Chapter 3

8 2 4
                                    

Perang Dimulai

Satu tahun setelah saya menyelamatkan Jojo, negara meminta kita rakyat sipil yang masih muda untuk dijadikan garda terdepan dalam misi untuk menyabotase nuklir Russia. Saya, Jojo dan masyarakat yang masih muda akhirnya berangkat ke bandara untuk terbang ke Russia dan melaksanakan misi kita.

Saat dalam perjalanan yang hanya ada dalam pikiran ku adalah apakah aku bisa pulang hidup hidup. Saya juga mengkhawatirkan keluarga saya dan pacar saya Ashley. Tidak terasa ternyata kita sudah sampai di pusat peluncuran dan penyimpanan nuklir. Saya yang duduk bersebelahan dengan Jojo langsung berbicara kepadanya " Jojo, udah siap belom." Dengan muka yang ketakutan Jojo pun berkata " ya, aku siap. " kami pun memutuskan untuk melompat dari pesawat kami. Tetapi saat bagian saya untuk melompat. Pesawat kami tertembak oleh blaster Cannon. Pesawat kami pun terjatuh. Untungnya saya dan prajurit lainnya bisa terjun dan menyelamatkan diri.

Saat saya membuka parasut saya pun sedikit tenang karena bisa selamat dari jatuhnya pesawat. Saat saya menoleh ke kanan atas saya melihat teman saya tertembak kepalanya dan jatuh. Ternyata maut masih mengejar kita. Banyak sekali sniper yang ada di pusat peluncuran nuklir ini dan saya menyaksikan sendiri dengan mata saya, banyak sekali teman saya yang tewas tertembak. Saat ketinggian saya dan daratan sekitar 10m, saya memutuskan untuk memutuskan parasut saya. Saya pun terjatuh ke salju. Saya berkata dalam diri saya " terima kasih Tuhan engkau telah menyelamatkan saya ketiga kalinya dari maut. " Walaupun jatuh di salju badan saya tetap sakit karena terbentur secara keras.

Saat saya sedang mencoba untuk bangun akhirnya Jojo datang untuk membantu saya. Tanpa banyak bicara saya dan Jojo akhirnya maju untuk menyerang pertahanan musuh. Tidak terasa ternyata hari sudah hampir gelap. Saya juga sudah tidak melihat musuh sejauh mata memandang. Saya, Jojo dan pasukan lainnya mencoba untuk masuk ke markas peluncuran nuklir. Saat kamu sampai di dalam kami disambut langsung dengan peluru yang terlontarkan. Beberapa dari kami tertembak. Kami mencoba untuk menembak prajurit musuh yang tersisa. Sayangnya kaki Jojo tertembak dan Saya juga melihat tentara musuh berdatangan. Saya mencoba untuk mengangkat Jojo keluar dari bangunan tersebut dan mundur. Saya dan prajurit yang tersisa mencoba untuk mencari kendaraan bekas musuh untuk mengantar Jojo keluar dari daerah Russia. Saya bersama Jojo memutuskan untuk pergi ke Kazakhstan. Kazakhstan dalam tahun ini sudah digambarkan hancur dan tidak berpenghuni. Saat kami sudah sampai, kami disambut dengan monster yang bernama Cerberus. Anjing ini memiliki kepala tiga yang diakibatkan oleh mutasi. Saya dengan tentara yang tersisa mencoba untuk melawan cerberus. Saya melontarkan banyak sekali peluru dan makhluk itu belum mati. Bahkan saya sempat tercakar oleh makhluk itu. Setelah sekian lama saya menemukan sesuatu kelemahan Cerberus. Kelemahannya adalah jantungnya. Saya melontarkan peluru secara membabi buta dan mengambil pisau yang ada di kantong saya. Peluru terakhir itu membuat Cerberus terjatuh sementara. Dengan sisa tenaga saya mempertaruhkan nyawa saya untuk menusuk jantung Cerberus. Setelah menusukkan pisau saya ke jantung Cerberus akhirnya Cerberus mati.

Saya dan prajurit yang tersisa langsung pergi menuju rumah kosong yang memiliki satu bunker dan masuk kesana. Saya meletakkan Jojo untuk berbaring disana. Jojo berkata kepada ku. " Terima kasih telah menyelamatkan aku. " Aku pun berkata " bukankah itu adalah kewajiban dari teman untuk membantu temannya yang sedang kesusahan. " Jojo pun hanya membalas dengan senyuman. Saya mencoba untuk mengeluarkan peluru yang berada di kaki Jojo dan menutupi luka Jojo. Agar Jojo tidak kesakitan aku menyuntikkan pain killer. Saya juga segera untuk mengirimkan pesan kepada negara untuk meminta bantuan medis dan tentara tambahan untuk kembali menyerang markas peluncuran nuklir. Setelah saya mengirimkan pesan saya, Jojo dan prajurit lainnya memutuskan untuk beristirahat pada malam itu.

Keesokan paginya saya mendengar suara dari luar seperti orang yang sedang berbicara dengan bahasa Russia. Kami semua sudah ketakutan karena kami sudah tidak memiliki peluru. Saat pintu bunker terbuka kami kaget karena ada dua prajurit Russia yang masuk kedalam dan menodongkan senjata mereka kepada kita. Saat kami semua sudah pasrah tiba tiba terdengar suara pistol yang tertembak. Duarr.. kami kaget melihat apa yang kami lihat. Saya sampai tegang dan tidak bisa berbuat apa-apa.

To be continued....

==========================
Hiiii semuanya
Selamat datang di chapter ke 3 dari cerita ini. Semoga kalian semua suka ya sama ceritanya. Jangan lupa vote sama comment ya, supaya aku semakin semangat bikinnya.
Terima kasih semuaa!!

HopeWhere stories live. Discover now