[08]

781 88 6
                                    

Esok paginya aku bangun lebih dulu daripada orang-orang, aku mengecek apakah ada orang yang menyusup atau tidak.

"Huft aman, jika saja aku bangun telat mungkin kak Oliver akan marah denganku karena tidur di pundak Edmund" kataku.

Setelah itu aku duduk di sebuah tangga sebelum pintu masuk si istana tua itu.

"Sungguh disini berbeda dengan Cair Paravel" kataku.

Namun aku melihat bayangan hitam, ya! Aku tahu bayangan hitam milik siapa.

"Tidak, tidak mungkin mereka tahu keberadaan kami" kataku.

Tak lama ada kurcaci datang.

"Hei siapa kau?!" Tanyaku, aku menodongkan tongkat sihirku.

"Aku adalah kurcaci" jawabku.

"Ada apa Amel? S-siapa kau?" Tanya Luna.

"Aku adalah kurcaci, aku ingin memberikan kalian informasi, kalian disini sudah tidak aman" jawab Kurcaci itu.

"Ada apa Amel?" Sekarang tanya Peter.

"Kita harus pergi dari sini" kata kurcaci.

Setelah itu kita berdelapan pergi dari istana tua itu.

Kita berjalan terus dan kita juga harus melewati sungai jadi kita harus menaiki perahu.

Perahu pertama ada : aku, Edmund, Lucy dan Neville, perahu kedua ada : Luna, Peter, kak Oliver dan Susan serta kurcaci itu.

"Mereka masih diam" kata Lucy.

"Mereka pohon, Lucy apa yang kau harapkan?" Tanyaku melihat ke atas.

"Mereka bisa menari" jawab Lucy.

"...aku tidak mengerti, kenapa Aslan membiarkan ini semuanya"

"Aslan?" Tanyaku.

"Dia sebuah singa, yang bisa berbicara" bisik Edmund kepadaku.

Tak lama kita semua sampai di daratan.

[Oh iya ini pakaian yang kalian pakai seterusnya yaa, maaf banget klo jelek <3]

[Oh iya ini pakaian yang kalian pakai seterusnya yaa, maaf banget klo jelek <3]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kita terus berjalan.

"Aku tidak ingat jalan ini" kata Susan.

"Begitulah perempuan, tidak punya peta dikepalanya" jawab Peter.

"Tidak semua perempuan, Peter" jawabku.

"Itu karena kepala kami sudah terisi sesuatu" kata Lucy.

Sedangkan Edmund hanya tersenyum dibelakang.

"Kuharap dia mendengar D.L.F sejak awal" kata Susan.

"DLF?" Tanya Edmund.

"Dear Little Friend" jawabku dan aku memandang kearah Luna dengan senyum.

𝐍𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐋𝐨𝐯𝐞 | 𝐄𝐝𝐦𝐮𝐧𝐝 𝐏𝐞𝐯𝐞𝐧𝐬𝐢𝐞Where stories live. Discover now