Chapter 4. Lullaby

357 79 8
                                    

「ᴇᴄᴄᴇᴅᴇɴᴛᴇsɪᴀsᴛ」

(n) 𝚂𝚘𝚖𝚎𝚘𝚗𝚎 𝚠𝚑𝚘 𝚏𝚊𝚔𝚎𝚜 𝚊 𝚜𝚖𝚒𝚕𝚎, 𝚠𝚑𝚎𝚗 𝚊𝚕𝚕 𝚝𝚑𝚎𝚢 𝚠𝚊𝚗𝚝 𝚝𝚘 𝚍𝚘 𝚒𝚜 𝚌𝚛𝚢, 𝚍𝚒𝚜𝚊𝚙𝚙𝚎𝚊𝚛, 𝚊𝚗𝚍/𝚘𝚛 𝚍𝚒𝚎.

─────────────────────

Todoroki mendapati dirinya tidak bisa tidur besok malamnya--meski setiap hari ia memang insomnia, tetapi yang ini agak berbeda. Ia melihat Kaminari tertidur, menggunakan ranselnya untuk bantal sedangkan di perutnya Midoriya menyanggakan kepala, sama-sama ketiduran.

Todoroki pelan-pelan membuka kantung bagian depan ranselnya, merogoh buku harian Bakugou keluar. Ia beranjak duduk pada kursi belajarnya, menyanggakan siku pada permukaan meja sambil terus membolak-balik buku itu. Ia berulang kali membaca catatan-catatan Bakugou, dari awal hingga yang terakhir.

Kebanyakan mengeluh tentang kelasnya, "𝑇ℎ𝑎𝑡 𝑓𝑢𝑐𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐴𝐶! 𝐷𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛, 𝑎𝑛𝑗𝑖𝑟!"

Mengeluh tentang gurunya, "𝐴𝑖𝑧𝑎𝑤𝑎 𝑤𝑜𝑢𝑙𝑑 𝑏𝑒 𝑔𝑜𝑜𝑑 𝑖𝑛 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑚𝑎 𝑤ℎ𝑒𝑛 ℎ𝑒'𝑠 𝑡𝑒𝑎𝑐ℎ𝑖𝑛𝑔 𝑢𝑠. 𝐺𝑢𝑒 𝑏𝑎𝑤𝑎𝑖𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑡𝑎𝑙𝑛𝑦𝑎. 𝐻𝑖𝑧𝑎𝑠ℎ𝑖 𝑛𝑦𝑎𝑛𝑦𝑖 n̶i̶n̶a̶ 𝐴𝑖𝑧𝑎𝑤𝑎 𝑏𝑜𝑏𝑜."

Tentang teman sekelasnya, "𝐷𝑖𝑎 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑙 𝑘𝑒 𝑘𝑎𝑚𝑎𝑟 𝑔𝑢𝑒 𝑙𝑎𝑔𝑖, 𝑏𝑒𝑐𝑎𝑢𝑠𝑒 𝐾𝑎𝑚𝑖𝑛𝑎𝑟𝑖 𝑖𝑠 𝑖𝑑𝑖𝑜𝑡 𝑎𝑠 𝑓𝑢𝑐𝑘 𝑎𝑡 𝑀𝑎𝑡ℎ."

Tentang--

"𝙃𝙚 𝙘𝙤𝙢𝙚𝙨 𝙖𝙜𝙖𝙞𝙣, 𝙨𝙖𝙞𝙙 𝙝𝙚'𝙨 𝙨𝙤𝙧𝙧𝙮 𝙗𝙪𝙩 𝙄 𝙠𝙣𝙤𝙬 𝙝𝙚 𝙬𝙖𝙨 𝙩𝙝𝙚 𝙤𝙣𝙚 𝙬𝙝𝙤 𝙩𝙤𝙪𝙘𝙝 𝙢𝙚 𝙡𝙖𝙨𝙩 𝙮𝙚𝙖𝙧. 𝙁𝙪𝙘𝙠𝙚𝙧!"

Tentang siapa?

Todoroki kembali membuka lembar-lembar lain, berharap menemukan topik yang sama, tetapi tidak ada.

Siapa yang datang lagi kepada Bakugou? Touch him?

Tangannya mengepal keras di atas meja, Todoroki memejamkan mata sebentar, mendinginkan isi kepala. Ia kembali membuka lembar-lembar buku Bakugou, membaca isinya stau per satu--berharap menemukan sesuatu yang akan mengantarnya pada alasan bunuh diri Bakugou. Akan tetapi ia mengeluh pelan, tidak ada yang menjadi pertanda apapun. Tangannya sampai pada bagian sobekan dalam buku itu, menyentuhnya satu per satu. Ia sadar ada enam lembar kertas yang hilang.

Apa Bakugou sengaja nyobekin enam lembar sekaligus? Atau itu cuma karena Bakugou keliru menulis sebanyak enam kali untuk pesan terakhirnya?

Todoroki menggeleng pelan, ia kembali menyentuh bagian itu. Mengusap permukaan kertas yang menjadi lembar terakhir Bakugou menulis. Merasakan cekungan-cekungan kecil dari bekas pulpen yang menuliskan setiap kata. Jari-jarinya terus menelurusi setiap kata hingga Todoroki merasa ada yang janggal dari permukaannya. Ia langsung menegakkan tubuhnya, menekan bagian tengah dari kertas yang sedari tadi ia usapi. Ada yang menggelembung di sana. Ia lalu menutup buku itu, menyentuh bagian belakang cover buku yang ternyata memang benar-benar sedikit menggelembung.

Todoroki buru-buru melepas buku itu dari sampul kulitnya, mengecek bagian belakang cover aslinya. Ia hampir terlonjak, sebuah kunci tertempel di bagian belakang cover buku itu dengan selotip. Apa itu milik Bakugou? Todoroki langsung melepasnya, memperhatikan kunci yang mirip seperti kunci loker siswa Yuuei itu di bawah sinar lampu belajar. Ia menemukan tulisan 'Todoroki' pada bagian badan kuncinya, seperti ditulis dengan spidol kecil permanen berwarna silver. Todoroki menilik-nilik kunci itu, tetapi tidak menemukan nomor seperti pada kunci loker Yuuei.

[Todoroki Shouto | Bakugou Katsuki] Suffocating Book II: EcccedentesiastWhere stories live. Discover now