24.hangout

91.4K 15.9K 2.1K
                                    

Mozza menatap dirinya dipantulan cermin, dia sedang bersiap-siap untuk pergi bersama Sakya, Mozza tidak tahu Sakya ingin pergi kemana.

Sakya hanya mengatakan ingin pergi bersama Mozza pada hari Minggu dan ini sudah hari Minggu, Mozza menoleh ketika pintu kamarnya dibuka.

"Ayo kita pergi!" ajak Sakya dengan antusias.

"Ayo!" Mozza menganggukkan kepalanya menyetujui ajakan Sakya.

Mereka berjalan keluar rumah dan menemui ibu Mozza yang sedang menyiram bunga.

"Tante, kita pergi dulu ya." ujar Sakya dan mencium tangan Rena.

"Ibu Mozza pamit dulu yah." pamit Mozza dan mencium tangan Rena.

"Iya, hati-hati." sahut Rena dan melambaikan tangannya pada 2 cewek yang sudah naik ke mobil.

Mobil berjalan membelah jalanan yang ramai dipenuhi dengan kendaraaan, Mozza menatap gedung-gedung bertingkat.

Menikmati keindahan arsitektur bangunan yang menjulang tinggi seakan ingin menembus langit, pikirannya berkelana hingga tanpa sadar suara gadis di sebelahnya memecah lamunannya.

"Ayo turun."

Mozza menganggukkan kepalanya dan membuka pintu mobil, Mozza menatap Sakya dengan bingung.

Mall? Kalau boleh jujur Mozza tidak suka dengan tempat ini, bukan tidak suka dengan tempatnya. tetapi dia tidak suka jika Sakya berbelanja yang selalu tidak mengingat waktu.

Sakya menggandeng tangan Mozza dan masuk kedalam mall, mereka menulusuri setiap tempat dan mereka berhenti tepat didepan sebuah cafe.

Mereka masuk kedalam cafe tersebut, dan duduk di meja yang kosong.

"Lo mau pesen apa?" tanya Sakya dan menatap Mozza.

"Hm, terserah Sakya aja deh." balas Mozza dan melihat-lihat sekeliling cafe.

Sakya memanggil waiters dan menyebutkan pesanan mereka.

Setelah waiters tersebut pergi, Sakya menatap Mozza dengan intens.

"Menurut lo gimana sifat Ziedan dkk?" tanya Sakya dan Mozza menatap Sakya dengan bingung.

"Hah? Maksudnya?" tanya Mozza balik.

"Lo kan udah seminggu nih jadi mentor, pasti udah tau lah sedikit sifat mereka!" jelas Sakya dan mengetuk-ngetuk jarinya dimeja.

"Enggak tau, Mozzakan bukan orang tua mereka!" ujar Mozza sambil menggigit kukunya.

Mozza berhenti menggigit kukunya ketika Sakya mengambil tangannya dan menaruhnya diatas meja.

"Ya, menurut lo aja gimana tentang sifat mereka yang lo tau?" tanya Sakya menuntut penjelasan pada Mozza.

"Menurut Mozza sifat mereka kayak es teh manis hangat," ucapnya sambil memikirkan sifat ke enam cowok itu.

"Hah? Maksudnya?" tanya Sakya sambil melotot.

"Tuh kan, tadi kata Sakya yang Mozza tau aja. sekarang Mozza kasih tau malah gak paham!" ketus Mozza dan menggigit kukunya.

"Ya maksudnya gimana sifat mereka yang kayak es teh manis hangat itu?" tanya Sakya yang kebingungan dengan ucapan Mozza.

"Mereka itu kadang hangat, manis, dan dingin dalam waktu bersamaan. Makanya Mozza bilang mereka kayak es teh manis hangat!" jelas Mozza dan Sakya menganggukkan kepalanya paham.

"Lo senang gak jadi tentor mereka?" tanya Sakya lagi pada Mozza.

"Senang, Mozza jadi punya banyak teman!" girang Mozza sambil tersenyum lebar.

Bukan Keju Mozzarella [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang