Dimana Istriku ?!

1.3K 141 33
                                    

Siapa yang nunggu cerita ini dipublosh?

Entah mengapa rasa rinduku bertambah berat
#Hansung

Hari ini rombongan perang yang dipimpin oleh Hansung pun kembali ke Bokgung dengan status semuanya selamat.

Seluruh rakyat Bokgung berjejer di tepi tepi permadani merah yang terhampar di tanah guna menyambut kedatangan pemimpin mereka.

Sorakan penuh pujian pun tak henti henti mereka lontarkan ketika Hansung memasuki gerbang kekaisaran dengan kudanya dan diikuti para prajurit.

Hidup Kaisar !

Hidup Kaisar !

Hidup Kaisar !

Hidup Bokgung !

Hidup Bokgung !

Hidup Bokgung !

Kaisar Hansung telah kembali dengan selamat ...

Ya Tuhan... dia bertambah tampan saja

Tatapannya ahhh....

Sorot matanya tampak misterius, sungguh... aku menyukainya

Lihatlah pakaiannya sedikit terbuka hingga otot dadanya sedikit terlihat

Tubuhnya sangat bagus dan indah

Apakah dia tidak berniat untuk mengambil salah satu selir saja ? kalau iya, aku akan segera mencalonkan diri dan secepatnya memberi keturunan untuk Bokgung

Alangkah beruntungnya permaisuri bisa menjadi istrinya

Perbuatan permaisuri sungguh sia sia, dia malah mengacuhkan manusia sesempurna kaisar

Jangan sampai permaisuri menyesal nantinya jikalau kaisar ingin mengambil seorang selir

Hansung memberhentikan kudanya tepat di depan Hami yang sudah berdiri dengan mata berbinar penuh kebanggaan. Kaisar muda itu pun dengan segera mungkin menuruni kudanya dengan ekspresi datar.

Wanita paruh baya itu segera memeluk putra semata wayangnya dengan air mata mengalir di pipi.

"Kau pulang dalam kondisi selamat Hansung putraku.... kau tau ? ibu tak bisa tidur akibat selalu memikirkanmu" suara Hami di dalam pelukan Hansung.

"Iya ibu semuanya berkat Tuhan dan kerja keras para prajurit yang selalu melindungiku" balas Hansung kemudian ia melepas pelukan ibunya.

"Oh Hansung cintaku.... kau pulang dengan selamat... tak taukah kau bahwa aku tak pernah tidur semenjak kau meninggalkan kekaisaran!" seru Yejin yang datang tiba tiba bersama Dong, ayahnya. Wanita itu merentangkan tangannya kearah Hansung.

Hansung menghela nafas kasar, ia berlalu begitu saja tanpa membalas ucapan membosankan dari Yejin.

"Kau mau kemana Hansung ? disini semua orang datang hanya untuk menyambutmu, lalu kenapa kau pergi dengan seenanknya ?" Hami memegang pergelangan tangan putranya. Hansung memberhentikan langkahnya lalu sedikit menoleh ke belakang.

"Aku ingin mencari istriku" gumamnya dingin.

APA ?!

Perkataan Hansung barusan membuat ketiga ular serangkai itu langsung membelalakkan matanya kaget seolah tak yakin dengan ucapan Hansung.

"Apa kau baik baik saja Hansung?" tanya Dong dengan wajah cengo, pasalnya yang ia ketahui Hansung begitu membenci Sunny.

"Apa kau sudah gila putraku ? anak itu sama sekali tak pernah mengkhawatirkanmu dan kau tau? selama kau tak ada disini dia selalu saja berdua dengan panglima sialan itu !" omel Hami.

Hansung berdecih, ia tak peduli tentang apa yang dikatakan ibunya karena ia tau Sunny seperti itu karena dia tak pernah memperlakukan istrinya dengan baik.

Tapi kali ini tidak lagi, dia tak akan membiarkan istri cantiknya itu menderita lagi, dan tak akan ada satupun yang bisa merebut ataupun menghancurkan pernikahannya.

"Aku tak peduli ibu !" Hansung pergi begitu saja.

"Ibu suri.... bagaimana ini... tampaknya Hansung sudah mulai mencintai gadis jelek itu, aku takut jikalau nanti aku tak bisa memilikinya...." rengek Yejin kepada Hami yang mulai emosi.

"Ibu tau sayang... mungkin kini saatnya kita harus melenyapkan anak itu" lirih Hami disertai senyuman liciknya.

••••

Hansung berjalan dengan mengambil langkah besar menyusuri koridor panjang kekaisaran. Kepalanya menoleh kesana kemari berharap bisa menemukan keberadaan sang belahan jiwa.

Para prajurit dan pelayan melongo bahkan ada yang menahan tawa melihat Hansung kehilangan wibawanya dengan berjalan seperti itu.

" Sunnyku.... kau dimana ? apakah kau sedang bermain dengan kuda ? atau berlatih dengan alat alat perangmu ? atau berduaan dengan Kyungseok ? atau bermain ke hutan ? atau jangan jangan kau sedang bergelayut di pohon seperti monyet ? ohh... aku tau yang terakhir itu adalah yang paling kau sukai karena kau seperti monyet hhahah " Hansung terkekeh sendiri membayangkan Sunny yang bergelantungan seperti monyet diatas pohon.

"Yakk berhentilah !" panggil Hansung pada salah seorang pelayan yang tengah membawa nampan penuh makanan.

Pelayan itu berhenti seraya menunduk, jujur ia takut sekali berhadapan langsung dengan pemimpinnya.

"Ada apa kaisar?" tanya pelayan itu dengan gugup.

"Dimana istriku ? apa kau melihatnya ?" tanya Hansung.

Pelayan itu langsung kaget mendengar pertanyaan langka itu, dengan sekuat tenaga pelayan itu menyimpan dalam dalam senyumannya agar tidak dimarahi.

"Ampun kkaisar.... permaisuri ada dikamarnya, sejak kemarin dia selalu menangis hingga tak mau makan".

"Apa ?".

"Iya kaisar... permaisuri juga tak tidur akibat menangis semalaman" imbuh pelayan itu.

Hansung memijit keningnya frustasi, apa yang terjadi pada gadis kecilnya hingga bisa separah itu. Padahal saat terakhir kali bertemu dia tampak sangat bahagia.

"Apa itu untuk istriku ?" tunjuk Hansung pada nampan yang berada di tangan si pelayan.

"Iya kaisar" angguk si pelayan.

"Berikan padaku !" Hansung merebut nampan itu tanpa aba aba lalu pergi tanpa pamit.

Dreet....

Suara decitan engsel pintu khas kamar agung pun terdengar indah di telinga Hansung. Tanpa basa basi kaisar itu memasuki kamar yang sudah lama tak ia pijaki itu.

Alangkah kagetnya ia mendapati Sunny menelungkup dengan ikatan rambut yang acak acakan ditambah lagi dengan kondisi kamar seperti kapal pecah.

"Apa yang terjadi denganya?" batinnya.

Hansung pun berjalan perlahan lalu meletakkan nampan diatas meja dan duduk di tepi ranjang memandangi Sunny yang terus menangis tanpa menyadari orang disampingnya.

Dengan penuh keraguan, Hansung mencoba meletakkan tangan besarnya diatas kepala Sunny yang langsung saja membuat permaisuri itu terkejut seraya menepis tangannya.

"Jangan sentuh aku !" tegasnya disertai tatapan tak bersahabat.

"Sunny...."

Wkwkwk segitu dulu ya...
Ini masih ada sambungannya loh...

Hayo...

Writernim : Arifa

Love In The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang