Chapter 9. First Love

371 79 5
                                    

「ᴇᴄᴄᴇᴅᴇɴᴛᴇsɪᴀsᴛ」

(n) 𝚂𝚘𝚖𝚎𝚘𝚗𝚎 𝚠𝚑𝚘 𝚏𝚊𝚔𝚎𝚜 𝚊 𝚜𝚖𝚒𝚕𝚎, 𝚠𝚑𝚎𝚗 𝚊𝚕𝚕 𝚝𝚑𝚎𝚢 𝚠𝚊𝚗𝚝 𝚝𝚘 𝚍𝚘 𝚒𝚜 𝚌𝚛𝚢, 𝚍𝚒𝚜𝚊𝚙𝚙𝚎𝚊𝚛, 𝚊𝚗𝚍/𝚘𝚛 𝚍𝚒𝚎.

─────────────────────

◍Video 2. Uraraka Ochaco◍

[▶️]

Pink Cheeks, hey.

Uraraka mengulurkan empat buah seprai yang sudah ia tautkan setiap ujungnya dengan simpul mati ke luar jendela kamarnya di lantai dua. Todoroki dan Midoriya menangkapnya dari bawah, Todoroki segera mendorong Midoriya, memberinya kesempatan pertama untuk memanjat. Di kamarnya, Uraraka memegang ujung lainnya dengan kuat.

Its been awhile, how have you been there?

Midoriya melihat Todoroki sekarang menyusulnya naik, membantu Uraraka memegangi ujung seprai.

Terlalu cepet buat gue bilang, "Sorry Uraraka, lo salah satu alasan gue pengen mati." di sini. Jadi, kenapa kita enggak 'bernostalgia' sebentar? Lo inget pertama kali kita ketemu, lo lagi berdiri di depan gerbang sekolah waktu hari pertama SMP kita. Gue masih inget jawaban lo waktu gue tanya ngapain lo di sana kayak orang gila.

Lo ngeliat ke arah gue sambil nunjuk gedung sekolah, 'Oh, apa lo pikir bangunan ini enggak norak buat ukuran sekolah favorit di Musutafu?' dan gue mikir, 'Oh, how weird this girl are.'

Midoriya meraih tangan Todoroki, menariknya masuk ke dalam kamar Uraraka. Todoroki segera menarik seprai yang terjuntai, menggulungnya dengan tangan. Uraraka di belakangnya memekik kecil, 'Camilan, camilan!', gadis itu membuka pintu kamarnya pelan-pelan. Menghindari suara cempreng dari engsel pintu.

Ternyata lo satu kelas sama gue, sama Deku, dan akhirnya kita temenan. Gue enggak paham kenapa gue selalu ngerasa seneng kalau ngobrol sama lo waktu itu. Setiap kali lo ketawa, lo enggak bakal tahu gimana rasanya susah payah nahan deg-degan. Atau setiap kali kita enggak sengaja bersentuhan, rasanya badan gue jadi ringan banget, melayang. Feels like you could float me away tho the moon.

Gue enggak paham.

Sampe suatu hari gue sadar, ternyata gue suka sama lo. Gue enggak keberatan setiap kali gue main sama Todoroki atau Deku lo ikut. Gue enggak keberatan setiap kali lo ada masalah lo cerita sama gue. Gue juga enggak keberatan waktu lo ceritain tentang hidup lo yang penuh warna. Karena lo first love gue--meski cuma cinta monyet? Ya, meski cuma cinta monyet. Gue enggak keberatan kalau lo masuk ke hidup gue lebih dalem--gue mulai kasih lo feedback, gue mulai kasih lo cerita-cerita dari keseharian gue.

Karena gue pikir lo juga suka sama gue. Patetik, huh?

Todoroki baru menyimpan gulungan seprai di atas kasur Uraraka saat gadis itu kembali. Senampan camilan dan tiga gelas kosong ada di tangannya. Uraraka kembali keluar kamar setelah mengoper nampan itu pada Midoriya, mengambil sebotol cocacola.

Gue beli beruang putih ini buat lo, tepat sehari sebelum lo dateng ke bangku gue sambil bilang, 'Bakugou! Gue seneng banget hari ini! Lo tahu kenapa?' dan pas gue geleng-geleng, lo bisikin gue sesuatu.

'Izuku nembak gue!'

Gue terima pelukan lo waktu itu, gue bales pelukan lo. Gue bilang 'That's great, Uraraka! Gue ikut seneng banget buat lo sama Deku.' dan lo senyum lebar banget. Denial, gue bilang sama diri gue sendiri, 'Gue enggak apa-apa sama semua ini, lo seneng, gue juga.' Tapi waktu itu buat pertama kalinya senyuman lebar lo enggak bikin gue melayang.

[Todoroki Shouto | Bakugou Katsuki] Suffocating Book II: EcccedentesiastWhere stories live. Discover now