09. Trouble Maker

Depuis le début
                                    

Sesuai perintah, Hyunsuk diam memperhatikan. Heejin mulai mencelupkan kain ke air untuk membasahinya, jari mungilnya bergerak memeras kain tersebut untuk menghindari tetesan air.

Mendadak, jantung Hyunsuk berdebar saat Heejin mulai mendekati area wajahnya. Heejin menempelkan kain itu pada sudut bibirnya, rasanya Hyunsuk tak tahan ingin mengecup kening Heejin yang posisinya tepat di bawah bibirnya.

Buru-buru Hyunsuk menepis pikiran itu, ia memilih untuk mengamati wajah gadis itu saja. Sebenarnya jika dilihat-lihat, wajah Heejin itu lebih cocok dengan sifat yang lembut, bahkan feminin. Tapi dari pada memperlihatkan kelembutan yang ia maksud, Heejin malah lebih sering memasang wajah datar, jutek, dan cemberutnya setiap hari.

Dan benar, apakah Hyunsuk selama ini pernah melihat Heejin tertawa?

"Hyunsuk, kau mempermainkan aku ya?" Suara Heejin membangunkan lamunannya.

"Bisa-bisanya kau membawa mereka kemari dan membuat keributan?" tanyanya semakin menegas

Hyunsuk hanya memutar bola matanya malas. "Aku tak membawanya kemari, mereka datang sendiri," jawab Hyunsuk santai.

Mendengar hal itu Bang Yedam langsung mendelik menegakkan bahunya. "Apa?! kau yang menelefonku Choi Hyunsuk! Haish pelan-pelan bodoh," sungutnya sambil mengumpati Jeongwoo.

"Dan kalian, jangan lupa memakai uangku saat turun dari bus ya," sela Jihoon justru membahas topik lain. "Ayo sekarang bayar padaku."

Di saat seperti ini manusia Jihoon itu malah jadi penagih hutang.

"Mintalah pada Hyunsuk Hyung! dia yang menyuruh kita kemari," ujar Haruto melirik Jihoon. Pada waktu Hyunsuk menelefon Yedam saat itu, tepat sekali ada Haruto di sana.

"Kenapa aku? aku tidak punya uang. Kalau mau mintalah pada Ayahku," jawabnya mengedikkan bahu.

Mendengar nama Ayah, Jihoon pun kesal. "Hei hei mana bisa. Oke baiklah aku anggap ini adalah hutang," ucap Jihoon pada akhirnya.

"Kim Junkyu, hutangmu bertambah!" imbuhannya sambil mencatat sesuatu di layar ponsel.

"Apa? Ya!! Yang kemarin kan sudahku lunasi?"

"Mana? aku tidak menerima apa pun?"

Junkyu mengerutkan kening, beralih menatap Yoshi. "Yoshi_ya , aku memberikannya padamu 'kan?"

Cengiran lebar terpampang di wajah jepang itu. Yoshi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Sepertinya aku lupa. Kukira itu uangku, jadi... sudahku pakai untuk loundri."

Ekspresi Junkyu kesal. "Apa katamu?"

"Oke. Kim Junkyu 20 won," potong Jihoon tak mau tahu.

"YAAAK!!!!!!"

Suara tersebut menggema dari sudut ke sudut ruang, percayalah itu bukan suara Junkyu meski dia sedang kesal.

"KALIAN INI MEMBAHAS APA SIH!!"

Murka Heejin memuncak, ia sudah tersulut emosi sejak tadi mendengar percakapan tidak penting ini. Bisa-bisanya mereka lebih berisik dari yang ia bayangkan.

Langsung dilemparnya wajah serius Heejin pada manusia di belakangnya. "Hyunsuk! Kau berpikir ini ide yang bagus?" Heejin berbicara dengan nada yang menyudutkan Hyunsuk, "Dengan membawa teman-temanmu kemari lalu membuat keributan baru, KAU PIKIR INI BAGUS?!!"

Semua yang ada di tempat memilih diam.

Hyunsuk berdecih. "Kau ini kenapa si, selalu saja marah. Sudah beruntung tadi aku datang tepat waktu! Jika tidak, kau sudah digilir__"

Prak..!

Satu tamparan baru saja mendarat di pipi kanan Hyunsuk.

"Jaga bicaramu!"

My Day || Hyunsuk x Heejin [SUDAH TERBIT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant