39.warung

81.3K 14.2K 1.1K
                                    

Saat ini Mozza sedang melamun sambil menatap kearah lapangan sekolah, dia duduk di samping jendela kelasnya.

"Oyyy, bengong aja lo." ujar Sakya membuat lamunan Mozza buyar seketika dan menatap kesal kearah Sakya.

"Ih, Sakya bikin kaget aja sih." Mozza menatap wajah Sakya dengan sebal.

"Lagian lo melamun segala, kesambet tau rasa." Sakya meringis ketika Mozza menyentil kepalanya.

"Mulutnya minta di betot." ujar Mozza dan menarik bibir Sakya membuat sang empunya berteriak dengan kesal.

"Ih! Mozza mulut sexy gue." Sakya menepis tangan Mozza yang menarik bibirnya.

Mereka asik dengan beradu mulut membuat suasana kelas yang berisik semakin menjadi berisik.

Bunyi suara bel pulang sekolah membuat murid-murid kelas 11 Ipa 1 bersorak gembira, kelas sudah begitu tidak terkendali lagi bahkan ketua kelas mereka sama kelakuannya dengan yang lainnya.

Mozza bergegas merapihkan peralatan sekolahnya dan memakai tas ranselnya sekilas dia melihat 6 kursi barisan belakang yang kosong tidak berpenghuni.

Yah, keenam cowok itu pergi entah kemana setelah mereka mengobrol cukup lama dikantin, Mozza tidak mengambil pusing hal itu.

"Lo pulang sama siapa?" tanya Sakya dan memakai tasnya.

"Kayak biasa mungkin." balas Mozza dan merapihkan rok sekolahnya.

"Yaudah, gue duluan ya, Bye." sahut Sakya dan diangguki Mozza.

Mozza melihat kearah laci mejanya dan mengambil sampah yang ada disana membuangnya ke tong sampah.

Ia melangkahkan kakinya keluar kelas tetapi sebelum langkahnya benar-benar keluar dari pintu kelas, suara seseorang yang berasal dari walkie talkienya menyita perhatiannya.

Mozza mengeluarkan walkie talkienya yang berada di saku kemeja seragamnya, dan melihat kearah suara itu berasal.

"Halo-halo, tolong perhatiannya sebentar untuk bapak-ibu kami memberi tahukan bahwa kita sedang kehilangan anak." ujar suara diseberang dan terdengar umpatan kekesalan disusul suara hantaman membuat Mozza berjengit kaget.

Mozza menekan tombol push-to-talk.
"Huh? Ada apa?" tanya Mozza menunggu jawaban diseberang sana.

"Keju tolong gue, mungkin lo besok gak bakal ngelihat Ringganteng lagi." sahut suara disana Mozza yang mendengar suara parau disana mendadak panik.

"Halo, kalian dimana?" tanya Mozza sambil mendekatkan walkie talkie ke arah bibirnya.

"Rooftop." sahut suara dingin membuat Mozza menganggukkan kepalanya mengerti.

Mozza melangkahkan kakinya menuju rooftop sekolah sambil mendengarkan suara berisik yang terdengar dari walkie talkie miliknya.

Ia menaiki tangga yang terhubung ke pintu rooftop sekolah dan membuka pintu tersebut.

Suara berisik terdengar menyapa telinganya, Mozza menggelengkan kepalanya melihat tingkah keenam cowok tersebut.

Mozza melangkahkan kakinya mendekat kearah Ringga yang sudah jadi mangsa keempat temannya dan Ziedan yang duduk di pembatas rooftop enggan menatap kearah teman-temannya yang penuh dengan drama.

Kelima orang tersebut menatap Mozza dan melepaskan Ringga dan Ringga langsung berlari menghampiri Mozza.

Mozza terkesiap kaget ketika Ringga memeluknya erat, Mozza berusaha melepaskan pelukan cowok itu.

"Untung lo datang kalo gak gue udah mati." ujar Ringga berpura-pura seperti orang yang lemah.

BRUKK

Bukan Keju Mozzarella [Revisi]Where stories live. Discover now