07 • janji

5.5K 1.1K 275
                                    

[!!] Semalem teh aku nungguin komennya 100 sampe ketiduran wkwkwk tiba-tiba bangun tidur udaaah 170 an aja 😭😭 Makasih temen-temen.

Jangan lupa vomment ya, happy reading!😍

—oOo—

















"Ayo di makan," kata mama kim—nyokapnya kak Sunoo.

Gue tersenyum, kemudian mulai mengambil nasi dan beberapa lauk yang sudah mama kim sediakan.

Hari ini kak Sunoo ajak gue ke rumahnya, katanya mama kim pengen ketemu gue karna udah hampir tiga minggu gue gak main ke rumah.

"Itu tante goreng ikan di makan,"

"Acha gak suka ikan ma," kata kak Sunoo yang baru selesai ganti baju, kemudian ikut duduk di meja makan.

"Sekolah mu gimana, Noo?" tanya mama kim ke kak Sunoo.

"Biasa aja," sahut kak Sunoo singkat.

"Persiapan ujiannya gimana?" tanya mama kim lagi. "Kira-kira kamu dapet undangan gak ya.."

Gue yang tadinya sedang mengunyah itu segera menghentikan aktifitas kemudian menyimak obrolan kak Sunoo dan mama kim.

"Kalo undangan kayaknya gak sih," kata kak Sunoo.

"Yaudah, kalo gitu belajar yang rajin biar lulus di SBMPTN, papa maunya kamu masuk univ A loh."

"Hm.." sahut kak Sunoo singkat.

Gue masih diam sembari memikirkan sesuatu. Univ A di kota lain, kalo kak Sunoo kuliah di univ A berarti...

"Acha," panggil mama kim yang membuyarkan lamunan gue. "Kenapa bengong, di makan nasi nya,"

"Ah.. ya."

—oOo—

















"Kamu kenapa?" tanya kak Sunoo sembari menatap gue dari spion motornya.

Gue enggak menjawab dan malah menyenderkan pipi gue di punggung kak Sunoo.

"Are you alright?" tanyanya sekali lagi, gue menggeleng. "Eii.. kenapa? Mau muntah? Atau dede bayi nya mau makan sesuatu?"

Lagi-lagi gue menggeleng.

Kak Sunoo meminggirkan motornya untuk berhenti, kemudian beralih menatap gue.

"Kamu kenapa?" tanyanya untuk kesekian kalinya, kali ini sembari menempelkan punggung tangannya di kening gue—memeriksa suhu tubuh gue. "Pusing?"

Bukannya menjawab gue malah menutup wajah gue menggunakan telapak tangan dan mulai menangis.

"Heii, jangan nangis," seru kak Sunoo panik, kemudian segera turun dari motornya dan memeluk gue.

"Mood swing ya?" tanyanya, sembari menepuk nepuk punggung gue pelan bermaksud menenangkan.

Gue nggak menjawab, masih sedih membayangkan kak Sunoo kuliah di luar kota dan gue sendirian di sini—dalam posisi hamil.

"Hiks.. kak.." panggil gue, kak Sunoo berdehem. "Jangan tinggalin aku... ya?"

"Aku nggak kemana-mana Acha,"

"Iya, makanya, jangan tinggalin aku ya," ujar gue di sela-sela tangisan gue.

"Iya, kamu juga jangan tinggalin aku ya."

Kemudian kak Sunoo melepas pelukannya, kemudian menatap mata gue.

—oOo—


















Gue turun dari motor, kemudian melepas helm yang gue kenakan.

Kak Sunoo merapikan rambut gue.
"Kalo ada apa-apa cerita ya," katanya. "Jangan stress sendiri, ibu hamil engga boleh stress."

"Ya.." sahut gue, cuek. Kemudian menatap kak Sunoo dan lagi lagi merasa emo.

"Tapi kak," panggil gue. "Jangan tinggalin aku ya, beneran,"

"Iya Achaa," kata kak Sunoo mencubit pipi gue gemas.

Gue mengeluarkan jari kelingking gue di hadapan kak Sunoo. "Janji dulu,"

Kak Sunoo terkekeh, sebelum akhirnya menautkan jari kelingkingnya dengan kelingking gue.

"Iya, janji."

—oOo—










acha-notes:
Wah gak nyangka dapet dukungan sebanyak ini dari kalian. Terimakasih banyak semuanya🥰🥰

Aku berencana rajin update untung masih libur lebaran, haha, doain engga cuma wacana aja ya.✌

Btw aku update kalo chapter ini udah tembus 200 komen (bukan komen spam ya..)

Love y'all😍

young dad • kim sunooМесто, где живут истории. Откройте их для себя