[12]

571 68 0
                                    

Lanjutan eps 11.

Aku sedang duduk bersantai, namun ditabrak oleh sepupu nakal itu.

"Hei! Lihat-lihat kalau jalan!" Teriakku.

Dia berlari seakan ada yang mengejarnya.

Ia dia mencuri sebuah jeruk, dia dikejar oleh tikus.

"Amel apa yang kau lakukan disini?" Tanya Edmund, ia mengulurkan tangannya.

"Sepupumu, menabrak ku padahal aku sedang minum dan duduk bersantai" jawabku kesal.

Edmund merangkulku.

"...aku juga kesal denganmu"

"Aku? Kau kenapa sebenarnya?" Tanya Edmund.

"Kalian pacaran?" Tanya Lucy.

Aku hanya diam karena masih kesal.

Sedangkan Edmund hanya menjawab iya.

Jadinya kita melihat sepupu Lucy dan tikus itu bertarung.

Namun aku mendengar suara jeritan perempuan.

"Lihat" kata Lucy.

Anak perempuan itu keluar.

"Gael, apa yang kau lakukan disini?" Tanya ayahnya.

Anak bernama Gael itu berdiri.

Ayahnya langsung memeluk Gael.

"Sepertinya kita mendapat tambahan awak baru"

Lalu laki-laki botak itu memberikan jeruk kepada Gael.

Setelah itu aku maju dan mengajak Gael untuk masuk kedalam.

Malamnya kita tidur disini.

Aku tidur disebelah Edmund, namun tidak bisa tertidur.

"Ed? Sudah tidur ya?" Tanyaku namun tak ada jawaban.

Setelah itu aku baru bisa tertidur.

Tapi seseorang bayangan tak terlihat membawaku.

"Hei, lepaskan aku!" Kataku.

Namun mulutku seperti ada yang menutup.

Aku mengeluarkan tongkat sihirku namun dilempar oleh bayangan tak terlihat itu.

"Tak ada jalan keluar!"

"Kita sangat menakutkan!"

"Siapa kalian?" Tanyaku.

"Kita adalah makhluk buas tembus pandang"

"Jika kau bisa melihat kita, kau pasti akan sangat ketakutan"

"Kau lupa bilang bahwa kita sangat besar!"

"Apa yang kalian mau?" Tanyaku ketakutan.

"Kau akan melakukan apapun yang kami minta"

"Dia mau melakukannya"

"Dia pasti mau melakukannya"

"Jika tidak mau?" Tanyaku.

Dan aku sudah berdiri sekarang.

"Kau mati"

"Mati!"

"Aku tidak akan berguna bagimu jika aku mati, kan?" Tanyaku.

"Aku tak berpikir sejauh itu"

"Tidak, kau tak pernah berpikir begitu"

"Baiklah, kalau begitu kita akan membunuh teman-temanmu!"

"Ide bagus"

"Apa yang kau mau dariku?" Tanyaku sekali lagi.

𝐍𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐋𝐨𝐯𝐞 | 𝐄𝐝𝐦𝐮𝐧𝐝 𝐏𝐞𝐯𝐞𝐧𝐬𝐢𝐞Where stories live. Discover now