•15. Disaster II•

17K 2.1K 223
                                    

Aku akan melindungimu. -Raden

Raden tidak peduli dengan tenaganya yang tidak sebanding dengan dua satpam- pejaga rumah Killa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Raden tidak peduli dengan tenaganya yang tidak sebanding dengan dua satpam- pejaga rumah Killa. Ia tetap gigih ingin menerobos masuk ke dalam. Ia ingin bertemu Ratih. Ingin menemani perempuan itu dalam dukanya.

Kadang, Raden heran sendiri. Mengapa keluarga Ratih sangat over protective sekali. Seolah-olah keturunan bangsawan yang tidak bisa diganggu.

"Minggir! Gue nggak takut!" sergah Raden dengan sekuat tenaga mencoba lepas dari cekalan satpam rumah Ratih yang bertubuh kekar.

Ketika Raden masih adu kelahi dengan dua satpam itu, ia melihat Ratih diseret keluar oleh kedua orang tuanya. Bola mata Raden membeliak kaget. Dadaku sesak. Sangat-sangat merasa bersalah.

"Pergi kamu!"

Raden yakin, wanita paruh baya yang tengah menunjuk-nunjuk Ratih itu adalah ibu kandungnya. Mereka terlihat mirip.

"Papa...." Ratih merintih di bawah kaki Rudi.

Melihat dengan sepasang mata milik Raden sendiri, Ratih diseret keluar hingga ke halaman rumahnya yang luas itu. Raden naik pitam. Ia seakan berkaca pada diri sendiri. Dulu, ia sering diusir begitu oleh orang tuanya. Hatinya terluka saat melihat orang lain sekarang ada di posisi itu.

Dengan penuh amarah, Raden menyentah cekalan tangan dari dua satpam yang menghimpitnya.

Raden langsung berlari menghampir Ratih. Ia melindungi perempuan itu saat pukulan keras akan mengenai pundaknya.

"Raden...." Ratih membuka matanya. Ia sempat memejamkan mata. Perempuan itu sudah pasrah saja saat dipukuli oleh papa dan mamanya karena ia memang salah.

Raden memeluk Ratih semakin erat. "Bapak kalau mau marah, silakan marah saja sama saya."

"Siapa kamu, hah?!" baik Rudi dan Adinda saling bertatapan. Bingung.

Ratih dari tadi bungkam saat ditanya siapa pelakunya. Ia tidak mau membuka mulut sama sekali dan memilih dipukuli oleh kedua orang tuanya.

"Saya Raden. Saya yang akan bertanggung jawab atas Ratih," ujar Raden dengan tegas.

Ratih, ini kesalahan kita berdua. Lo nggak boleh nanggung ini sendirian.

Kemudian, amarah Rudi dan Adinda semakin meluap-luap. Namun, mereka tidak memukuli Raden lagi.

Rudi dan Adinda tetap mengusir Ratih meskipun putrinya itu memohon ampun dan meminta maaf ribuan kali.

"Mama... Mama...." teriak Ratih putus asa.

Adinda melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, diikuti oleh suaminya di belakang. "Pergi kamu dari rumah ini."

"Kamu bukan bagian dari keluarga ini lagi," tukas Rudi seraya membanting pintu sekeras mungkin.

BersamamuWhere stories live. Discover now