Day 8

463 37 6
                                    

[ 30 hari bercerita ]


.


Regret


.


Seoul sedang panas-panasnya hari ini. Bahkan saat malam menjelang pun rasanya masih saja panas. Dan Park Sungjin bukanlah orang yang bisa berdamai dengan panas.


Sejak siang tadi mood Sungjin naik turun. Rasanya ingin sekali memarahi orang lain. Meluapkan kekesalannya. Tapi Sungjin tahu diri, tidak semua bisa dia marahi seenaknya. Tunggu sampai dia pulang di rumah.


"Sungjin hyung," seseorang memanggilnya.


Begitu Sungjin menoleh, dia melihat Dowoon, juniornya di kantor, datang membawa tumpukan berkas. Sungjin tanpa sadar menghela nafas. Dowoon tampak takut-takut mendatangi seniornya. Satu ruangan tahu betapa bencinya Sungjin dengan panas, itu mempengaruhi pekerjaan juga omong-omong.


"Maaf, hyung, ketua memintaku mengantar ini padamu. Aku sudah menawarkan setengahnya untuk kukerjakan tapi ketua memintamu melakukan semuanya," ucap Dowoon.


"Tidak apa-apa. Taruh saja di meja. Kebetulan aku sedang tidak ada pekerjaan," pembohong ulung Park Sungjin. Tidak ada pekerjaan apanya. Tumpukan di meja sampingmu masih ada, rutuknya.


Sungjin hanya tidak ingin membuat Dowoon merasa bersalah. Padahal bukan salah Dowoon. Memang Sungjin saja yang sedang sensitive. Ditambah ketua divisinya yang luar biasa kurang ajar itu. Ingatkan Sungjin untuk meminta bayaran pada ketua divisinya itu.


Sungjin adalah karyawan ahli dalam akunting. Dia terkenal cekatan dan teliti. Pengecekan laporan keuangan perusahaan akan baik-baik saja jika Sungjin sudah turun tangan. Maka dari itu ketua divisi keuangan langsung menyerahkan tugas mulia ini pada Sungjin.


Laporan keuangan bulan ini terlambat. Seharusnya disetor di awal bulan. Ini sudah hari kesepuluh dan mereka baru memberikan laporan keuangan untuk dicek. Jika sudah begini maka Sungjin yang akan pusing.


Bagaimana tidak pusing, dia akan mengecek berbagai jenis laporan keuangan dari seluruh divisi. Kemudian jika laporan keuangan sudah disusun menjadi laporan keuangan perusahaan, Sungjin juga yang akan mengecek.


Sepertinya hari ini dia harus lembur.


.


Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Sungjin benar-benar melaksanakan lemburnya. Sudah tidak ada siapapun di ruangan keuangan. Semua sudah pulang. Lagipula untuk apa mereka masih di kantor jika pekerjaan sudah selesai.


Sungjin merasa lehernya kaku dan matanya panas karena memperhatikan banyak tulisan dan angka-angka. Dia bahkan merasa sudah tidak punya tenaga untuk berjalan pulang. Jadilah dia memilih menyalakan laptopnya.


Entah apa yang merasuki Sungjin sehingga dia membuka folder terlarang di laptopnya. Tidak, tidak, folder itu tidak berisi video aneh-aneh atau sesuatu yang aneh. Hanya saja itu berisi foto dan video Sungjin bersama mantan kekasihnya.

Sungjin'sWhere stories live. Discover now