PROLOG

23 6 0
                                        

Haii..namaku Nayra Adelia Putri Pratama. Aku anak tunggal dari sepasang suami istri Ardian Pratama dan Diana Wardhani. Umurku masih 9th. Sekarang aku sedang menginjakkan kaki di bangku sekolah dasar kelas 3. Aku sudah melaksanakan ujian akhir selama 2 minggu. Dan hari ini, adalah hari pembagian rapotku. Aku tidak sabar ingin tahu nilaiku,apakah aku bisa mendapakan peringkat seperti tahun sebelumnya?.. karena jika aku mendapat peringkat di sekolah maka point yang kudapatkan juga banyak, sehingga aku bisa menukarnya dengan tiket permainan ditaman hiburan juga voucher snack.

************************************

Surabaya, 20XX

Di taman hiburan...
Lampu yang menyala berwarna-warni serta berkelap-kelip yang bergelantungan, sorakan demi sorakan kebahagiaan, ramainya pengunujung yang memenuhi taman hiburan dan banyak pedagang yang berjajar di stan makanan yang telah disediakan. Semua itu gambaran taman hiburan malam ini, karena malam ini adalah malam minggu, banyak pengunjung yang berdatangan.  Saaat ini aku, ayah, dan bunda sedang berada di keramaian taman hiburan ini. Karena aku mendapat peringkat di sekolahku, dan tujuanku kesini untuk menukarkannya dengan tiket permainan. Seperti tahun sebelumnya, aku dan ayahku saja yang menaiki wahana permainan. Sedangkan bunda hanya duduk dikursi yang telah disediakan. Dan seperti biasa pula aku hanya menaiki bianglala, kereta ulat bulu, dan kuda putar. Dari semua wahana yg ada di sini aku hanya menyukai 3 wahana itu saja.
“oke, tuan putri kecil ayah sudah siap?” tanya ayah
“ siap dong ayahhhh” jawabku penuh semangat 45 wkwkwk
“yaudah kalian seneng-seneng aja dulu, bunda tunggu sini ya.” Kata bunda sambil duduk di kursi yang tak jauh dari bianglala.

Di bianglala...
”tuan puri kecil ayah seneng?” tanya ayah dengan senyuman.
“pasti dong ayahh” jawabku.
“tuan putri, ayah mau bicara hal penting. Tapi tuan putri kecil ayah harus ingat”  kata ayah dengan serius. Aku pun hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.
“kalau semisal keadaan telah berubah, kamu jangan suka sedih, jangan menyalahkan keadaan, ikhlas kan semuanya. Karena semuanya itu pasti ada alasannya dibalik itu.” Kata ayah.
“ayah, nay ngga paham yang diomongin ayah barusan” jawabku dengan kerutan didahi.
Ayahku tersenyum.” Ayah sudah bilang kalau kamu(sambil menoel hidungku) harus mengingatnya bukan memahami. Karena tuan putri ayah masih kecil, kalau sudah besar baru kamu bisa memahami arti ucapan ayah barusan. Tapi sampai kapanpun kamu tetap jadi tuan putri kecil ayah” ujar ayahku dengan serius sambil mengacak pelan rambutku.
“aku ingat itu ayah” kataku.
“ayah tau itu, karena kamu anak yang pintar dan kamu punya ingatan yang bagus” puji ayahku.
“iya kan ayah?” tanyaku memastikan.
“iyaiyaiya satu lagi, ingat baik-baik meskipun ayah tidak ada di hatimu,(sambil menuntun tanganku menyentuh kearah dadaku), jika kamu merindukan ayah tutup matamu,sebut nama ayah dan rasakan hembusan angin menerpa wajahmu. Anak ayah ingat?” tanya ayahku.
“pasti ayah, tapi kenapa harus tutup mata terus ngerasain hembusan angin? Jangan-jangan angin itu pengganti ayah?! Ayah mau pergi jauh?” tanyaku.

HIDING NOT TO SAYDonde viven las historias. Descúbrelo ahora