warung Amin

3.5K 657 45
                                    

happy reading <3

•••


Raya terdiam di salah satu bangku taman dekat tukang roti sambil menunggu Arsa pacarnya. Awalnya Raya sedang berada di rumah Elisa untuk mengerjakan tugas bersama, dan ternyata tak lama setelah semuanya telah selesai, Arsa mengabari dirinya jika akan menjemput Raya di dekat sini.

Sekotak cheese cake nya bahkan tinggal beberapa potong sedangkan Arsa belum menampakkan batang hidungnya sama sekali.

Raya menghela nafas panjang sambil menatap cheese cake nya dengan nanar. Entah sudah berapa potong yang sudah ia makan dan kini ia merasa begah.

Ia bahkan beberapa kali mengecek ponsel miliknya namun tidak ada kabar apapun dari Arsa.

Raya menatap sekeliling taman untuk mengurangi rasa bosannya. Beberapa pelanggan pun mulai berdatangan untuk membeli cheese cake di tempat Raya ini. Kata Elisa, cheese cake di tempat ini memang selalu ramai. Jujur saja, rasanya memang tidak kalah dengan cheese cake yang sering di beli Mama nya dari Mall. Yang berbeda adalah, cheese cake disini dijual di sebuah lapak sederhana dan dengan harganya yang tergolong murah.

"Makan tuh yang bener." Seketika Raya terperanjat ketika tiba-tiba seseorang menyentuh ujung bibirnya.

Raya yang masih kaget pun mendongakkan kepalanya dan mendapatkan seseorang yang sangat tidak ingin ia lihat saat ini.

"Lo?"

Haidan menatap Raya sekilas kemudian berjalan mendekat kearah abang-abang penjualan cheese cake.

"Min, kayak biasa ya 2."

Raya langsung bisa menebak jika Haidan sangatlah dekat dengan si penjual ini.

"Siap! Antri dulu ya."

"Gue tunggu di sana." Haidan berjalan mendekat ke arah Raya yang saat itu masih sibuk memperhatikan ponsel miliknya.

Cowok itu menghela nafas panjang kemudian melepaskan hoodie miliknya yang sedikit basah karena keringatnya dan juga meletakkan bola basket miliknya di samping Raya.

"Nggak balik?" Tanya Haidan memecah keheningan di antara mereka.

Haidan melirik arloji dipergelangan tangan kirinya yang menunjukkan pukul 20.45, ia hanya heran kenapa jam segini Raya berada di sini.

"Gak." Haidan mengangguk.

Atmosfer di sekitar mereka berdua sangatlah aneh. Raya benar-benar tidak bisa berlama-lama dekat dengan cowok di sampingnya ini. Dan entah apa yang sebenarnya membuat Arsa begitu lama sampai disini.

"Nunggu pacar lo?" Tanya Haidan lagi.

Raya menghela nafas panjang. Ia benar-benar tidak suka dengan situasi saat ini. Kenapa Haidan menjadi ingin tahu urusannya begini?

"Bukan urusan lo, dan stop nanya-nanya!"  Ujar Raya memperingatkan.

Haidan terkekeh kecil kemudian tidak melontarkan pertanyaan lagi. Cowok itu membiarkan suasana kembali hening dengan Raya yang sepertinya kembali sibuk dengan ponsel miliknya.

OSIS Where stories live. Discover now