Dua puluh

1.3K 85 7
                                    

Author pov

Pagi sudah menghampiri , belle sudah bangun dari tadi , hanya saja dia tidak beranjak dari kasurnya

"Kelvin gimana ya? Aku liat aja deh"

Dia segera mengenakan alas kaki dan segera keluar ruangan , dan tentunya dia berjalan ke arah dimana suaminya berada

Dia mengintip , ternyata tidak ada siapa siapa

Ceklek..

Dia mendekati suaminya yang masih belum juga sadar..

"Vin , kamu kapan bangun? Aku kesepian gak denger suara kamu , padahal baru 2 hari , gimana kalau seminggu , dua minggu? Atau sebulan? Sayang , bangun dong , aku kangen" Ujarnya sambil memegang jemari suaminya

"Vin , hiks"

"Belle-?"

Belle mengusap air matanya , lalu menoleh ke sumber suara

"E-eh bunda , aku cuma kangen kelvin kok bund"

"Sayang , bunda mau bilang sesuatu sama kamu , tapi janji kamu jangan marah ya?"

"Iya bunda" Ujarnya

"Kelvin koma nak , kata dokter kemungkinan dia akan sadar tiga bulan lagi"

"Hem , iya , aku tau , makasi bunda udah mau kasih tau aku" Ujarnya dengan menunjukan eyes smile andalannya

"Belle , besok kamu udah dibolehin pulang loh , besok juna yang jemput kamu"

"Iya bun , aku mau ke ruangan lagi , permisi"

Sesaar sebelum belle melangkahkan kakinya keluar , dia menatap suaminya sekilas dengan senyum kecil nya.

Belle pov

"Sebulan , itu waktu yang cukup lama , yatuhan semoga kelvin lekas membaik"

Aku memilih untuk berjalan jalan diarea rumah sakit
Dan duduk..

Aku mendengar suara isak tangis , meski pelan , aku mencoba mencari sumber suara , dan ternyata suaranya berasal dari ruang rawat melati III

Aku memberanikan diri untuk masuk
"P - permisi , kamu sedang ada masalah?"

Gadis itu , menatapku dengan tatapan sedih juga gelisah.
Kurasa , dia lebih muda dariku.

Aku menghampiri kasurnya , dan mengusap lembut punggungnya

"Menangislah , jika itu bisa membuat dadamu merasa lega" Ujarku

"Kakak , ibu , ayah , bahkan semua keluargaku tidak mengertiku , mereka , mereka dengan mudahnya mengatakan bahwa aku hanya merepotkan mereka saja , hiks"

Aku tersenyum , duduk disebelahnya dan menyandarkan kepalanya dibahuku

"Kau tau? Kita , meskipun wanita , kita ini adalah manusia yang tangguh , hanya dengan mereka tidak mengertimu , bukan berarti semuanya tidak mengerti perasaanmu" Ujarku

"Ayahku menuntutku harus selalu mendapatkan nilai A disetiap mata pelajaran , dan aku harus mati matian berusaha keras agar mendapatkan nilai A , iya , hanya dengan nilai bisa membuatnya merasa bangga , tapi aku , aku malah merasa tertekan" Ujarnya

"Dunia memang seperti itu , kita dipaksa untuk sempurna , dan kenyataannya kita hanyalah manusia biasa , yang memiliki cara tersendiri untuk bangkit , aku pernah berada diposisi mu , hanya berbeda sedikit cerita , usiamu masih lebih muda dariku , tidak seharusnya kamu merasakan kesedihan yang mendalam seperti ini , lupakan rasa sakitmu , kesedihan bukanlah hal yang bagus untuk jiwa dan hatimu"

My Doctor Is My Perfect Husband[complete]Where stories live. Discover now