T I G A P U L U H T I G A

6.7K 690 71
                                    

HALOOOOO SELAMAT DATANG LAGI DI CERITA HAZEL- RAJA!

YUKKKK VOTE SAMA COMMENTNYA DI SERBUUUUU!!

Maaf bangeeet aku lama updatenya soalnya aku lagi sakit... ini aja maksain buat nulis supaya kalian gak terlalu lama nunggunya...

Selamat membacaa semogaa sukaakk!!

✨✨✨

Raja berlari dengan cepat menuju ruang ICU. Bahkan ia tidak menoleh ketika ia menabrak banyak orang karena larinya yang sembrono. Otaknya hanya terisi gadisnya yang akhirnya sadar setelah beberapa lama tidak sadarkan diri.

Langkah Raja memelan saat sudah hampir sampai di depan ruang ICU. Ia melihat Safarez yang terduduk di depan ruang ICU. Lelaki itu terduduk sendiri. Raja menelan ludahnya. Sepertinya kabar Hazel tidak baik-baik saja sampai membuat lelaki sangar itu sangat gusar.

"Rez," panggil Raja pelan.

Safarez mendongak lalu membuang wajahnya. Raja mengalihkan tatapannya ke arah kaca ruang ICU. Raja dapat melihat kedua orang tua Hazel sedang berada di dalam. Gadisnya di sana, hanya menatap lurus ke arah langit-langit kamarnya.

Raja maju mendekati kaca. Matanya mengerjap mulai berkaca-kaca saat gadisnya itu hanya menatap dengan kosong. Pandangan gadis itu sangat kosong seakan-akan gadis itu hanya membuka matanya saja, namun arwah gadis itu masih tidak berada pada raganya.

"Hazel kenapa?" tanya Raja lirih pada Safarez.

Raja dapat merasakan Safarez berdiri dan menghampirinya. Lelaki itu kini berdiri di sampingnya. Ikut memandang lurus ke arah adiknya yang terbaring di sana.

Pandangan Raja menatap Bundanya Hazel yang menangis sembari memegang tangan gadis itu yang tidak bergerak sedikitpun.

"Dari awal sadar sampai sekarang dia cuma diem. Gak responsif,"

Napas Raja tertahan. Ia memalingkan wajahnya ke arah Safarez yang diam.

"Tapi keadaannya baik-baik aja kan?"

Safarez menunduk. Lelaki itu bergetar hingga akhirnya terjatuh membuat Raja terkejut dan reflek menangkap tubuh sahabatnya itu.

"Kaki kanannya lumpuh,"

✨✨✨

Hazel memandang lurus ke arah langit-langit kamar rawatnya. Ia bisa merasakan Bundanya menggenggam tangannya. Bahkan ia bisa merasakan tetesan-tetesan air mata yang jatuh dari Bundanya itu.

"Hazel, kenapa belum mau ngomong Nak? Ada yang sakit? Bilang sama Bunda sama Ayah Haz,"

Hazel merasakan matanya memanas. Bayangan kecelakaannya terekam jelas di pikirannya. Teringat jelas seberapa kuat hantaman pada kecelakaan itu.

"Bunda..." panggilnya serak.

Acacia berdiri dan mendekatkan dirinya pada Hazel. Hazel mulai terisak. Isakkannya membuat hati Acacia dan Rezvan teriris.

"Kaki kanan Hazel kenapa gak bisa digerakkin?"

Acacia terdiam. Ia menatap suaminya yang ikut terdiam.

"Hazel gak bisa rasain kaki Hazel," lirih Hazel.

"Bunda,"

"Kenapa Bunda gak jawab Hazel?"

Rezvan mendekat. Ia mengusap rambut putrinya dengan sayang. Tak menyangka terlalu banyak kejadian yang menimpa anak perempuannya itu.

"Sayang, sekarang kaki kanan Hazel lagi gak bisa berfungsi. Tapi kalau nanti Hazel terapi terus-"

Hold Me While You WaitWhere stories live. Discover now