-

Di bawah pohon rindang yang berada di sudut taman, suara gelak tawa Maura dan Clara terdengar lepas disana. Clara benar-benar menceritakan bagaimana lucunya ia dimasa dirinya mengandung Arkan.

Clara bercerita bahwa dirinya selalu mengidam makan es krim di tengah malam dan makan-makanan aneh yang susah sekali Edgar temukan sampai-sampai pernah tidak pulang hanya untuk mencari macaron dengan krim isi rasa rending pedas. Kalau soal bagaimana rasanya tentu saja aneh, namun ajaibnya Clara benar-benar menghabiskan macaron rasa rendang itu dalam waktu singkat.

"Selama Bunda ngidam Arkan, Bunda gak pernah absen makan es krim loh, Ra. Es batu aja sering Bunda jadiin cemilan sampe ayah ngambek waktu Bunda sakit gara-gara kebanyakan makan es"

"Sekarang aku ngerti kenapa Arkan dingin banget ke orang" ujar Maura disela kekehannya.

"Waktu kecil, Arkan selalu nerima ajakan temen-temennya main. Bunda pikir Arkan itu anak yang ramah dan pinter berbaur sama orang-orang sekitarnya, tapi ternyata bunda salah ... Arkan itu punya hati yang tipis, dia gak tegaan sama orang. Makanya, banyak yang manfaatin sifatnya dia"

Maura sedikit memiringkan kepalanya menatap Clara dengan kening berkerut. "Manfaatin Arkan?"

Clara mengangguk. "Kamu tau kan Arkan paling gak suka liat orang nangis?"

Maura mengangguk.

"Mereka gunain itu biar Arkan ngikutin kemauan mereka, setelah itu manfaatin apapun yang Arkan punya buat kesenangan mereka. Setiap hari Arkan selalu pamit ke Bunda buat keluar dan main sama temen-temennya, Bunda ngerasa seneng liat dia mau berbaur, tapi ternyata Arkan lakuin itu karena terpaksa ..." Clara menghela napas. "Bunda baru tau habis Reyhan ceritain semuanya ke Bunda"

"Kak Rey cerita apa?"

"Rey cerita kalo Arkan ngeluh ke dia dan bilang gak mau main sama anak-anak itu lagi karena dia cuma di manfaatin"

"Di manfaatin, maksud Bunda ..."

Clara mengangguk. "Anak-anak itu meras Arkan. Sebelumnya Bunda sering marahin dia setiap kali uang jajannya selalu habis dan minta uang jajan lagi. Arkan juga minta di belikan mainan tapi kami gak pernah liat dia gunain barang yang kami beli"

"Reyhan beberapa kali lindungin Arkan dan minta mereka buat gak ganggu dan meras Arkan lagi, tapi mereka malah mukul Reyhan. Makanya Reyhan ceritain semuanya ke Bunda, dan Bunda juga minta Arkan akuin semuanya dengan jujur"

"Terus Bunda apain mereka?"

Clara tersenyum. "Bunda dan ayah datang nemuin orang tua mereka dan jelasin kelakuan mereka ke Arkan"

"Terus mereka minta maaf ke Arkan?"

"Bukan. Tapi di keroyok"

Maura menutup mulutnya yang menganga karena terkejut. "Jahat banget sih mereka!" kesalnya. Clara terkekeh.

"Namanya juga anak-anak"

"Terus kelanjutannya gimana? Bunda sama ayah lapor polisi gak?"

Clara menggeleng. "Justru Arkan malah minta kami maafin mereka dan minta kami pindah dari sana"

"Hah?"

"Arkan gak mau berurusan panjang sama mereka, jadi Arkan milih mengalah" Clara lalu tersenyum kecil. "Tau gak? Dulu, sebelum Bunda menikah sama ayah Edgar, Bunda itu wanita karir loh, Bunda kerja di perusahaan kakeknya Arkan sampai akhirnya kami di pertemukan. Bertahun-tahun Bunda kerja di sana sampai akhirnya Bunda buka restoran dari hasil kerja keras Bunda"

"Jadi wanita karir ... itu impian Bunda ya?" Clara mengangguk.

"Orang tua Bunda kemana?"

"Orang tua Bunda meninggal waktu Bunda berumur lima belas tahun, jadi Bunda cuma tinggal berdua sama Lisa, adik Bunda"

AFTER MARRIED || (T A M A T)Where stories live. Discover now