Finale - Parkbros

624 46 23
                                    

Finale

.

Jatuh cinta adalah perasaan manis yang dirasakan oleh semua orang. Jatuh cinta tidak mengenal waktu dan tempat. Tidak juga mengenal siapa orang yang dipilih untuk menjadi tempat berlabuhnya sebuah perasaan.

Itu prinsip yang dipegang teguh oleh Park Jaehyung selama dua puluh tujuh tahun hidupnya. Barangkali prinsip itu juga yang mengantarkan sang cupid menembakkan panah cintanya pada seorang pemuda yang lebih muda satu tahun darinya, Park Sungjin.


Lima tahun lamanya keduanya saling mengenal. Dan dua tahun menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Menjalani suka duka. Tangis tawa. Dan semua emosi lainnya.

Bertahun-tahun saling mengenal pun mereka masih sering berselisih. Beberapa kali tidak bisa memahami karakter satu sama lain. Beruntung semua bisa teratasi dengan baik sehingga hubungan mereka tidak terganggu sama sekali.

Sejak beberapa bulan belakangan pagi hari Jae diisi dengan aroma wangi masakan yang menggugah selera. Begitu keluar kamar sebuah pemandangan manis tersaji. Membuat hatinya menghangat dan semakin dipenuhi cinta pada pemudanya.

Sejak beberapa bulan lalu Sungjin dan Jae memutuskan tinggal bersama. Setiap pagi Sungjin yang bangun lebih awal membuatkan sarapan pagi untuk mereka berdua sebelum berangkat bekerja. Setiap pagi juga dia akan mendapat pelukan dan kecupan di pipi dari Jae.

Semenjak Sungjin tinggal bersamanya, Jae merasa hidupnya terurus. Ada yang memasakkan sarapan untuknya. Ada yang mengingatkannya jika bahan makanan habis. Ada yang menyambutnya sepulang bekerja. Ada yang memberinya pelukan menenangkan saat menghadapi hari yang sulit.

"Good morning, sweetheart." sapa Jae sambil memeluk tubuh Sungjin dari belakang. Tak lupa memberi beberapa kecupan di pipi gembul sang kekasih.

"Morning, hyung," Sungjin membalas dengan memberi kecupan di pipi Jae. "Cepat mandi lalu sarapan."

"Morning kiss?" gumam Jae.

"Tidak mau. Tidak ada morning kiss sebelum hyung mandi." tolak Sungjin main-main.

"Kalau begitu aku yang akan mengambilnya." Jae mematikan kompor lalu menarik tubuh Sungjin hingga menyentuh meja makan.

Tanpa peringatan lagi, Jae menempelkan bibirnya ke bibir Sungjin. Mengecap rasa manis dari bibir tipis kesukaannya. Sungjin yang mendapat serangan tiba-tiba hanya bisa mengikuti. Sebisa mungkin mengimbangi permainan Jae.

Ciuman mereka terlepas setelah beberapa lama. Jae memandang mata dan bibir Sungjin bergantian. Kembali memberi kecupan kecil di bibir kekasihnya.

"Sial. Aku tidak bisa berhenti menciummu."

Sungjin mencubit pinggang Jae, "Hyung!" protesnya malu.

Jae tertawa lalu kembali mencium bibir Sungjin. Sedikit memberi gigitan di bibir bawah Sungjin hingga membuat si pemilik memekik kaget. "Aku mandi dulu."

"Sudah sana." usir Sungjin. Bahaya jika Jae tidak segera mandi. Bisa-bisa bukannya sarapan malah dia yang jadi makanan pemuda jangkung itu.

Selesai mandi mereka berdua sarapan. Di tengah sarapan keduanya terlibat obrolan ringan.

"Ah, hyung, hari ini aku ke Busan boleh? Ibu memintaku pulang," ucap Sungjin.

Semalam ibunya menelepon dan memintanya pulang. Kedua orang tuanya rindu pada Sungjin. Karena semua pekerjaan Sungjin selesai maka pemuda berisi itu menyanggupi permintaan sang ibu.

Sungjin'sWhere stories live. Discover now