27.DOOOORRR!

88.4K 14.2K 394
                                    

Mozza mengaduk minumannya menggunakan sedotan, sesekali matanya melirik kearah pintu masuk kantin.

"Kenapa lo?" tanya Sakhi sambil mengunyah baksonya.

"Biasa palingan nunggu temannya yang heboh itu." sahut Azaleel memainkan ponselnya.

Mozza hanya melirik sebentar kearah mereka dan kembali menatap pintu masuk kantin.

Matanya berbinar ketika orang yang dicarinya datang sambil membawa buku.

"Sakya!" teriak Mozza sambil melambaikan tangannya membuat penghuni kantin menatapnya sebentar dan melanjutkan aktivitasnya.

"Hei! Yaampun lo kemana aja sih, gue dari tadi nyariin lo. Lo dari tadi sama si bekicot?" tanya Sakya sambil menaruh bukunya diatas meja.

"Iya, oh iya ini buku apa tumben kamu baca buku?" Mozza menatap Sakya yang tersenyum malu.

"Gue suka sama seseorang, katanya dia suka baca buku mitologi. Jadi gue pinjam buku juga deh, siapa tau dia suka sama gue karna kita punya hobi yang sama." jelas Sakya sambil tersenyum malu.

"Buku yang lo pinjam apaan?" tanya Ringga menatap Sakya dengan bingung.

"Tafsir?" ujar Sakya sambil menatap Ringga bingung.

"Oon lo," ejek Azaleel sambil tertawa.

"Anjir, perasaan tadi gue minjam buku mitologi." bingung Sakya dan menyembunyikan bukunya dari hadapan mereka.

"Sakya aneh," Mozza menggelengkan kepalanya pelan.

"Oh iya lo mau gak temenin gue?" tanya Sakya.

"Emang mau kemana?" Mozza menatap Sakya dengan bingung.

"Temenin gue ke perpus mau balikin buku sekalian liat si ekhem..." ujar Sakya sambil tersenyum malu.

"Hem, tapi..."

"Udah mending lo ikut gue." Sakya langsung menarik tangan Mozza dan membawanya pergi.

Mereka pergi dari kantin meninggalkan keenam cowok tersebut, kaki mereka berjalan menyusuri koridor sekolah.

Dan berhenti tepat didepan pintu perpustakaan. dingin, ketika mereka masuk kedalam perpustakaan.

Mata Sakya menelusuri setiap rak buku, dan berpura-pura membaca buku sambil melirik seorang pria yang sedang membaca buku disalah satu meja kosong.

"Sakya kita ngapain sih?" tanya Mozza sambil mengerutkan keningnya.

"Sssttt... Lo diam dulu." Sakya meletakkan jari telunjuknya di bibirnya.

"Harus diam ya?" tanya Mozza menatap Sakya lagi.

"Iya harus diam." balas Sakya dan Mozza ber-oh ria.

"Lo liat, itu dia ya ampun jodoh gue ganteng banget." Sakya senyam-senyum sendiri menatap cowok itu.

"Kita gak nyamperin dia," tunjuk Mozza dan Sakya langsung menepis tangan Mozza.

"Ih... Jangan tunjuk-tunjuk nanti ketahuan," peringat Sakya dan diangguki Mozza.

"Jadi kita disini aja?" ujar Mozza lagi.

"Iya disini aja, sekarang lo diem aja gak usah ngoceh lagi." ketus Sakya dan menatap cowok itu lagi.

Mereka menatap cowok itu sambil berpura-pura membaca buku, detik demi detik sudah mereka lalui hanya menatap cowok tersebut.

"Sakya Mozza capek berdiri terus mending kita duduk," saran Mozza sambil berusaha menyeret Sakya.

"Ih... Gue gak mau." tolak Sakya sambil berusaha melepaskan tangan Mozza yang menggenggam tangan nya.

Mozza memilih mengeluarkan ponselnya dari saku roknya dan mulai mengutak-atik ponselnya.

Sementara Sakya terus-terusan menatap cowok tersebut tanpa berkedip, Mozza tidak menghiraukan Sakya dan fokus menatap ponselnya tersebut.

Mozza kini sangat fokus menatap ponselnya dan tidak menghiraukan keadaan sekitar.

"DOOOORRR!" teriak seseorang membuat fokus Mozza teralihkan.

"AAHHH!!!"

BRAKKK

"SSSSTTTT!"

Azaleel langsung membekap mulut Mozza agar suara teriakannya tidak mengganggu yang lain.

"Ih... Azaleel bikin Mozza kaget aja." kesal Mozza dan memukul bahu Azaleel pelan.

"Heh! Mozza bisa diam gak." tegur Sakya dan kembali menatap cowok yang sedang membaca buku.

Mereka semua tertawa terbahak-bahak menatap wajah Mozza yang masih terkejut kecuali Sakya yang masih setia menatap cowok tersebut.

"Handphone Mozza kemana ya?" tanya Mozza dan menatap kedua tangannya yang tadi memegang handphonenya.

"Itu." Sakhi menunjuk ponsel Mozza di bawah rak buku perpustakaan sekolah.

"Untung aja gak rusak." Mozza langsung mengambil ponselnya dan mengecek keadaan ponselnya tersebut.

"Azaleel kenapa iseng banget sih!" kesal Mozza dan menyimpan ponselnya didalam saku roknya.

"Hehe, sorry gue gak sengaja." Azaleel menggaruknya kepalanya yang tidak gatal.

"Lo ngapain kesini?" tanya Zellan sambil mengambil buku secara acak.

"Itu, nemenin Sakya." Mozza menunjuk Sakya yang masih menatap cowok yang disukainya.

Ringga langsung menarik bahu Sakya dengan lembut.

"Lo gak liat teman lo capek." ujar Ringga menatap Sakya dengan datar.

"Apaan sih ganggu aja." kesal Sakya dan menatap Ringga dengan males.

"Lo pilih cowok dari pada teman lo, miris." Alhesa melipat tangannya didada.

"Gue gak bermaksud git-" ucapan Sakya terpotong.

"Sakya gak salah kok, emang apa salahnya Mozza nemenin Sakya disini." ujar Mozza menatap mereka semua.

"Mendingan kalian keluar aja, lihat tuh banyak yang ngeliatin kita." tunjuk Mozza ketika orang yang berada di perpus mencuri-curi pandang kearah mereka.

"Ayo kita pergi." ajak Ziedan dan menggenggam tangan Mozza.

"Eh! enggak deh Mozza mau disini aja, mau ngadem." tolak Mozza sambil tersenyum.

"Yaudah ayo kita duduk di situ." ajak Sakhi sambil menunjuk tempat duduk disebelah cowok yang disukai Sakya.

"Ayo." Mozza menyetujui ajakan Sakhi dan melangkah menuju tempat duduk tersebut.

"Sakya gak mau ikut?" tanya Mozza dengan bingung ketika Sakya tidak berjalan dengan mereka.

"Ahh... Engga-" ucapan Sakya terpotong lagi ketika seseorang menarik tangannya.

"Lo mau kaki lo pegal karna ngeliatin cowok?" ujar Azaleel menatap Sakya yang menundukkan kepalanya.

"Ayo, jadi cewek jangan kebanyakan gengsi." Azaleel menarik tangan Sakya dan duduk bersama teman-temannya.

*****

jangan lupa votementnya yah, jangan pelit-pelit untuk menekan bintang.

See you.

'~ naylechy.

Sab, 21 nov 2020.

Bukan Keju Mozzarella [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang