The Vampires

22.9K 3.3K 123
                                    

Kisah tentang mereka mungkin dimulai dari Transylvania. Teror sang bangsawan sudah tersohor ke seantero eropa. Konon--Count Dracula namanya--suka meminum darah manusia. Kebanyakan manusia moderen memercayai; kalau kisahnya adalah sebuah majas hiperbola untuk menambah derajat kengerian dari kekejamannya di medan perang selama Perang Salib.

Versi lain juga tidak kalah seru. Mereka menceritakan sang Count sebagai manusia penyembah iblis yang memperoleh kekuatan superhuman; untuk membawa kemenangan di medan perang. Namun kekuatannya harus dibayar mahal dengan mengorbankan sisi manusianya dengan memangsa darah manusia lain.

Vampir adalah ras atau semacam kaum yang sangat banyak dieksploitasi dalam seni sastra dan pertunjukan. Mulai dari era abad pertengahan--yang mengukuhkan mereka sebagai mahkluk keji pengisap darah; dan berhasil membuat para penganut takhayul mengalungkan salib dan bawang putih demi melindungi diri.

Sampai ke era modern, yang mulai menistakan dan merombak image horor mereka dengan menggambarkan mereka sebagai mahkluk-mahkluk rupawan--yang walaupun masih mengisap darah--juga mengencani para manusia.

Jack Tyler tampak lemah; karena mungkin sudah memuntahkan hampir seluruh isi perutnya di toilet kamar mandinya. Jack bisa melihat potongan kitkat setengah tercerna yang baru dia kunyah setengah jam lalu; mengapung hening dalam kubangan kloset. Potongan cokelat wafer itu berenang dalam genangan cairan kemerahan yang tadinya kental kemudian berubah encer karena air kloset.

Mungkin tidak pernah ada kisah vampire yang menyebutkan bahwa; mereka sebenarnya tidak benar-benar menyukai rasa darah dan malah cenderung membencinya.

Jack tidak memiliki kekuatan superpower apapun. Dia tidak bisa membaca pikiran ataupun berlari cepat seperti Edward Cullen dalam novel Twilight. Dia hanya pemuda biasa yang mungkin bisa kalah dalam pertarungan satu lawan satu dengan manusia biasa--kecuali kalau dia mendalami ilmu beladiri.

Namun Damian Tyler, seseorang yang bersikukuh kalau Jack harus memanggilnya kakak--bersikeras kalau Jack Tyler telah membangkitkan gen Vampirnya. Padahal selama dua puluh lima tahun masa hidupnya, Jack sudah meyakini kalau dia adalah manusia normal.

Munculnya lebam-lebam biru itu adalah pertanda kalau dirinya kini mulai berubah menjadi Vampir. Beberapa bulan sudah berlalu sejak pertama kalinya Jack menunjukkan gejala. Kali ini Jack sudah harus rutin meminum darah manusia agar dia tetap bisa hidup.

Jack keluar dari bilik kamar mandinya dengan langkah gontai. Kendati pendingin ruangan dinyalakan dengan suhu minimal, keringat dingin tampak mengalir dari dahi dan lehernya.

"Kau muntahkan lagi?" Damian bertanya. Jack mengangguk pelan, merasa muak dengan dirinya sendiri.

"Kau tahu kan kalau kau harus meminumnya agar kau bisa tetap hidup normal. Kau akan terbiasa dengan rasanya." Damian menambahkan. Pria yang tampaknya selalu mengenakan setelan jas rapi itu merebah di sebuah sofa dengan segelas martini di tangannya.

"Apa tidak bisa meminta dokter membuat lubang di leher atau lambungku saja? Agar aku tidak perlu mengecap amisnya darah manusia dengan lidah dan hidungku?" Jack mengeluh.

"Kau akan menyesal, kamu akan beradaptasi. Anggap saja itu obat. Kita bukan monster, kita hanya punya kondisi khusus pada tubuh kita dan membutuhkan darah manusia untuk bertahan hidup." Damian menasehati.

"Apakah nanti aku akan hidup seperti dirimu?" Jack bertanya, masih dengan perasaan muak di perutnya.

"Mungkin. Karena kita tidak tahu apakah kamu benar-benar sudah menjadi mahkluk abadi. Biasanya kita menunggu sampai seorang vampir berusia lebih dari empat puluh tahun. Kalau tidak terjadi penuaan, berarti dia adalah seorang immortal." Damian menjelaskan.

The Sky People (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang