Aci.

Mata Ica mulai berkaca-kaca. "Aciiiii. Ica pengen ngomong jangan dipotong-potong terus!!!"

"Eh iya maaf. Kenapa?" Aci menangkup kedua pipi gadisnya.

"Aci sama Palepale dengerin Ica ya! Sekarang Ica udah bisa masak lhoo." Ica mengangkat kedua tangannya dengan senyum mengembang.

"Kalo masak sih gue juga bisa." batin Lea.

"Astaga. Untung sayang." batin Aci.
Aci mengelus puncak kepala Ica. "Bagus, pinternya pacar gue."

Ica tersenyum bangga. Sementara Lea menjadi nyamuk disini.

"Ah, udahlah. Gue pulang ya Ca." Lea melambaikan tangannya ke arah Ica lalu melenggang pergi.

Ica membalas lambaian tersebut. "Dadaaaa. Palepaleee!"

Aci menggenggam tangan Ica. "Kita juga pulang yuk!"

"Ayoooo!" Lalu keduanya berjalan menuju parkiran.

Sesampainya di parkiran, Aci segera memakaikan helm dan jaket miliknya yang dilingkarkan di pinggang Ica.

Setelah membantu gadisnya naik, Aci memakai helmnya. Lalu menjalankan ninja hitamnya memecah ibu kota.

Di tengah perjalanan, Ica tidak sekalipun melepas tangannya di pinggang Aci. Gadis itu memeluk erat kekasihnya.

Ica menutup mulutnya yang menguap dengan sebelah tangannya "Hoamm. Aci, Ica ngantuk."

Aci yang mendengar rengekkan gadisnya melihat ke kaca spion. "Eh jangan dong. Bentar lagi kita sampe rumah lo kok."

Ica hanya mengangguk. Gadis itu mencoba melawan rasa kantuknya dengan terus berpose di belakang helm Aci seolah sedang selfie. Hayoo siapa yang suka gituu hahaha.

Aci yang terus memperhatikan gadisnya lewat spion kembali bersuara. "Ngapain sih?"

Ica nyengir. "Hehe, Nggak kok. Aci jangan liatin Ica gitu dong!"

Aci tersenyum geli melihat tingkah menggemaskan gadisnya ini.

Sesampainya di depan rumah Ica, Aci segera membantu Ica turun dari motornya.

Cowok itu juga membantu Ica membuka pengait helmnya, lalu melepas jaket yang melingkar di pinggang gadisnya.

"Aci mau masuk ke rumah Ica dulu nggak?" tanya Ica.

"Gue mau langsung pulang aja."

"Ih, kok Aci gitu sih? Emangnya Aci nggak mau rasain nasi gorengnya Ica dulu?" ucap Ica dengan mata berkaca-kaca.

"Yah alamat nangis nih bocil." batin Aci.

Merasa tidak tega, akhirnya Aci memilih untuk mampir sebentar di rumah Ica. "Yaudah gue mampir dulu deh."

"Yeayy. Ayo masukk!!"

Ica membuka pintu rumahnya lalu masuk ke dalam. Aci hanya membuntuti gadisnya dari belakang.

Mira yang sedang serius menonton film indosiar tentang istri yang selalu dikhianati oleh suaminya itu menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka. "Anak cantik Bunda udah pulang?"

"Bundaaa." Ica menghampiri Mira lalu memeluk erat Bunda kesayangannya itu.

Mira melepas pelukannya. "Eh ada Aci juga."

"Iya Tan eh Bunda." Aci merutuki mulutnya karena salah menyebut.

"Kamu ini. Kan Bunda udah bilang, panggilnya Bunda jangan tante! Harus terbiasa dong, kan bentar lagi Bunda jadi Bunda kamu juga. Iya nggak?" Mira menggoda Aci dan Ica.

"Pasti itu! Kan Bunda calon mertua nya Aci. Iya kan Ca?"

Ica hanya diam. Gadis itu masih mencerna ucapan Aci dan Bundanya. "Galon pertua itu apa sih?" tanyanya polos.

Aci dan Mira saling tatap. Hadeuh lagi seru-seru juga.

"Calon mertua Ca. Bukan galon pertua." jelas Mira dengan lembut.

Ica manggut-manggut. Lalu Aci bertanya. "Emang udah ngerti?"

"Nggak." gadis itu menyengir.

"Astaghfirullah, untung sabar." batin Aci.

Mira tersenyum seraya menggelengkan kepalanya. "Yaudah, mending Ica mandi dulu gih! Pasti udah lengket banget tuh badannya."

"Ngoghey! Oh iya abis Ica mandi nanti, Ica mau bikinin nasi goreng buat Aci ya Bunda?"

Mira tersenyum. "Iya."

"Yaudah, Ica mandi dulu ya Aci. Dadaaa." Gadis itu melambaikan tangannya, setelah mendapat balasan lambaian dari Aci. Ica segera beranjak pergi menuju kamarnya di lantai dua.


—Aci Dan Ica—


Vote & Komen!♡

Follow instagram
@fiska_zahira
@zakri.aditya
@riskanastasya_
@aldogans.io
@rian_aldev
@falea.clarita
@elnarabella

Aci Dan IcaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang