"Terus kenapa kamu tadi minta maaf? Kamu tadi juga belum tidur?"

Mella diam, ia bingung hendak menjawab apa.

"Hmm?" Ucap Ray terus menuntut jawaban Mella, namun Mella diam dengan mata yang masih terpejam.

"Jawab Mella, kita harus menyelesaikan masalah ini sama-sama, aku nggak bisa terus-terusan kaya gini, aku nggak suka ada kecanggungan di antara kita," ucap Ray lembut dan pelan-pelan, Ray berharap Mella mau bicara denganya.

Dengan perlahan Mella pun membuka matanya, "Kakak benar, kita harus selesaikan masalah ini sama-sama," jawab Mella.

Ray mengangguk, "Ya, lalu kenapa kamu tadi minta maaf, kan aku yang salah, jadi maafkan aku,"

"Enggak kak, aku yang salah, aku terlalu baperan dengan kata-kata kakak, seharusnya aku tidak sakit hati hanya karena kakak mengucapkan jika anak ini anak kakak saja, maaf kak," jawab Mella lirih, padahal jika ia mengingat itu, ia masih sakit hati, ibu mana yang tidak sakit hati jika sang suami yang dulunya bodo amat dengan dirinya apalagi anaknya, lalu tiba-tiba si sumai itu menyebut anak mereka dengan sebutan anakku saja, bukan anak kita? Namun, Mella akan membuang rasa sakit itu, ini demi ketentraman rumah tangganya, di tambah lagi, Raynand sungguh dan sangat-sangat merasa bersalah karena mengucapkan hal itu, Mella yakin jika Ray tidak ada niat sebelumnya untuk melukai hati Mella.

"Aku juga salah Mel, harusnya aku lebih hati-hati saat bicara."

Mella menggeleng cepat, "Nggak mas ini semua salah aku. Aku terlalu kekanakan, gini aja baperan."

Raynand mengerucutkan mulutnya, "Udah ah, iya aku maafin. Dari tadi kok minta maaf terus, padahal belum lebaran.

Untuk menanggapinya Mella hanya tersenyum tipis.

"Senyum yang lebar dong," pinta Ray dengan senyuman manisnya, Mella pun langsung tersenyum manis juga.

"Nah gitu, kan cantik"

"Terus kalo aku nggak senyum, jelek gitu?!" Tanya Mella pura-pura marah.

"Tetep cantik kok, tapi lebih cantik kalo tersenyum" sahut Ray gemas lalu mencium kedua pipi Mella secara bergantian.

"Uluh uluh... gemoy nya..."ucap Ray sambil terus menciumi pipi Mella yang bertambah gembul.

"Udah kak... tidur udah mau pagi loh"

"Iya, iya" sahut Ray kemudian tertawa.

"Eh, tunggu dulu" ucap Ray membuat mata Mella yang semula sudah tertutup kembali terbuka.

"Apa?" Tanya Mella penasaran.

"Aku minta sesuatu boleh enggak?" Tanya Ray.

"Apa?" Tuntut Mella sangat penasaran.

"Kalo manggil aku jangan pake embel-embel kak lagi Mel..."

"Terus, cuma Ray gitu. Mau kamu?! Hmm... enggak sopan loh" sahut Mella sedikit kesal, udah terlihat nggak sopan malah suaminya minta gitu.

"Bukan sayang"

"Terus?"

Ray tersenyum manis, "Mas gitu loh, atau Sayang, atau Hubby gitu.. biar romantis dikit lah, aku sadar aku nggak bisa romantis seperti yang lain, terus kamu panggil aku pake gituan pasti ada unsur romanya..." pinta Ray sambil tersenyum manis, Mella pun hanya memasang wajah datar dan kadang bergidik geli.

"Coba lah Mel"

"Gak! Aku nggak mau!!" Tolak Mella mentah-mentah.

wajah Ray pun menjadi murung, "kenapa?" Ucapnya sedih.

"Masa aku panggil kamu sayang, terus entar yang... sayang gitu... ihh geli kak, atau aku panggil kamu hubby, terus panggilnya byyy... gitu? Enggak banget tau kak, nadanya sama kek bahasa inggrisnya lebah bee tau kan?!" Jawab Mella sejelas, jelasnya.

"Ya panggil aku mas gitu, kan lebih romantis di bandingkan kamu panggil aku kakak, emang aku kakak mu?"

"Bukan" jawan Mella polos.

"Makanya panggil aku mas gitu lah Mel..." rengek Ray bak anak kecil.

"Mas sama kak sama aja artinya kak, kenapa nggak den aja aku panggilnya, den bagus ing ngarso gitu"

"Ck, Mellaa... lama-lama kamu itu bikin gemes-gemes kesel ya, jadi pengen nerkam kamu tau gak?!" Geram Ray malah membuat Mella tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa ketawa heumm?"

"Bwahahaha...  lucu tau gak, jahilin kamu kamu itu bikin ngakak hahaha..." ucap Mella sambil tertawa keras sampai menggema di seluruh ruangan kamar, Ray hanya memasang wajah datar, sungguh ia sangat kesal di jahili Mella.

"Kak hahahaa.... muka kamu kok jadi kayak triplek" ejek Mella lagi, Ray langsung berbalik memunggungi Mella.

Mella pun mengerem tawanya, ketika sudah melihat Ray ngambek, "Dih gitu aja ngambek! Dasar!" Cibir Mella, namun Ray terus mendiamkanya.

"Kak..." Rayu Mella sambil menggoyang-goyangkan legan kekar milik Raynand.

"Ck marah nih ceritanya....?"

"Mass...." panggil Mella lembut, dan pada akhirnya Ray langsung berbalik menghadap Mella kembali, dengan senyum yang mengembang.

"Apa? Coba ulangi lagi?" Pinta Ray dengan wajah yang masih tersenyum.

Mella tersenyum smirk, "Junaedii..." ucapnya manja.

"Eh?!" Ujar Ray dengan mata yang melotot.

"Ehehehehe.. enggak enggak, maksudku Mas, Mas Raynand Melviano..." ucap Mella sambil terkekeh, Ray langsung membawa Mella kedalam pelukanya.

"Nahh gitu dong sayang, bagus tau gak" ucap Ray bahagia.

"Tapi Geli kak kalo bagi aku, aku udah nyaman panggil kamu kakak. Kakak aja ya... yayaya..." celetuk Mella di dalam pelukan Ray, dengan wajah yang terbenam di dada Ray, sehingga suara Mella terdengar tak begitu jelas.

"Big no sayang, kamu panggilnya harus pake Mas lebih baik di banding Kak, entar kalo udah lama-lama pasti juga terbiasa"

"Hmm iya serah kakak, aku udah ngantuk" sahut Mella lirih kemudian memejamkan matanya di dalam pelukan Ray, Ray pun hanya menyahutnya dengan gumaman lalu mereka berdua tertidur bersama.

***

Eyooo... gimana part ini guys?

Bagus nggak?

Maag yee... masih banyak Typo dan kata-kata campuran hehehe..

Jangan lupa vote nya yak, komentarnya udah kan?

See you next chapter❤

Married By Accident Where stories live. Discover now