Chapter 13. Pikachu

269 71 13
                                    

「ᴇᴄᴄᴇᴅᴇɴᴛᴇsɪᴀsᴛ」

(n) 𝚂𝚘𝚖𝚎𝚘𝚗𝚎 𝚠𝚑𝚘 𝚏𝚊𝚔𝚎𝚜 𝚊 𝚜𝚖𝚒𝚕𝚎, 𝚠𝚑𝚎𝚗 𝚊𝚕𝚕 𝚝𝚑𝚎𝚢 𝚠𝚊𝚗𝚝 𝚝𝚘 𝚍𝚘 𝚒𝚜 𝚌𝚛𝚢, 𝚍𝚒𝚜𝚊𝚙𝚙𝚎𝚊𝚛, 𝚊𝚗𝚍/𝚘𝚛 𝚍𝚒𝚎.

─────────────────────

Esensi mata pelajaran olahraga rasanya hilang bagi Todoroki tanpa sosok manusia seperti Bakugou. Midoriya setuju untuk pernyataan yang satu itu--hampir dua bulan suasana jadi kurang meriah. Keduanya terlihat tengah duduk di pinggiran lapangan, bergabung dengan Iida dan Yaoyorozu. Shinsou menyusul, setelah giliran tes lempar bola volinya selesai. Todoroki dan Shinsou kemudian larut dalam perbincangan kecil, sepakat tidak akan ada yang kembali mengangkat topik Bakugou setelah semua video dalam URL itu tersampaikan. Bakugou akan mereka biarkan tidur tenang.

Kesepakatan ini berlaku juga di antara Todoroki dan Masaru. Sehari setelah pemutaran video itu, Masaru merasa tidak perlu mencari tahu--kecuali jika diperlukan atau ada petunjuk tambahan yang merujuk pada orang itu. Todoroki menerima keputusan Masaru. Meski pada akhirnya ia urung memberitahu Masaru kalau seseorang yang tahu tentang kejadian itu, seseorang yang Bakugou maksud, adalah Kaminari.

Bukan tanpa alasan, tetapi sudah hampir lima hari Kaminari tidak masuk sekolah sejak video Bakugou ia berikan--kamar asramanya kosong. Keganjilan besar di mata seorang Todoroki Shouto.

"Gue udah dapet alamat rumahnya dari bokap gue," Shinsou berseloroh sepelan mungkin sambil menyelonjorkan kakinya, "kapan lo mau ke sana?"

Todoroki mengernyit, "Kita, kita ke sana. Besok sore."

"Kita? Kenapa gue harus ikut anjir, bokap gue belum tentu bakal ngizinin!"

"Biar gue yang bilang," Todoroki langsung mengeluarkan ponsel, "gue chat Aizawa sekarang."

Shinsou menghela napas, "Enggak mung--"

"Udah, bokap lo udah ngizinin." Todoroki menunjukkan layar ponselnya, persetujuan dari Aizawa terlihat jelas.

"Gila, Iida bisa marah kalau dia tau lo bawa-bawa namanya buat bohongin bokap gue."

Todoroki tertawa kecil, "Ini bukan alasan fiktif, Shinsou, Iida bakal ada dipihak kita. Kita, secara harfiah, emang beneran mau jenguk Kaminari, 'kan?"

◍◍◍

Tidak butuh waktu lama, jalanan yang cukup lengang di Sabtu sore itu mengantarkan Todoroki dan Shinsou sampai di depan kediaman Kaminari. Ketika seorang perempuan--yang kemungkinan adalah ibu Kaminari--menyambut dari balik daun pintu, Todoroki dan Shinsou segera menyapa. Perempuan itu menerima dua keranjang buah yang Todoroki berikan sambil mengajak mereka menuju kamar Kaminari.

"Denki sakit, sempat demam tinggi dua hari penuh. Dokter bilang harus bedrest seminggu." perempuan itu bicara lagi, "Kalian teman sekelasnya?"

Shinsou segera mengangguk, "Iya, Tante, perwakilan kelas A buat jenguk Kaminari."

"Pfft-bukan tante! Aku kakaknya Denki," perempuan itu tertawa kecil, "omong-omong salah satu dari kalian bukan pacarnya?"

Todoroki dan Shinsou saling melirik, saling memastikan tidak salah mendengar. Ekspresi wajah mereka yang kebingungan barangkali membuat kakak Kaminari tersentak, perempuan itu segera bicara lagi.

"Oh, kalian belum tau kalau Denki, ehm, suka laki-laki?" gelengan Todoroki dan Shinsou membuat kakak Kaminari tersenyum.

"Well, kalian udah tau sekarang. Jangan jauhi Denki, ya?"

[Todoroki Shouto | Bakugou Katsuki] Suffocating Book II: EcccedentesiastWhere stories live. Discover now