Comfort Touch

17.9K 2.6K 118
                                    

"Jill kapan kamu mau duduk menemaniku menonton tv? Aku kesepian di sini!" Ares memanggil dari sofa santai Apartemen Jill. Dia tengah merebah dan menyetel saluran olahraga Fox Sport. Titan itu punya kegemaran baru sejak beradaptasi dengan kehidupan di Bumi.

"Aku tidak suka menonton sepakbola dan aku sedang mencoba penyamaran baruku." Sahut Jill dari dalam kamarnya.

"Penyamaran katamu? Memangnya ada penampilan yang lebih menyakitkan mata ketimbang sweater bertudung dan kacamata hitammu?" Ares berkomentar.

"Bukan penyamaran untuk ke minimarket, ini untuk pertemuan pertama organisasi ETERRA. Hermes menyarankan aku ikut. Kupikir tidak ada ruginya. Aku pun sedang cuti bekerja." Jill menjelaskan dari dalam kamarnya.

"Kesinilah! Sudah tiga hari kita tidak  bertemu, apa kamu mau membiarkanku menghabiskan pizza ini sendirian?" Ares berseru lagi, Mengabaikan penjelasan Jill.

"Sebentar." Gumam Jill menanggapi.

Ares merajuk dan melanjutkan menonton pertandingan sepak bola. Ares kini adalah seorang penggemar Manchester United. Dia bahkan punya jersey originalnya. Bumi di Era modern menyajikan banyak hiburan menarik namun Ares menyukai segala hal yang berbau pertandingan.

"Bagaimana? Apakah kamu kini mengenaliku?" Jill bertanya sambil berkacak pinggang. Dia mengenakan rambut palsu berwarna pirang--dengan panjang sebahu serta kacamata hitam.

Ares menoleh dan terdiam sejenak berusaha mencerna penampilan baru Jill.

"Aku tidak tahu kalau orang lain. Tapi diriku akan langsung mengenalimu jika kita berpapasan di jalan." Ares berkomentar. Jill pun duduk di sebelah Ares untuk menemaninya.

"Mana mungkin! Aku sangat berbeda sekarang." Sanggah Jill tidak setuju, dia sudah cukup yakin dengan penyamarannya.

"Yah, maksudku. Aku bisa mengetahuinya dari cara berjalanmu, tinggi badanmu dan--" Ares memeluk pinggang Jill untuk mendekat kepadanya.

"Tidak banyak gadis Bumi yang punya tubuh seindah ini. Aku pasti langsung mengenalinya." Ujar Ares dengan niat menggoda.

"Well ... kurasa itu tidak menjadi masalah. Pertemuan itu dilakukan secara daring dan mereka hanya melihat mukaku saja." Jill sedikit tersipu kemudian membuka kacamatanya.

Jill melirik kotak pizza ukuran besar yang sudah terbuka di atas meja. Isinya sudah mulai dingin dan mungkin hanya sisa beberapa potong di dalamnya.

"Kamu harus menjaga makanmu Ares, banyak orang Amerika mengalami obesitas karena kebiasaan makan mereka yang buruk. Kamu tidak ingin menjadi gemuk kan?" Jill menasehati sambil meraih sepotong pizza pepperoni yang masih tersisa.

"Tidak mungkin, aku tidak akan pernah gemuk dan akan selalu tampan." Tanggap Ares percaya diri sembari tersenyum.

"Aku tidak percaya, ketika kita menikah nanti aku yang akan memasak untukmu." Jill berujar serius. Ketika di Era Yunani kuno, Ares makan banyak protein seperti daging dan sedikit sayuran serta umbi-umbian. Mungkin itu yang membantu tubuhnya tetap proporsional. Tapi selama di Bumi, Ares kerap memakan karbohidrat. Padahal karbo adalah faktor utama penyebab obesitas.

"Aku ini titan my dear, Ichor yang mengalir dalam darahku bisa menetralisir racun dan menyeimbangkan metabolismeku. Aku tidak bisa gemuk sebanyak apapun makanku." Ares meyakinkan Jill sekali lagi.

"Sungguh? Itu artinya ... kalau aku menjadi seorang titan--aku juga tidak bisa gemuk?" Jill berbinar.

"Ya, tentu saja." Ares mengangguk. Jill merasa riang. Mungkin dia sudah menemukan alasan utama selain Ares kenapa dia mau meminum ambrosia. Makan sebanyak apapun dan tidak bisa gemuk adalah impian para wanita.

"Kau tidak perlu melibatkan dirimu dengan ETERRA atau apapun itu Jill. Kamu tidak perlu merasa harus melakukan sesuatu untuk kami. Kau sudah berjasa besar dan sejujurnya aku khawatir kalau apapun yang terjadi di dalam organisasi itu akan membuatmu tidak nyaman." Ares mengutarakan keraguannya. Kekasih Jill itu memang punya karakter jujur dan bicara apa adanya. Dia selalu mengungkapkan apa yang memang ada di otaknya.

"Aku tahu, aku melakukan ini karena berminat." Jill menjelaskan.

"Lagi-lagi Jill dan rasa ingin tahunya yang tinggi. Rasa penasaran bisa membunuhmu; jangan lupa kalau keingintahuanmu hampir membuatmu dibunuh Cerberus." Sahut Ares sambil melepas rambut palsu Jill kemudian menyisiri rambut asli Jill yang berwarna cokelat gelap.

"Pada akhirnya Cyclops yang membunuhku, padahal aku sama sekali tidak penasaran pada mereka." Jill berargumen.

"Aku enggan mengingatnya, bisakah kamu diam dan biarkan aku menciummu saja?" Ares memerintah.

"Baiklah." Jill mengangguk pasrah dan membiarkan Ares memeluk pinggangnya dan mulai memangsa bibir cantiknya. Ares selalu mengawalinya dengan lembut dan perlahan--membiarkan gadisnya untuk terhanyut dan merasa nyaman sebelum menaikkan level ciumannya. Jill selalu merasa takjub dengan betapa handalnya Ares melakukan itu. Kemudian dia teringat kembali kalau dia adalah titan berusia 4000 tahun lebih yang tidak pernah jauh dari perempuan.

"Jill?" Ares memanggil namanya. Jill merasa tubuhnya menghangat dan rona merah menjalar di area pipi dan telinganya. Napasnya sedikit memburu karena dia begitu terhanyut dengan permainan kekasihnya.

"Ya?" Sahut Jill dengan suara lembut sekaligus manja tanpa dia sengaja. Ares dengan reflek memundurkan badannya menjauh.

"Aku tidak bisa melakukan ini terus. Aku bisa gila! Apalagi dengan kamu menunjukkan wajah seperti itu padaku." Ares mengeluh sambil menutup keningnya merasa frustasi.

"Apa? Yang kita lakukan hanya berciuman dan--kenapa wajahku jadi masalah?" Tanya Jill bingung.

Ares menggeleng berusaha mewaraskan pikirannya. Yang mereka lakukan hanya berciuman dan Ares selalu berusaha menjaga tangannya. Namun berada terlalu dekat dengan gadis secantik Jill; lengkap dengan aneka tindakannya yang sebenarnya memancing hasratnya--namun dilakukan dengan lugu dan tanpa sengaja--mungkin akan membuat pertapa suci manapun melanggar sumpah keperjakaannya.

"Sepertinya aku butuh mandi air dingin." Ares mengusap wajahnya dan beranjak dari sofanya kemudian berjalan ke kamar mandi.

"Lagi? Kau sudah mandi air dingin dua kali sejak tiba di rumahku. Apa kau baik-baik saja?" Jill tampak cemas.

 Apa kau baik-baik saja?" Jill tampak cemas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Sky People (TAMAT)Where stories live. Discover now