Terkurung

843 104 8
                                    

Makasih votenya guys.... terkejoet aku vote nya lebih dari 20 makasih ya...

20 vote untuk chapter selanjutnya

BYURR

Hansung dan Sunny tercebur kedalam  aliran sungai yang sangat dalam dan deras sehingga keduanya tak bisa mengimbangi dengan kemampuan berenang masing masing.

"ALIRAN SUNGAI INI SANGAT DERAS! KITA BISA MATI TENGGELAM!" teriak Hansung takut takut seraya berusaha mengambil nafas.

"Kau tidak perlu takut! pegang tanganku" ucap Sunny menenangkan.

Ia tau Hansung adalah laki laki yang sangat payah dan penakut.

Hansung mengangguk seraya meraih tangan Sunny dan memeluk erat istrinya itu ditengah aliran sungai yang tak berhenti menghanyutkan mereka entah kemana.

"Jika sungai ini menghanyutkan kita, maka kita akan mati bersama!" ucap Hansung serius, matanya memandang teduh kearah manik Sunny.

Tangan besarnya memegang salah satu pipi istrinya dan yang satunya lagi mendorong tengkuk gadis tersebut. Bibir mereka bertemu, tapi anehnya kali ini Sunny hanya diam dan dengan bersemangat Hansung melumat bibir merah jambu itu. Semakin lama semakin dalam. Dua insan itu tak peduli dengan aliran sungai yang mungkin saja akan melenyapkan mereka kala itu juga.

Adegan romantis itu tiba tiba saja berhenti ketika bebatuan sungai menghadang mereka. Sunny menjauhkan wajahnya dari Hansung. Ia pun berdiri dan melayangkan pandangan ke sekelilingnya.

"Kita sudah sampai ke hilir sungai dan lihatlah airnya sangat dangkal!" terang Sunny.

Hansung juga ikut berdiri untuk memastikan ucapan gadis kecil di sampingnya itu.

"Kita selamat Hansung ! kita selamat !" teriak Sunny histeris.

Spontan, dia pun melompat dan memeluk erat suaminya. Hansung melotot, baru kali ini dia merasa sangat bahagia. Hal yang ia nantikan benar benar terjadi. Dengan sekuat tenaga pria itu berusaha menahan senyumannya.

Beberapa menit kemudian Sunny akhirnya tersadar dengan perbuatannya. Wajahnya tampak sangat merah menahan malu. Perlahan ia menurunkan tubuhnya.

"Mm... maafkan aku.... yang barusan terjadi itu karena aku terlalu bahagia" tutur Sunny gelagapan. Tangan mungilnya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Senyum Hansung merekah, wajah salah tingkah milik Sunny membuatnya semakin gemas. Ia pun berlutut di hadapan Sunny seraya meraih kedua tangan sang istri disertai tatapan yang tak bisa diartikan.

"Kau tak perlu meminta maaf, aku mencintaimu, aku bahagia dengan perbuatanmu barusan" kekeh Hansung.

Mata Sunny mengerjap cepat seperti orang kelilipan. Ia pun juga mengalihkan pandangannya dari Hansung seraya menggigit bibir bawahnya.

Tiba tiba angin kencang disertai awan  hitam pekat pun mulai datang. Hansung berdiri sambil menatap Sunny.

"Sepertinya akan terjadi badai salju di awal musim ini!".

"Bagaimana ini ? kita bisa membeku kalau tidak bisa menemukan tempat untuk berteduh" lirih Sunny gaduh.

"Kau tidak usah khawatir! kita pasti akan menemukan tempat untuk bernaung!" tegas Hansung mantap.

"Bahan pakaianmu sangat tipis Sunny"lanjut Hansung seraya memegang pakaian istrinya dengan raut wajah iba.

"Kau tenang saja... aku gadis yang ku..."

Ucapan Sunny terpotong oleh Hansung yang tiba tiba memakaikan jubah kebesarannya tubuh Sunny dan kembali menggendongnya ala bridal style. Mata Sunny membola tak percaya.

"Hansung.... kau bisa sakit jika hanya memakai itu!".

Hansung menggeleng.

"Aku tidak peduli.... yang jelas sekarang kita harus bisa berlari secepatnya, kakimu masih terluka bukan?".

Sunny mendengus kesal dan pasrah ketika Hansung menggendongnya sambil berlari. Pria itu sesekali berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya.

"Sudah kukatakan turunkan saja aku!" omel Sunny.

"Tidak ! kita sudah dekat, aku ingat betul di sana ada sebuah pondok yang dulu di bangun ayahku untuk ibu dan ayah beristirahat ketika menempuh perjalanan jauh dan ayah membangun setiap pondok dengan jarak 1 mil" terang Hansung seraya kembali berlari.

Perlahan salju mulai turun tanpa mengingat mereka yang masih belum sampai di pondok yang disebutkan Hansung. Tubuh kaisar muda itu mulai menggigil di tutup salju, bibirnya pun juga membiru,langkahnya pun juga mulai goyah, tapi semangatnya untuk menyelamatkan sang permaisuri tak pernah gentar.

Sementara Sunny memandang Hansung penuh perasaan. Ia tersadar, selama ini dia sudah terlalu kasar pada suaminya sendiri. Bersikap nakal dan keras kepala selalu memicu pertengkaran hebat di antara mereka.

Aku menyesal telah berlaku tak baik padamu selama ini Hansung....

"I...itu tempatnya.... " tunjuk Hansung dengan telunjuk menggigil.

 " tunjuk Hansung dengan telunjuk menggigil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunny memandangnya dengan sumringah, sebentar lagi penderitaan suaminya akan berakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunny memandangnya dengan sumringah, sebentar lagi penderitaan suaminya akan berakhir. Hansung mempercepat langkahnya memasuki gerbang pondok.

Ketika ia hendak melangkahkan kakinya memasuki gerbang itu, Sunny menggoyang goyangkan kakinya meminta turun.

"Ada apa sayang ...?" tanya Hansung dengan suara bergetar, matanya juga sayu.

"Kita sudah sampai! maka turunkan saja aku sekarang".

Hansung mengangguk lemah seraya menurunkan Sunny perlahan. Entah mengapa semuanya tampak berkunang kunang baginya. Sesaat kemudian pria itu sedikit terhuyung kearah Sunny.

"Hansung ! apa kau tidak apa apa?"

Hansung menggeleng dengan smile box nya.

"Aku tidak apa apa.... ayo kita masuk!" ajak Hansung.

Dia membuka pintu pondok itu dan menarik masuk Sunny yang masih terpesona pandangan pertama.

"Tempatnya sangat bagus Hansung!".

"Ayahku sengaja membuatnya khusus untuk ibuku sebagai tanda cinta mereka" jelas Hansung.

Tiba tiba Hansung memegangi kepalanya yang terasa berat, semuanya pun juga tampak menjadi dua. Pertahanannya kini goyah.

BRUKKK

"HANSUNG!".

Jangan lupa follow arifa_24

Writernim: Arifa

Love In The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang