31

1.3K 262 65
                                    

Yuna menatap televisi di hadapannya, memilih menutupi tubuhnya di bawah selimut, di dalam pelukan Mama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yuna menatap televisi di hadapannya, memilih menutupi tubuhnya di bawah selimut, di dalam pelukan Mama. Ia sempat merasa kaget saat kakaknya, Nana, muncul di layar dan berbicara dengan sangat baik. Yuna tertawa kecil saat Nana tampak sangat serius, ganti menatap Mama yang ikut berbaring bersamanya.

"Mas Nana keren, ya, Ma? Gak kaya waktu lagi di rumah,"

Irene tersenyum lembut, mengangguk sembari menarik Yuna lebih dalam ke pelukannya. Ia menciumi rambut gadis itu dengan gemas.

"Mama! Aku kan udah gede!"

Irene tertawa lepas setelah mendengar hal itu keluar dari bibir Yuna. Ia merasa energinya terisi kembali saat putrinya balas memeluknya erat, bersembunyi di balik lengannya. "Halah, kalau takut, larinya ke kamar Mama juga."

"Mas Nana juga gitu!" Yuna mengerucutkan bibirnya. "Bentukannya aja sok cool, tidurnya juga di bawah ketek Mama."

"No matter how big all of you are right now, you all will forever be babies for me. It's just a Mommy thing."

Saat mereka mendengar nama yang tersebut dari bibir Nana, keduanya sontak diam. Langkah Yeri tersorot di sana, membawa gadis itu pada podium dengan senyum lebar di wajahnya. Yeri membuka kacamata hitam yang ia kenakan, membuat bukan hanya Irene dan Yuna, namun juga semua orang yang datang langsung ke sana, seketika menjadi antusias. Ruangan tiba-tiba riuh, berbagai pertanyaan yang saling diserukan tidak membuat Yeri gentar sedikitpun.

Yeri menantang Yesikha dengan keras.

Irene menarik ponsel di ujung nakas di samping tempat tidurnya. Ia menekan beberapa tombol, berharap segera tersambung dengan ponsel Jeff di luar sana. Nihil, tidak ada jawaban. Sepertinya keadaan benar-benar sangat riuh saat ini, sehingga dering ponsel Jeff tidak dapat dijangkaunya.

Saat Yeri sudah selesai berbicara dan turun dari podium, ledakan pertanyaan dalam siaran langsung terhenti sejenak. Gadis itu berjalan ke arah Nana, tampak mendiskusikan sesuatu saat langkah santai dari sneakers yang dikenakan seseorang yang baru masuk ke dalam ruangan terdengar.

Gadis yang baru saja datang itu berjalan ke bagian depan kursi jurnalis, lantas naik ke podium saat Yeri melambai, memberinya aba-aba untuk naik.

Ryu membuka sweater yang ia kenakan di depan sana, membiarkan kaos oblong yang tersisa, menutupi badannya, tersorot di siaran langsung televisi. Gadis itu mengikat rambutnya di atas podium, lantas meletakkan sweater yang telah dibukanya sembarangan.

Ia menarik microphone dengan cepat, tampak tidak memiliki rasa gugup sedikitpun. "Gue.. ah, saya? Sounds weird. Saya Ryu. Ryanne Ursula Sarapraja. Saya berdiri di sini untuk membagikan sedikit cerita, jadi tolong izinkan saya. Ryanne, kata Mama, berarti ratu kecil; diterjemahkan dari Bahasa Irlandia. Ursula diambil dari Bahasa Yunani, berarti beruang kecil. Sedikit banyak saya tahu, selain dituntut untuk menjadi 'ratu', yang menunjukkan jati diri dan sisi feminin saya sebagai seorang perempuan, saya juga disiapkan menjadi 'seekor' beruang di waktu yang bersamaan."

Crazy Rich BaeWhere stories live. Discover now