10.outfit

110K 15.8K 909
                                    

Suasana kelas sangat gaduh ketika guru-guru sedang melakukan rapat dengan orang tua keenam cowok pembawa masalah.

Sakya menatap kursi kosong didekat jendela, dia merasa cemas ketika temannya tidak kunjung datang.

Sebuah dobrakan dari pintu membuatnya mengalihkan pandangan dari kursi Mozza, hening ketika keenam cowok penguasa sekolah datang beserta satu cewek yang tak lain adalah Mozzareyya.

Mereka berjalan menuju bangku masing-masing, Mozza duduk di samping Sakya yang sedari tadi cewek itu tersenyum.

"Omaygat, gue kira lo udah mati ," Sakya melototkan matanya menatap Mozza.

"Sakya kok jahat sih, ngedoain Mozza mati," kesal Mozza dan Sakya hanya terkekeh.

"Yah abis lama sih." ujar Sakya.

"Lo semua gak mau kekantin?" tanya Azaleel pada teman sekelasnya.

Mereka berenam bangkit dari kursinya, satu kelas menatap mereka heran.

"Kita gak bakal belajar jadi boleh kekantin, kalo gak mau yaudah." ujar Ringga dan mereka keluar kelas.

Dan satu kelas mengikuti perkataan 6 cowok tersebut, tangan Mozza ditarik Sakya agar keluar kelas.

"Ayo Mozza kita kekantin," ajak Sakya pada temannya.

"Gak mau Sakya, kita itu bakal belajar," tolak Mozza dan digelengi oleh Sakya.

"Enggak lo tadi gak dengar kata mereka." ujar Sakya.

"Jangan didengar perkataan mereka itu semua bohong." Mozza bersikeras menolak tawaran Sakya agar kekantin.

"Kalo lo gak ikut, gue gak akan pernah berteman lagi sama lo." Sakya pergi meninggalkan Mozza, dan dengan terpaksa Mozza mengikuti sahabatnya itu.

"Nah gitu dong, good girl." ujar Sakya.

"Kalau kita dimarahin gimana?" tanya Mozza pada Sakya.

"Tenang aja aelah." ujar Sakya menenangkan Mozza sedari tadi mengoceh.

Dan disini lah mereka berkumpul di kantin, sang pembawa berita yang belom jelas sudah duduk enteng dimeja mereka.

"Lo mau pesan apa za?" tanya Sakya pada Mozza yang sedang khawatir.

"Aku es teh manis aja deh." ujar Mozza.

"Beneran lo gak mau makan?" tanya Sakya.

"Gak deh," tolak Mozza.

Mozza menatap sekeliling kantin yang penuh dengan anak murid SMA Medani, Mozza menatap meja ziedan dkk yang sedang merokok.

"Nih pesanan lo." Sakya menyodorkan es teh manis kepada Mozza.

"Sumpah aku takut banget kena hukum guru, Kya." ujar Mozza sambil meremas tangannya.

"Aelah santai aja lah." Sakya mengibaskan tangannya tanda tidak apa-apa.

Kantin semakin lama semakin padat karna siswa-siswi yang sedang bolos kekantin, Mozza tidak tau ini bolos atau sudah diizinkan oleh gurunya sendiri.

"Kenapa kalian semua ada dikantin," amuk guru wanita sambil membawa buku-buku pelajaran.

"Pantes saja kelas pada kosong ternyata kalian disini." ujar guru itu lagi yang bernama bu Zaenab, membuat orang yang berada di kantin takut.

"Siapa yang menyuruh kalian kekantin." bu Zaenab kembali menanyakan kepada mereka semua tetapi tidak ada yang berani berbicara. kalau berani, pasti berurusan dengan penguasa sekolah.

"Siapa yang menyuruh kalian kekantin, ayo jawab," marah bu Zaenab tersebut.

"Kalian semua tuli ya, siapa yang menyuruh kalian kekantin." ujarnya lagi sambil menggebrak meja kantin.

"Kami Bu kenapa?" ujar Azaleel dan mereka berenam berdiri.

"Oh kalian, udah gak heran lagi saya." ujar Bu Zaenab.

"Belum puas juga kalian buat masalah." ibu itu mendekati meja Ziedan dkk.

"Karna ulah kalian sekolah kita tercoreng nama baiknya, kalau kalian bukan anak donatur sekolah sudah dipastikan kalian akan di drop out." kesal guru itu.

"Karna kalian sudah mengajak teman kalian untuk kekantin, kalian yang harus dihukum." ujar Bu Zaenab.

"Pergi kalian kelapangan," suruh Bu Zaenab kepada 6 cowok tersebut.

"Dan kalian semua kembali kekelas masing-masing sekarang," tekannya membuat mereka langsung berhamburan keluar kantin.

"Kan udah Mozza bilang gak ada yang nyuruh kita buat kekantin." ujar Mozza.

"Iya-iya deh gue minta maaf." Sakya meminta maaf pada Mozza.

Mereka melewati lapangan sekolah, menatap Ziedan dkk sedang dihukum diterik matahari.

Mereka melepaskan baju dan sepatunya, karna tidak mematuhi peraturan sekolah.

Kaki mereka memijak lantai lapangan yang panas karna terpaan sinar matahari.

"Kalian lagi kalian lagi apa tidak capek membuat masalah." ujar guru BK pada mereka.

"Lihat lah sejak kapan sekolah kita, mempunyai seragam seperti ini." ujar guru itu lagi sambil membuang baju mereka di lantai kemudian dibakar.

"Kalian mau kesekolah atau mau ke kondangan sepatu kayak gini." guru itu mengambil sepatu mereka kemudian membakarnya.

"Warna sepatu apa yang wajib untuk bersekolah?" tanyanya pada keenam cowok itu.

"Hitam!" teriak mereka.

"Ini lagi kenapa celana kalian sobek, sini saya buat makin sobek." ujar guru BK itu dan menggunting celana mereka menjadi celana pendek selutut.

Tidak ada penolakan pada mereka hanya menuruti perkataan guru BK tersebut, dan menjalankan hukumannya.

"Liat deh badannya Ringga kotak-kotak, cuyy."

"Duh, cuci mata disiang hari nih."

"Sakhi sini kacamatanya aku benerin."

"Tutuplah aurat mu wahai manusia."

Semua cewek-cewek mulai berujar yang tidak-tidak sambil menatap Ziedan dkk yang sedang dijemur.

"Kalian semua ngapain disitu, masuk kekelas kalian masing-masing." ujar guru itu membuat mereka semua kembali masuk kekelas.

Semua yang menonton kejadian tersebut, langsung berhamburan ke kelas masing-masing.

"Gila! Pak Tono ngebakar baju sama sepatu mereka gitu aja, itu harga sepatu sama baju gak cukup sama gaji dia setahun." ujar Sakya sambil menggelengkan kepalanya.

"Celananya lagi ampun dah, gak tau gue berapa kerugian yang dialami mereka berenam." Sakya melanjutkan perkataannya.

"Lo tau gak bukan sekali dua kali aja baju sama sepatu mereka dibakar, tapi berkali-kali. Ya ampun, uang puluhan juta ada disitu bayangin uang dibakar dong!" histeris Sakya membuat Mozza yang memikirkannya seketika mual jika ngebayangin uang dibakar.

"Gue Pastikan kalo pak Tono tau dia pasti nyesel sama perbuatannya!" tekan Sakya menggebu-gebu.

Semakin dalam Mozza mengetahui kehidupan ke enam cowok itu, semakin gak waras Mozza mendengarnya. hal kegilaan apa lagi yang diperbuat sama cowok-cowok itu, sudah cukup dengan outfit mereka yang dibakar, itu membuat Mozza yang memikirkannya bisa gila membayangkan harganya yang fantastis.

*******

Double up nih, jangan lupa votementnya yah teman-teman. Terima kasih.

See you.

Bukan Keju Mozzarella [Revisi]Where stories live. Discover now