Chapter 35

1.1K 102 19
                                    

"Jadi mau bahas kapan?"






































Selamat membaca

































Shani Pov

Hari-hari berlalu.
Aku menjalani hidup tanpa Gracia.
Aku belum ke Belanda karena masih ada acara pensi untuk merayakan kelulusan angkatanku di Bulan ini.

Aku sendiri terpilih menjadi ketua panitia untuk yang terakhir kalinya, pihak sekolah mempercayakan semuanya kepadaku.
Dan wakil panitia yang menjadi partner diskusiku adalah Anin.

Hari ini aku sedang duduk santai diruang Osis, menunggu Anin datang agar kami segera berdiskusi.

Disaat sendiri seperti ini aku selalu teringat Gracia.

Aku rindu.
Rindu segala yang ada pada dirinya.

Tadi pagi aku bertemu dengannya di parkiran, namun dia seolah-olah tak melihat keberadaanku.
Dia melewatiku begitu saja dan itu terasa begitu menyakitkan untukku.

Ceklek...
Suara pintu terbuka menampilkan seseorang yang sekarang ini sedang berdiri di ambang pintu.

Dengan wajah datarnya dia berjalan secara perlahan kearahku.
Dia berjalan menggunakan satu tongkat karna satu kakinya masih sakit.
Dia adalah seseorang yang sedari tadi aku pikirkan.

Dia Gracia.

Dia menarik kursi yang ada di depanku lalu mendudukinya pelan.

"Anin sedang sakit, jadi saya yang menggantikannya untuk berdiskusi dengan Anda tentang acara pensi" ujarnya dingin tanpa melihat kearahku.

Aku tersenyum karna akhirnya aku dipertemukan lagi dengan Gracia.

Setidaknya dia ada disini, dihadapanku mengurangi rasa rinduku.

"Gausah pake kata-kata formal Ge" jawabku sambil menatapnya lembut berharap dia akan melihat kearahku.

"What ever" jawabnya singkat.

"Jadii loe udah bikin konsep buat acara pensi nanti??" tanyanya sambil melihat kearahku.

Akhirnya dia menatapku meskipun sesaat.

Tapi...
Aku tak terbiasa mendengar kata "Loe ataupun gue"dari bibirnya saat dia bersamaku.

"Aku udah buat kok tinggal matengin konsepnya aja" jawabku yang hanya dibalas anggukan.

"Jadi mau bahas kapan?" tanyaku padanya sambil merapikan kertas-kertas di meja.

"Ini masih jam 08.30 wib , loe janjian sama Anin jam 09.00 wib kan? Gue kesini lebih cepet karna gue mau sarapan. Gue belum sarapan" ucapnya yang kini tengah membuka tas dan mengambil sesuatu.

Dia membawa bekal dari rumah, saat dia membuka bekalnya ternyata dia membawa nasi goreng.

Jujur aku juga lapar karna belum sarapan.
Tapi mana mungkin aku berani meminta nasi goreng Gracia.

Aku hanya bisa menyaksikan dia menyantap dengan lahap nasi goreng yang dia bawa.

Melihatnya makan membuatku tersenyum dengan sendirinya.
Dia tak berubah, kalau makan pasti selalu berantakan.

"Geee" panggilku membuatnya berhenti mengunyah makanan, dia menatapku lagi dengan alis yang terangkat satu.

"Kalo makan tuh pelan-pelan lihat nih sampe berantakan gini" ucapku sambil membersihkan noda yang ada disudut bibirnya.

My Liltle Unguable ( Pending)Where stories live. Discover now