Setelah memasangkan helm untuk Ica, Aci menaiki ninja hitam kebanggaannya, lalu membantu gadisnya untuk naik karena tubuh mungilnya yang tidak sampai.

Ica berhasil naik. Aci segera melajukan motornya keluar dari pekarangan rumah Ica.

"Dadaaa, Bundaa."
gadis itu melambaikan tangannya ke arah Mira, Mira yang melihat segera membalas lambaian tangan putrinya.

Sampai disekolah. Gerbang sudah ditutup dengan sempurna.
"Yah gerbangnya udah ditutup." ucap seorang gadis dengan bibir mengerucut.

"Lo sih lama banget, jadi telat kan."

"Maafin Ica ya Aci, gara-gara Ica gerbangnya udah ditutup sama Pak Satpam." ucap gadis itu dengan mata berkaca-kaca.

"Yah, salah ngomong lagi nih gue." batin Aci.

Aci mengusap pipi Ica lembut. "Iya gapapa, jangan nangis ya. Lo tenang aja oke? Gue tau caranya."

Ica mengangguk. Sebenarnya gadis itu ingin bertanya bagaimana caranya, tapi Ia urungkan.

Aci memarkirkan motornya didepan Warbay atau 'Warung Bu Ay' yang terletak dibelakang SMA Brawijaya.

"Turun Ca"

"Ih Aci kok disini sih? Kan kita itu pengen ke sekolah bukan ke warung."

"Ck, lama lo." Aci menurunkan Ica dari motornya dan segera menggedong gadis itu ala bridal style.

"Bu titip motor!" teriak Aci.

"Siap den!" jawab Bu Ay.

Ica menggeliat dalam gendongan Aci.
"Ih Aci turunin Ica sekarang!"

"Diem Ca, nanti lo jatuh."

Setelah sampai ditempat yang Aci tuju, Cowok itu segera menurunkan Ica.

Ica melongo melihat pemandangan didepannya. "Ini kan tembok, kita ngapain kesini sih Aci?"

Ya, tujuan Aci adalah tembok belakang sekolah. Untuk apa kalo bukan manjat, lagi pula tidak ada cara lain selain manjat.

Aci membungkukkan badannya.

"Buru naik ke pundak gue kalo lo pengen masuk kelas."

"Aci ngapain jongkok gitu sih? Mau pup ya?"

Ingin rasanya Aci mencabik-cabik wajah gadisnya ini. Eh astaghfirullah tobat Ci.
"Nanya nya nanti aja, buru naik!".

Ica mengangkat kedua kakinya ke pundak Aci. Cowok itu segera membatu gadisnya untuk naik ke atas tembok.

Berhasil. Ica melihat kebawah dan...
"HUAAA, ACI. Ini tinggi banget, Ica takut liatnya."

"Shttt, jangan teriak-teriak Ca. Nanti kita ketahuan" tegur Aci.
Gadis itu reflek menutup mulutnya.

"Hai Ca."

Ica menoleh ke samping dan...
"Aci copot eh Aci copot." kagetnya.

"Buset apanya tuh yang copot."

"Anunya." jawab Ica polos.

"Heh! Mesum ya lo?"

"Hah? Nggak kok."

Aci segera melompat dari atas tembok. Karena kalo terus meladeni gadisnya, Ia yakin bisa disini terus sampai bel pulang berbunyi.

"Ih Aci, sakit nggak?" tanya Ica.

"Nggak. Udah ayo sini jatuhin badan lo nanti gue tangkep."

Ica memejamkan matanya, lalu menjatuhkan dirinya.
"Aaaaa, Bundaaa."

Jleb

Berhasil. Ica mendarat sempurna di gendongan Aci. "Buka mata lo."

Gadis itu mengerjabkan matanya.
"Wah, Ica hebat banget kayak Supergirl bisa terbang."

"Semerdeka lo aja."
Aci menggenggam tangan Ica. "Udah ayo!"

"HEH! KALIAN BERDUA NGAPAIN DISITU! "

Oh no, Oh no, Oh no no no no no.

—Aci Dan Ica—

Babang Aldo

Babang Aldo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rian

Vote & Komen!♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote & Komen!♡

Follow instagram
@fiska_zahira
@zakri.aditya
@riskanastasya_
@aldogans.io
@rian_aldev
@falea.clarita
@elnarabella

Aci Dan IcaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang