Kelebihan chapter

Mulai dari awal
                                    

"Abi bukan jatuh, tapi Abi di dorong," gumam Abi yang masih di dengar Eunha.

"Di dorong? Sama siapa?" tanya Eunha bingung.

"Sama Aldi," jawab Abi.

"Kenapa Abi bisa di dorong Aldi?"

"Kita lomba lari, terus Abi yang sampe garis finish duluan, tapi Aldi gak terima, jadinya Aldi dorong Abi sampe jatuh. "

"Tapi kata temen Abi, Abi jatuh, jadi mana yang bener?"

"Tadi, yang anterin Abi kan Aldi, jadinya dia bohong sama Macan, takut Macan marahin dia. Di jalan juga sempet ngancam Abi, kalo Abi bilang ke Macan atau Kapten, Aldi gak mau main lagi sama Abi," balas bocah berusia lima tahun itu.

Eunha menghela napas pelan. Dia mengerti, anak kecil memang sering bertengkar hanya karena masalah kecil, namun akan kembali berbaikan setelahnya.

"Tapi Aldi minta maaf sama Abi?"

"Enggak, Aldi malah ngancem."

"Ya udah, Abi gak boleh dendam ya? Aldi gak sengaja."

"Tapi, kalo Aldi salah harusnya Aldi minta maaf, kata Macan juga begitu. Macan harus marahin Aldi pokoknya, nanti Abi bakal lapor sama Kapten."

"Kan Aldi juga ngancem gak bakalan main sama Abi lagi, hayo gimana?"

"Abi gak mau main sama orang jahat." Abi menyilangkan kedua tangannya di dada.

Eunha tertawa pelan, "Iya, nanti Macan marahin Aldi, tapi Abi maafin Aldi ya? Anaknya Macan sama Kapten harus baik, harus maafin, Tuhan aja maha pemaaf, jadi mahluknya juga harus saling memaafkan. Abi juga gak boleh bales dendam, oke?"

Abi mengangguk, melihatnya Eunha tersenyum.

"Ciee yang tadi nangis teriak-teriak, malu gak tuh di denger ade?" Eunha meledek Abi.

Abi bersembunyi di dada ibunya, lalu dia berbisik ke arah perut Eunha.

"Ade gak boleh denger Abang nangis ya, pura-pura gak denger aja, jangan lapor sama Kapten juga, kalo Abang nangis, oke?"

Eunha tertawa mendengarnya, Abi ikut tertawa saat merasakan tendangan.

"Dede cepet lahir, ya? Macan, dede kapan lahir?" tanya Abi menatap ibunya.

"Nunggu satu bulan lagi," balas Eunha cepat.

Abi mengangguk. Dia memeluk ibunya erat. Sesekali mencium pipi Eunha.

|complete husband|

"Abi udah tidur?" tanya Eunha pada suaminya.

Jungkook mengangguk pelan, dia duduk di dekat istrinya yang tengah sibuk memainkan ponsel.

Jungkook baru pulang pukul lima sore dari tugasnya. Dan dia baru saja selesai menidurkan Abi.

"Tadi, Mas liat lutut Abi ada plester nya, kenapa?" tanya Jungkook.

Eunha menyimpan ponselnya, "Abi di dorong temen mainnya," balas Eunha.

Complete Husband ; ekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang